TYD - enampuluh dua

3.6K 536 54
                                    

✨🤍✨
.
.
.
.
.




Hari minggu siang ini, seluruh keluarga Garth beserta besannya alias ibunda Chika tengah berkumpul dirumah Sean dan Gracia. Harusnya, orang tua Aldo juga diundang tapi sayang sekali mereka sedang ada acara lain yang tidak bisa ditunda. Pagi pagi sekali tadi, Zean dan Chika sudah sampai dikediaman Garth. Sementara Nachia dan Aya menyusul setelahnya. Kalau Christy dan Aldo beserta Nala sih, memang tinggal disana atas permintaan Gracia.

Mereka semua baru saja menyelesaikan acara makan siang bersama, sekarang saatnya bersantai di ruang keluarga sambil sesekali bercanda tawa.

"Nachia sama Nala main di gazebo ya" Izin Nachia kepada para orang tua, setelah mendapat anggukan, dua gadis itu segera melangkah menuju gubuk kecil yang memang Sean siapkan di samping rumah untuk sekadar bersantai.

Setelah Nachia dan Nala pergi, Chika melirik ke arah Zean, ia seperti memberi kode. Zean pun mengangguk paham.

"Pa, ma, bunda dan semuanya, ada sesuatu yang mau Zean dan Chika sampaikan" Kata Zean sambil melirik ke arah sang istri,

"Mau nyampaikan apa kak? Keliatannya serius banget, everything fine kan?" Respon Gracia melihat wajah putra nya yang sepertinya akan membahas hal yang cukup penting.

Sementara yang lain terdiam, menunggu pasangan suami istri itu melanjutkan ucapannya.

"Jadi gini... "

"Apa ka zee? Jangan setengah setengah dong, aku udah penasaran banget nih" Sahut Christy yang sedari tadi memasang wajah penasarannya.

"Jadi gini dek, kamu inget kan beberapa waktu lalu kasih saran ke kakak buat coba main ke panti biar Nachia bisa main sama anak anak disana"

Christy mengangguk, karena memang ia ingat siang itu ia yang memberi saran kepada Chika.

"Nah, akhirnya kami beneran datang ke panti pas weekend, terus ada satu anak panti yang bener bener mencuri perhatian Chika dari awal, namanya Trisha, usianya selisih dua tahun dibawah Nachia. Terus ternyata pas Chika samperin dan ajak bicara, dia mengalami hal hal sulit dari kecil. Dan kemarin, Chika hampir ketabrak dijalan, dan anak itu yang nyelamatin" Jelas Zean,

"Astaga sayang? kamu nggak apa apa? Ada yang luka? Kandungan kamu?" Mendengar penjelasan Zean, Aya terlihat sangat panik.

"Chika baik baik aja kok bun, dan semuanya berkat anak itu" Balas Chika,

"Syukurlah kalau kamu baik baik saja sayang, lain kali lebih hati hati ya, kamu juga kak! Harus lebih ekstra jagain istrinya" Peringat Gracia kepada Zean, mereka berdua mengangguk.

"Jadi, ini intinya mau bilang apa?" Tanya Papa Sean yang akhirnya mengambil suara setelah dari tadi terlihat diam.

"Zean dan Chika berencana ingin mengadopsi anak tersebut"

"Apa?!" Kompak semuanya, mereka terkejut mendengar hal yang disampaikan oleh Zean dan Chika.

"Nachia tau semua ini? tentang anak itu?" Tanya Aldo,

"Kalau tau sih tau, karna waktu dipanti mereka sempat kenalan, tapi ya gitu deh Nachia nya jadi bete setelah tau anak itu deket deket sama aku. Dan untuk masalah ini, kami belum kasih tau Nachia, niatnya setelah semuanya setuju baru nanti Chika sama mas Zean akan bicara sama Nachia" Jawab Chika

"Zean, Chika. Kalian kan tau sendiri apa yang sedang Nachia rasakan. Urusan adik yang di kandungan Chika aja belum selesai, gimana bisa kalian mau menambahkan beban buat dia dengan adik lain yang bahkan hampir seumuran sama dia?" Ujar Papa Sean.

"Chika, kamu kan paham gimana sifat anakmu itu dari kecil selalu cemburu dan nggak suka kalau kamu dekat ataupun main sama anak anak yang seumuran sama dia. Gimana bisa sekarang malah kamu kepikiran buat ngadopsi anak? Kalian nggak mikirin perasaan Nachia? Gimana mentalnya, apakah siap langsung menjadi kakak dari dua adik dalam waktu yang berdekatan padahal sebelumnya dia anak tunggal" Kali ini yang berbicara adalah bunda Aya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Temu Yang Ditunggu (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang