bab 18 : hari ke-40

55 8 0
                                    

Hari ini adalah hari terakhir para siswa SMA buana melaksanakan study tour di Jogja. Tepat pada pukul 09.00, beberapa jam sebelum kembali ke Jakarta, mereka menyempatkan diri untuk mengunjungi salah satu situs sejarah paling terkenal di Jogja, yaitu candi Prambanan.

Candi Prambanan, yang terletak di Jogjakarta, Indonesia, adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia dan salah satu yang paling megah di asia tenggara. Dibangun pada abad ke-9, candi ini di dedikasikan untuk trimurti, tiga dewa utama dalam agama Hindu. Brahmana sang pencipta, Wisnu sang pemelihara, dan siwa sang pemusnah.

Komplek candi Prambanan terdiri dari delapan candi utama dan lebih dari 250 candi kecil, yang semuanya berdiri megah di tengah taman yang luas. Candi utama yang merupakan candi Siwa, memiliki luas sekitar 47 m dan dikelilingi oleh candi-candi yang lebih kecil, yang di dedikasikan untuk Brahma, Wisnu, serta kendaraan masing-masing dewa.

Arsitektur candi Prambanan sangat mengesankan dengan detail ukiran yang rumit dan indah, menggambarkan berbagai kisah epik ini dengan detail yang menakjubkan, menarik perhatian para pengunjung dan peneliti dari seluruh dunia.

Sejalan dengan nilai sejarah dan arsitekturnya yang luar biasa, candi Prambanan juga menjadi pusat kebudayaan yang aktif. Berbagai pertunjukan seni, terutama sendratari Ramayana, sering diadakan di area candi, memberikan pengalaman budaya yang mendalam bagi para pengunjung.

Dengan keindahan dan keagungannya, candi Prambanan tidak hanya menjadi warisan budaya penting bagi Indonesia, tetapi juga situs warisan dunia UNESCO yang harus di lestarikan. Candi ini menjadi simbol kebesaran peradaban kuno dan kekayaan budaya Indonesia, yang terus mempesona siapa saja yang mengunjunginya.

Tak lengkap rasanya kalau tidak berfoto-foto dengan latar candi Prambanan yang sangat megah ini. Sejak turun dari bis, salsa terus menempel pada Naren. Kemana pun Naren pergi, pasti salsa ikut dengannya. Sampai Inara dan Anin pun menggeleng melihat kelakuan salsa. Untung saja mereka berhasil membujuk salsa untuk berfoto dan berkeliling sebentar dengan mereka tanpa ada Naren ataupun yang lainnya. Namun tidak ada setengah jam, perempuan itu sudah menghilang lagi, menyusul Naren yang sedang berkeliling sendirian.

"Kak, fotoin aku disitu, dong!" Ucap salsa, sembari menyerahkan ponselnya. Naren menghela nafas panjang. Kemudian, ia mengambil ponsel salsa dan memotretnya dalam beberapa kali jepretan.

Naren mengembalikan ponselnya. Salsa memperhatikan hasil foto Naren. Sangat keren, sangat bagus seperti hasil jepretan fotografer profesional yang memiliki jam terbang yang tinggi.

"Kak, bagus banget hasilnya, kak". Ucap salsa, kemudian muncul sebuah ide di otaknya.

"Kak, foto situ, deh!" Ucap salsa sembari menunjuk ke salah satu candi.

"Gak usah, Lo aja gue fotoin disitu". Balas Naren.

"Ih, kan gue udah banyak ngambil foto tadi. Sedangkan elo belum, kak". Ucap salsa. Tiba-tiba seseorang datang kepada mereka menawarkan jasa foto dengan harga yang cukup murah.

"Sini mas, mbak, saya fotoin aja. Harganya murah, kok, sekali jepret 15 ribu udah termasuk cetak". Ucap mas-mas itu.

Tentu saja salsa langsung mengiyakan tanpa persetujuan Naren. Salsa dengan antusias langsung berpose menggandeng tangan Naren, membuat laki-laki itu terkejut seketika. Naren menoleh pada salsa dengan tatapan bingungnya. Tanpa di sadari, mereka sudah di potret dalam posisi demikian.

****

"Kak, mau gak temani gue jalan-jalan?" Ajak Bella.

"Ngapain? Nanti juga kan jalan-jalan bareng sama yang lain, nggak usah suruh suruh kak Naren! Dia bukan babu Lo". Sahut salsa.

"Dih, kak Naren aja gak komentar apa-apa, kok Lo yang ribet?"

100 hari mengejar cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang