8

90 14 2
                                    

" lo bener-bener gak punya urusan lain apa? " omel jackson bersedekap dada, kesal melihat jinyoung yang kembali ke kantor.

" gue gak ada nyetujuin ucapan lo tentang libur... " jawab jinyoung mulai membuka dokumennya setelah meminta ijin melalui pesan pada orang tua bangchan, dan kembar.

Jackson yang kesal dengan cepat berjalan ke meja kerja jinyoung, menutup kembali dokumen yang hendak di buka sekuat tenaga, lebih mirip seperti menggebrak meja.

" pulang! Pergi sana! Gue muak lihat lo yang berkutat mulu ama dokumen! "

" gue gak ada urusan di luar... setelah anak-anak pulang, barulah kami akan jalan-jalan... aku juga akan mengajak go eun juga tuan seo... " ujar jinyoung membuat jackson mengernyit bingung.

" tuan seo? "

" iya, binnie mau pergi jalan sama ayah dan ibunya... jadi aku ingin mengajak mereka pergi bersama... setelah jalan-jalan baru menjenguk ibu... " ujar jinyoung yang dibalas anggukan paham oleh jackson.

" oke lah kalo begitu, semoga hari ini cerah jadi perjalanan kalian tidak terganggu... " ujarnya kembali ke meja kerja miliknya.

" bagaimana lamaranmu? " tanya jackson penasaran.

" berjalan lancar, aku akan mengenalkan go eun pada ibu nanti... "

" kau yakin? " tanya jackson ragu.

Hm.

.
.
.
.
.

" icung, sudahlah...  berhenti merajuk... sudah lewat tengah hari kamu masih kesal dengan shunxi? " tanya felix pada sang kembaran yang tidak bersemangat.

" aku sangat, sangat kesal padanya! "

" kamu sering loh jahilin dia, tapi dia biasa aja kok... ini malah marah besar... " julid felix.

" icung gak marah sama kejahilan shunxi! Icung cuman marah sama kecerobohan dia yang ngerusakin tanah liat icung! Lixie tau sendiri icung buatnya susah payah, malah di rusakin! "

" tapi kan tanah liatnya memang icung buat untuk shunxi, gak apa dong kalo rusak... icung masih bisa buat lagi... lagian shunxi juga enggak sengaja... " ujar felix memberi masukan.

" tapi sakit lixie... rasanya seperti hadiah yang sudah susah payah icung buat justru di buang gitu aja di depan muka... meski shunxi belum tau kalo tanah liat itu untuknya... " ujar jisung membuat felix menepuk jidatnya.

" kamu melebihkan suatu hal yang bahkan tidak terjadi... sudah, nanti pulang lixie bantu buat tanah liatnya lagi... berhenti merajuk begitu.. jelek! "

" kalo aja shunxi tau rivalnya selebay ini, dia akan semakin gencar menjahilimu! "

" jangan sampai shunxi tau dong! Makin kalah saing icung nanti! " omel jisung.

" makanya! Jangan kayak anak kecil deh, adek ayen aja gak pernah ngambek.. ini hyungnya malah begitu! " omel felix.

" berisik! "

" shunxi... siapa yang kalian maksud? " tanya chenle yang entah sejak kapan sudah duduk di hadapan keduanya.

" nyambung aja kayak kereta! " gerutu jisung.

" aku punya kuping! Jadi shunxi yang kalian bahas itu siapa? "

" tetangga... teman di luar sekolah... " jawab felix membuat chenle menduga-duga.

" shunxi, keturunan tionghoa yang pindah ke korea karena pekerjaan orang tua? "

" kok tau!! " pekik jisung terkejut.

" dunia yang sangat sempit... aku gak tau shunxi tetangga kalian itu sama dengan shunxi sepupuku atau bukan... kalo benar, fixs kalian gosipin dia... "

" kok chenle bisa punya sepupu keturunan china? " tanya felix lola.

" lah? Kalian amnesia apa gimana? Aku sama renjun hyung kan keturunan tionghoa... terus aku punya sepupu jauh, namanya zeng shunxi... bentar, kayaknya aku punya fotonya deh... " ujarnya mengambil sebuah foto di dalam tasnya.

" ini bukan? " ujarnya menunjukkan seorang anak laki-laki yang berfoto di sampingnya.

" iya bener ini! Ini shunxi! " pekik jisung terkejut bukan main.

" real, dunia itu sempit... " gumam felix melongo tidak percaya.

" jadi kalian punya masalah apa sama anak sesempurna shunxi? " tanya chenle penasaran.

" gak ada.. " jawab jisung singkat.

" icung iri sama shunxi... " jawab felix membuat jisung memplototinya.

" oh... wajar sih.. " jawab chenle membuat jisung menatapnya bingung.

" wajar? "

" semua anak banyak yang membencinya karena ibu mereka selalu membandingkan sang anak dengan shunxi... shunxi di musuhin dimanapun dia berada karena dirinya yang selalu unggul..  "

" bahkan dia mendapatkan beberapa bullyan... bahkan bullyan yang dialami hyunnie tidak sebanding dengan yang dialami shunxi... "

" tapi shunxi anak yang baik... ia hanya diam saja, tidak pernah cerita apapun... bahkan aku sepupunya juga gak tau apa-apa... "

" dia dan keluarga sering berpindah karena kerjaan orang tua, aku gak nyangka kalo dia sekarang ada di korea... bahkan jadi tetangga kalian... "

" icung, kamu boleh iri sama shunxi... tapi jangan benci dia ya.. dia anak baik, jika dia salah bersikap... itu karena dia tidak tahu bagaimana caranya berteman... " ujar chenle membuat jisung menunduk sedih.

" aku gak benci kok... sama sekali enggak... justru karena ada shunxi sebagai tetangga, rumah yang baru aku dan lixie tinggali jadi lebih ramai... aku hanya kesal dengan dirinya yang selalu menang itu saja... " jawab jisung membuat chenle dan felix tersenyum.

" tidak apa untuk menunjukkan bagaimana perasaanmu yang sesungguhnya icung, jangan terlalu menyamarkan diri... semua orang berhak tau bagaimana dirimu, apa yang kamu suka dan tidak suka... "

" belajarlah memulai membuka diri... cobalah pada hyunnie... kamu sayang sama saudaramu itu tapi bersikap acuh dan menyebalkan, hilangkan itu... tunjukkan perasaanmu yang sebenarnya... "

" dengan begitu kamu akan terbiasa dengan banyak hal, begitupun orang disekitarmu... mereka tidak akan mudah salah paham dengan maksud mu... " ujar chenle membuat jisung manyun.

" aku tidak menyembunyikan apa-apa tentang perasaan diriku terhadap orang lain, aku menunjukkan apa adanya! "

" lihatlah.... sangat tidak asli... hahahahaha... " ujar felix membuat chenle ikut tertawa puas.

....

* bakalan ada beberapa tokoh baru...

NOT YET, 2 ( STRAYKIDS ) HIATUSSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang