TYD - delapanbelas

3.9K 534 64
                                    

✨🤍✨
.
.
.
.
.




"NACHIA!"

Zee dan Nala sontak terkejut dan langsung berlari kala menyaksikan tubuh Nachia tersenggol oleh salah satu pengendara motor yang tengah melintas disana. Sepertinya Nachia tidak melihat kanan dan kiri saat menyebrang terus juga si pengendara motor terlihat melaju dengan cepat.

"Nachia! Kamu nggak apa apa?" Zee langsung merengkuh tubuh Nachia, diangkat nya menuju bangku tempat mereka duduk tadi.

"Nachia baik baik saja kok om"

"Tapi ini tangan kamu berdarah Nachia" Panik Nala yang melihat siku sahabatnya mengeluarkan darah yang jumlahnya lumayan banyak.

"Kita ke rumah sakit ya" Ajak Zee,

Nachia sontak menggeleng, "Nggak usah om, ini cuman luka kecil nanti biar diobatin sama mami aku"

"Ini darahnya lumayan banyak Nachia, kita ke rumah sakit biar dokter bersihin luka kamu, takutnya malah jadi infeksi atau ada bakteri yang kita nggak tau"

Nachia pun pasrah saat Zee terus memaksanya untuk dibawa ke rumah sakit, Nala pun begitu. Dengan langkah cepat mereka pergi menuju ke rumah sakit terdekat.

Terlihat ada seorang suster membawa Nachia ke ruang UGD untuk membersihkan luka serta memberinya obat supaya lukanya cepat kering dan tidak infeksi atau bengkak. Menyaksikan Nachia yang sedang duduk di bangsal rumah sakit sambil diobati, tiba tiba pikiran Zee tertuju pada suatu hal.

"Nala, kamu tungguin Nachia disini dulu ya, om mau keluar sebentar" Pamit Zee yang dibalas anggukan oleh keponakannya,

Zee pergi menuju resepsionis, dan menemui salah satu perawat disana.

"Selamat sore, ada yang bisa kami bantu?" Salam hangat diberikan oleh sang perawat,

"Sore sus, saya mau tanya apakah di rumah sakit ini tersedia layanan tes DNA?"

"Disini tersedia tes DNA dengan berbagai metode dan juga ada beberapa pilihan jangka waktu mengetahuinya pak, semuanya dibedakan oleh harga dari masing masing"

Zee mengangguk, "Saya ingin yang paling cepat hasilnya, pakai sample darah saya dan anak yang baru saja saya antar ke UGD tadi, kira kira yang paling cepat hasilnya bisa keluar kapan ya?"

"Yang paling cepat bisa diketahui satu kali dua puluh empat jam, pak"

Zee lagi lagi mengangguk dan mengiyakan, lalu salah satu suster mulai mengambil sample darahnya. Besok ia akan kembali lagi ke rumah sakit ini untuk mengambil hasilnya. Tak lama setelah itu, Zee kembali ke ruangan Nachia.

"Sudah selesai?" Saat melihat tangan Nachia sudah tertutup kain kasa,

Nachia mengangguk, "Tapi, tadi ada suster lagi datang terus ambil darah Nachia dari jari telunjuknya Om, katanya untuk keperluan tes. Tes apa ya?" Tanya Nala,

"Hmm mungkin tes lab, untuk mengetahui apakah ada bakteri yang masuk ke tubuh Nachia lewat lukanya tadi atau tidak" Bohong Zee, ia tak mungkin jujur jika suster tadi mengambil darah Nachia untuk keperluan tes DNA.

Nala membantu Nachia bangkit dari duduknya, "Sekarang kita mau kemana? Masih mau main lagi atau pulang?" Tanya Zee pada keduanya,

"Pulang saja deh om, lagian ini sudah cukup sore, takut mami cari cari aku"

Zee mengangguk, "Sebelum pulang, kita makan dulu ya?"

Nala dan Nachia kompak menjawab iya, karena sepertinya anak anak ini mulai kelaparan akibat terlalu banyak bermain di taman tadi.

Temu Yang Ditunggu (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang