✨🤍✨
.
.
.
.
.Nachia berdiri didepan pintu ruang kerja yang terdapat Zean didalamnya, ia ragu apakah harus mengetuk atau tidak pasalnya ia mendengar dari luar Zean seperti sedang fokus berbicara dengan rekan kerjanya.
Tok.. tok.. tok..
"Iya"
Setelah mendapat jawaban dari dalam, Nachia baru berani membuka pintu,
"Papi" Panggil Nachia pelan, dengan posisinya yang masih berdiri dipintu,
"Kenapa sayang?"
"Nachia boleh minta tolong diantar pulang? Tapi kalau papi sedang sibuk nggak apa apa kok, Nachia bisa pulang naik taksi"
Zean melihat ke arah laptop yang ada dihadapannya, sebenernya saat ini ia sedang mengikuti meeting penting. Harusnya juga hari ini datang langsung ke kantor tapi pagi tadi ia memohon kepada sang papa untuk bergabung melalui online saja karena tak mau meninggalkan Nachia dirumah. Tentu saja Sean mengizinkan walau dengan sedikit terpaksa, tapi ia paham jika putra nya itu sedang ingin menghabiskan waktu dengan Nachia.
"Boleh, tapi tunggu papi limabelas menit lagi bisa nak?"
Nachia mengangguk, "Nachia tunggu dibawah bersama oma ya papi"
Zean mengiyakan, lalu Nachia bergerak kembali menutup pintu ruang kerja Zean dan mulai melangkahkan kaki menuju ruang tamu.
"Kamu beneran mau pulang sekarang sayang? Nggak mau nginep disini lagi aja? Oma masih pengin bobok sama kamu loh" Ucap Gracia setelah Nachia duduk bersamanya disofa,
"Bukannya Nachia tidak mau oma, tapi Nachia sudah janji ke mami kalau nginepnya hanya satu malam. Nanti kapan kapan Nachia pasti bakal nginep disini lagi"
Gracia menghela nafas pasrah, lagian ia juga tak mungkin memaksakan kehendaknya. Sebenernya ia masih sangat ingin Nachia berada disini, ya walaupun biasanya bocah itu setiap hari memang berada disana tapi kan biasanya hanya untuk bermain sebagai sahabat Nala, kali ini rasanya berbeda setelah tau bahwa Nachia adalah cucunya, ia juga ingin bisa memeluk erat Nachia setiap waktu seperti yang ia lakukan ke Nala.
"Yasudah kalau begitu, tapi janji ya harus sering sering kesini"
"Iya oma, Nachia janji akan sering kesini seperti biasanya. Oma jangan sedih, Nachia jadi merasa bersalah"
Gracia tak menjawab namun tangannya bergerak merengkuh tubuh Nachia untuk dibawa ke pelukannya.
"Nggak apa apa, jangan pikirkan oma sayang, yang terpenting Nachia harus selalu bahagia, jaga diri baik baik ya nak, harus selalu nurut sama perintah mami"
Nachia mengangguk sambil mengeratkan pelukannya pada Gracia,
"Nachia juga jangan terlalu memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak dipikirkan, sayangnya oma ini hanya boleh memikirkan hal yang happy happy aja, kalau ada apa apa jangan pernah sungkan datang dan cerita ke oma, oma selalu disini kapanpun Nachia mau"
"Terimakasih oma, Nachia sayang sekali sama oma Gracia" Gadis itu memberikan sebuah kecupan pada pipi kanan sang oma,
"Oma juga sayang sekali sama Nachia" Tak mau kalah, Gracia pun membalas dengan memberi kecupan juga pada wajah Nachia kali ini di banyak tempat dan berulang kali sampai membuat Nachia tertawa karena kegelian.
"Hahahaha oma sudah"
Gracia menghentikan aksinya kala melihat Zean turun dari tangga,
"Tuh papinya udah, gih sana berangkat, nanti malah kesorean kasian kamunya nggak bisa istirahat"
KAMU SEDANG MEMBACA
Temu Yang Ditunggu (END)
ChickLitKamu bisa pergi kemanapun kamu mau, tetapi pada akhirnya cinta tau dimana rumahnya maka dari itu ia tau kapan dan kemana ia harus pulang - Zee & Chika . . . . . . . . . .