✨🤍✨
.
.
.
.
.Ntah mengapa tiba tiba Nachia terpikir untuk menghubungi Zee di suasana genting ini. Sudah puluhan kali telfon ia tujukan kepada sang ibunda namun tak ada satupun yang diterima. Ia juga bingung mengapa tiba tiba pikirannya mengarah kepada seorang Zee untuk menolongnya.
Seluruh badan Nachia sudah bergetar ketakutan, ia bersembunyi di belakang pintu rumah kosong. Nachia terisak sambil terus menyebut kata 'takut' terlebih saat ia mendengar suara derap langkah yang mendekat.
"Woi anak kecil! Sembunyi dimana kamu!"
Nachia sampai menahan nafas mendengar teriakan preman preman seram itu. Sekarang dirinya menyesal mengapa tidak menuruti perintah sang mami untuk pergi nanti malam saja, ia menyesal pergi berjalan kaki sendirian.
"Mamii hiks, Nachia takut"
Nachia terduduk sambil memeluk lututnya sendiri, sekarang ia sangat bingung harus melakukan apa. Tidak ada orang di sekitar sini, jadi kalaupun ia teriak semuanya akan sia sia yang ada malah preman itu akan menemukan tempat persembunyiannya.
Brakkk!
Suara pintu didobrak membuat Nachia terlonjak kaget,
"Hahaha ternyata sembunyi disini ya" Suara salah satu dari dua preman tadi,
"Hiks mau apa kalian? Pergi!" Dengan modal nekat, Nachia berani menjawab
"Kita mau kamu! Mau harta orang tua kamu!"
"Sini ikut!"
Tiba tiba salah satu preman menarik tangan Nachia dengan kasar, gadis kecil itu berontak tidak mau namun tetap saja tenaga para preman itu jauh lebih besar darinya, mau tak mau tubuhnya terseret ikut.
"Lepas! Tolonggggg!" Teriak Nachia,
Preman preman hanya tertawa mendengar teriakan Nachia. Karena terus memberontak, akhirnya preman itu mengambil tindakan menggendong tubuh Nachia dengan diletakkan dibahunya.
Sang preman meletakkan Nachia didalam sebuah mobil, preman satunya mengikat mulut Nachia menggunakan sapu tangan agar anak itu tidak bisa berteriak dan kedua tangannya diikat kebelakang supaya tidak bisa kabur. Setelah berhasil, mereka menutup pintu mobil, lalu tertawa puas karena berhasil mendapatkan mangsa.
"Sebentar lagi kita pesta pakai uang tebusan orang tua bocah itu"
"Benar sekali, setelah ini kita akan banyak uang hahaha"
Bugg!
Dari arah belakang, ada seseorang membawa sebuah balok bergerak memukul salah satu preman.
"Brengsek! Siapa lo!" Teriak sang preman.
"Lepaskan anak itu!"
"Enak aja, langkahin kita berdua dulu kalo bisa!"
Perkelahian antara seorang laki laki dengan dua preman itu pun tak dapat terhindarkan. Berbagai pukulan saling melayang pada badan masing masing. Meskipun beberapa kali mendapat pukulan, nyatanya laki laki itu berhasil membuat dua preman tadi tersungkur tak berdaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temu Yang Ditunggu (END)
ChickLitKamu bisa pergi kemanapun kamu mau, tetapi pada akhirnya cinta tau dimana rumahnya maka dari itu ia tau kapan dan kemana ia harus pulang - Zee & Chika . . . . . . . . . .