✨🤍✨
.
.
.
.
.
Minggu pagi menuju siang ini Chika gunakan untuk duduk bersantai bersama sang ibunda sembari menikmati secangkir matcha latte favorit nya sambil menonton sebuah drama yang berasal dari negara gingseng.
"Mami, oma"
Chika dan Aya menoleh saat mendengar panggilan dari Nachia,
"Mau kemana kamu?" Tanya Chika karena melihat Nachia berpakaian rapih serta membawa tas selempang kecil di bahunya.
"Ke rumah papi"
"Istirahat aja lah dirumah mumpung hari libur, lagian kemarin kan udah ketemu" Kata Chika karena ia merasa sang anak beberapa hari ini terlalu aktif dan banyak yang dipikirkan, ia tidak mau sampai Nachia kecapekan dan kembali jatuh sakit seperti kemarin.
"Tapi Nachia dan Nala sudah janji mau nemenin oma Gracia sama opa Sean pergi main golf mami"
Apakah tega seorang Chika berkata tidak jika sang anak sudah memohon sambil menampilkan puppy eyes nya? Tentu saja tidak.
"Yasudah, tapi jangan nginep ya! Besok kan sekolah"
"Siap laksanakan" Nachia berkata sambil mengangkat tangan kanannya menyerupai gerakan hormat.
"Eh tunggu, mau naik apa?" Chika menahan tangan Nachia saat gadis itu hendak melangkahkan kaki menuju keluar rumah.
"Dijemput sama papi, kayaknya udah didepan sih, mami mau ketemu papi dulu?"
"Nggak"
Nachia melirik ke arah Aya dan tersenyum penuh arti, cucu dan oma itu seperti saling memberi kode yang membuat Chika berdecak kesal karena ia tidak mengerti apa yang mereka tertawakan.
"Ngapain sih? Bunda sama Nachia pasti aneh aneh ya?" Tuduh Chika pada keduanya,
"Apalah mami, orang Nachia cuman senyum sama oma" Elak Nachia,
"Tauk kenapa sih, orang cuman senyum doang" Tambah Aya
Chika memutar bola matanya malas melihat tingkah sang anak dan sang ibunda, apalagi mengingat hal memalukan kemarin saat Aya berteriak ketika ia dan Zean tengah berbicara berdua di ruang tamu. Sungguh malu Chika mengingat kejadian kemarin.
Setelah selesai berpamitan kepada Chika dan Aya, Nachia mulai melangkahkan kaki menghampiri Zean yang ternyata memang sudah menunggu didepan rumah, tanpa berlama lama Nachia langsung masuk kedalam mobil sang papi.
Nachia bergerak mencium tangan Zean, "Papi kenapa nggak turun?"
"Nggak apa apa, kamu udah izin kan sama mami sama oma?"
Nachia mengangguk mantap, karena memang benar kan dia sudah berpamitan kepada mami dan omanya jika ia akan pergi ke rumah Zean.
"Temani papi makan dulu boleh? papi belum sarapan soalnya"
"Kok bisa? Ini kan sudah siang papi, sudah hampir jam makan siang malah, kenapa tidak sarapan? Nanti kalau papi sakit gimana? Nanti Nachia sedih terus khawatir loh"
Zean terkekeh mendengar ucapan Nachia yang panjang kali lebar itu, benar benar mirip Chika saat sedang ngomel.
"Ish papi malah ketawa! Nachia sedang serius ya!"
"Iya iya maaf, habisnya kamu kalau ngomel gitu lucu sih, tadi papi cuman sarapan hot chocolate karena nggak mood makan pagi, eh sekarang malah laper, jadi kamu mau nggak nemenin papi makan?"
Nachia hanya ber-Oh ria mendengar penjelasan yang Zean berikan, "yasudah mau, papi mau makan apa?"
"Soto yang ada didepan SMA 48, sudah lama papi nggak makan disana padahal dulu hampir setiap hari"
KAMU SEDANG MEMBACA
Temu Yang Ditunggu (END)
ChickLitKamu bisa pergi kemanapun kamu mau, tetapi pada akhirnya cinta tau dimana rumahnya maka dari itu ia tau kapan dan kemana ia harus pulang - Zee & Chika . . . . . . . . . .