19

103 13 9
                                    

" siapa? " tanya jaemin pada hyunjin yang sibuk mengotak-atik ponsel setelah selesai menonton pertandingan balap kuda.

" jeongin, dia tadi berangkat kuliah aku yang mengantar... cuman ngasih info aja kalo bakal pulang sama andy... "

" oh.... dua itik itu memang seperti perangko.. kau mau balik ke toko atau jalan-jalan dulu? Kita bisa ke warnet... " tawar jaemin.

" ayo ke warnet, kita tanding game disana... " jawab hyunjin membuat jaemin sumringah.

" lett go!! Yang kalah, dia yang bayar biayanya... " ujar jaemin membuat hyunjin memutar bola matanya malas.

.......

" loh? Dek? Kamu disini juga? " ujar hyunjin terkejut karena bertemu dengan jeongin dan andy di warnet.

" loh, bang?! Kok dimari? Hadehh... bosen amat dah, hari-hari ketemunya hyung terus... " keluh jeongin membuat hyunjin menjewernya.

" hyung sakit! Lepas! " rengek jeongin.

" gak usah pulang lu entar! "

" kebiasaan banget, kalo ketemu berantem terus... berisik... " keluh jaemin yang tidak di hiraukan oleh jeongin dan hyunjin yang masih sibuk berdebat tidak jelas.

" susah kalo udah tabiatnya begitu hyung... dari kecil emang begitu bentukannya... toh kita juga sama berisiknya dengan mereka kalo udah ngumpul... " ujar andy.

" setidaknya tidak seberisik mereka... sudah cukup kalian adu bacot! Jadi main kagak! " omel jaemin menarik hyunjin menjauh dari jeongin.

" jadi! Tapi entar dulu! Gue belum selesai ngomelin tuh bocah! "

" gue bukan bocah hyung! Gue bahkan udah bisa buat anak! " jawab jeongin tidak senang dibilang anak kecil.

" lihat saja, akan ku adukan pada lino hyung jika kau bolos agar di rebus menjadi sop di panci panas! "

" sudah ku bilang aku tidak bolos hyung!! " gerutu jeongin kesal.

" kami gak bolos hyung, udah pulang kok... " ujar andy membela jeongin, lebih tepatnya sebagai bentuk pembelaan diri sendiri.

Ia tidak mau di tuduh sebagai pelaku pembolosan jeongin ke warnet.

" tuh dengar! "

" awas lu berdua kalo bohong! Gue aduin ke dosen kalian biar kagak lulus lu pada! " ancam hyunjin melotot pada jeongin dan andy.

" udalah ayok pergi! Kita cari meja lain! " ujar jaemin menarik hyunjin menjauh, ia sudah lelah dengan perdebatan tidak berguna abang-adik itu.

" kagak! Gue mau di sebelah jeongin! "

" lu kata gue sanggup dengerin bacotan kalian mulu?!! Kagak!! " gerutu jaemin membawa hyunjin ke meja yang paling jauh dari jeongin.

" kalian ini sudah dewasa, tidak ada yang berubah... " keluh andy.

" lu kata power ranger... " julid jeongin.

" dah ayok lanjut main! Bang hyunjin ganggu aja! Kalah jadinya! " dumel jeongin cemberut.

.
.
.
.
.

" kamu tidak apa ikut ibu kursus? Tidak balik ke gym? Ibu tidak apa sendiri... kan banyak teman ibu yang lain... " tanya jinnie merapikan rambut changbin yang berantakan.

" tidak apa bu, aku lebih baik menemani ibu ikut kursus daripada meninggalkan ibu sendiri disini... toh ada yeonjun di gym... binnie mau mengalahkan ibu dalam membuat guci cantik... " ujar changbin merangkul ibunya yang tertawa senang.

" kau ini, padahal ibu sudah lama sembuh... tapi kau masih saja menempeli ibu 24 jam... "

" 24 jam itu tidak cukup bu, aku akan menempelimu hingga kita menjadi hantu bersama... " canda changbin membuat sang ibu menggeplaknya.

" kau saja jadi hantu, ibu mau tenang di langit sana... "

" oh tentu tidak, ibu tidak akan tenang meski sudah di langit karena ayah dan aku akan terus mengganggumu bu... " canda changbin membuat jinnie geleng-geleng kepala.

" sudah, berhenti membahas kematian... tabu... "

" baiklah, mari kita membuat guci yang cantik... HALLO SEMUANYA!! " sapa changbin semangat, membuat teman-teman sang ibu di kursus menyambutnya ceria.

Sedangkan sang ibu hanya dapat menutup wajahnya dengan tangan, malu dengan sifat friendly sang anak yang sudah kelewat batas.

Bagaimana tidak? Hanya dia satu-satunya laki-laki di tempat kursus yang bergabung dalam grup arisan ibu-ibu bahkan grup ghibah di whatsapp.

Katanya sih untuk memantau circle sang ibu yang sudah bebas beraktivitas diluaran, nyatanya changbin sendiri menikmati berteman dengan kalangan ibu-ibu.

Changbin benar-benar tidak sedikitpun membiarkan sang ibu sendirian, apapun caranya ia akan selalu ada di sisi sang ibu dan selalu membuat beliau tertawa dengan kekonyolannya sesibuk dan se-strees apapun dia.

Bahkan sang ayah sudah angkat tangan istrinya di culik oleh anaknya sendiri setiap saat.

" hy bi... " sapa changbin pada seorang perempuan yang kini menatapnya galak.

" bi, bi... babi?!! "

" eunbi kan nama lo, ya udah... malah marah... lo suka di samain sama babi? " ujar changbin membuat eunbi mencubitnya kesal.

" lu bisa gak kalo disini tuh, sehari aja kagak ngerusuhin hidup damai gue?! "

" kagak lah! Pake nanya! Lu diem tuh sunyi... jadi nikmati saja semua kejahilanku... " goda changbin tertawa puas, berbeda dengan eunbi yang sangat ingin menjadikan wajah changbin sebagai wadah tanah liat.

" kalian ini serasi banget... biasanya yang berantem terus endingnya bersanding di pelaminan... awas jodoh... " ujar salah satu ibu-ibu menggoda eunbi dan changbin.

" binnie sih jelas mau, eunbi nih yang belum tau... " jawab changbin membuat riuh kelas kursus, wajah eunbi sendiri sudah merah karena malu dan salah tingkah.

" tuh dengar eunbi, changbin mau tuh sama kamu... " goda ibu-ibu, membuat eunbi tersenyum masam.

" jinnie, kamu gak mau jodohin anakmu sama eunbi... cocok loh, anak mereka nanti pasti jadi bibit unggul... "

" hahahaha... aku tidak ingin ikut campur dalam urusan percintaan anakku, biar dia saja yang bertindak sebagai laki-laki... jika dia menyukai eunbi, dia pasti berjuang... iyakan eunbi? " goda sang ibu membuat eunbi benar-benar ingin mengubur dirinya hidup-hidup.

Changbin tertawa puas dalam hati melihat wajah garang dan masam eunbi yang tidak berkutik dengan godaan ibu-ibu disana.

Ia benar-benar senang, dimana menjadi salah satu alasan ia betah di tempat kursus sang ibu.

* rupanya.... ada yang diincar sama si pendek ini...

.
.
.
.
.

Eunbi...

NOT YET, 2 ( STRAYKIDS ) HIATUSSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang