✨🤍✨
.
.
.
.
.Nachia masih terdiam dengan tatapan bingung di dalam dekapan Zee. Apa maksut om om di depannya ini bilang dia adalah papinya. Nachia juga merasakan pelukan Zee kali ini sangat erat, sampai membuatnya sedikit merasa kesulitan bernafas tapi untungnya tidak lama setelah itu Zee melepaskan dekapannya.
"Om Zee bohong ya? Om Zee bilang seperti itu karena kasihan lihat aku sakit?" Tanya Nachia sambil menatap lekat mata laki laki dihadapannya.
Zee menggeleng, "Papi nggak bohong"
Nachia masih bingung dengan semua fakta yang baru saja ia ketahui ini, rasanya ini seperti tidak nyata namun nyata. Gimana ya? Karena itu, Nachia menoleh ke arah Chika yang berdiri di belakang Zee.
"Mami" Panggilnya,
Chika bergerak menghapus air matanya yang sedari tadi mengalir deras, lalu ia berjalan mendekat menuju Nachia.
"Iya sayang? Masih sakit badannya?" Chika berusaha mentralkan suaranya yang bergetar agar terdengar biasa saja dihadapan Nachia,
"Mami, apa maksutnya Om Zee bilang dia adalah papi aku? Om Zee bohong ya mami?"
Chika terdiam, ia bingung harus memberikan jawaban seperti apa atas pertanyaan yang Nachia lontarkan. Namun kebingungannya tak bertahan lama saat pintu ruangan terbuka menampilkan Aya, Gracia dan Sean.
"Om Zee memang benar papi kamu sayang" Ucap Aya
Nachia mengalihkan pandangannya, kembali menatap Zee.
"Jadi beneran, Om Zee papi aku?"
Zee mengangguk,
Nachia meneteskan air matanya, sekarang ia benar benar tidak sedang mimpi kan? Seseorang dihadapannya ini benar papinya. Ternyata Tuhan menjawab doa doa yang selalu Nachia langitkan setiap malam untuk mempertemukannya dengan sang papi.
Zee kembali memegang kedua pipi Nachia, memintanya menatap lekat kedua matanya.
"Nachia sayang, anakku. Maaf nak, papi baru muncul sekarang. Maaf, papi selama ini nggak berusaha mencari keberadaan kamu. Maaf untuk semua luka yang kamu rasakan selama lima belas tahun ini karena tidak ada papi disamping kamu. Maaf karena sempat tidak mengenalimu, maaf untuk semuanya. Nachia boleh kok marah sama papi, Nachia boleh benci sama papi karena memang papi pantas mendapatkan semua itu" Zee berkata tanpa bisa menahan air mata untuk tidak turun membasahi kedua pipinya,
Nachia terdiam sambil terus menangis dan menatap lekat kedua mata papinya.
"Maaf sayang" Tambah Zee karena melihat Nachia tidak memberikan respon apapun.
"Papi" Panggil Nachia lirih, Zee hanya diam menunggu sang putri melanjutkan bicaranya,
"Nachia setiap hari menahan marah kepada teman teman karena mereka selalu bilang Nachia tidak punya ayah, Nachia setiap hari bertanya kenapa papi tidak pernah muncul dikehidupan Nachia. Selalu berpikir juga apa Nachia ini anak yang tidak diharapkan oleh papi makanya papi tidak mau menemui Nachia?"
Zee menggeleng,
"Papi, Nachia rasanya ingin sekali marah kepada papi saat ini. Tapi, Nachia ingat setiap malam menangis meminta kepada Tuhan untuk mempertemukan kita. Sekarang, Tuhan sudah mengabulkannya, papi. Temu yang Nachia tunggu akhirnya telah tiba hari ini"
Nachia kembali menubrukkan diri didalam dekapan hangat Zee. Untuk pertama kalinya ia menumpahkan air mata di dada sang papi, ya walaupun waktu itu sudah pernah saat di taman dan saat ia hampir diculik tapi kan posisinya saat itu dia belum tau kalau Zee adalah papinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temu Yang Ditunggu (END)
ChickLitKamu bisa pergi kemanapun kamu mau, tetapi pada akhirnya cinta tau dimana rumahnya maka dari itu ia tau kapan dan kemana ia harus pulang - Zee & Chika . . . . . . . . . .