Semua postingan di akun Twitter Bella sudah viral dimana-mana. Semua orang mengira kalau Naren dan Bella memang benar-benar berpacaran, termasuk Yudha. Kemarin, Yudha yang biasanya tidak pernah datang ke sekolah tiba-tiba datang, dan memaksa untuk berbicara langsung dengan Bella dan orang tuanya. Kebetulan, orang tua Bella yang masih berada di jepang itu tidak bisa datang, begitu pula dengan Bagas yang saat itu sedang ada kesibukan yang lain, jadi hanya ada Bella seorang saja. Perempuan itu sampai gemetaran ketika ditatar habis-habisan oleh seorang Yudha Pratama dirgantara. Yudha tentu tidak setuju jika anak bungsunya itu berpacaran. Ia takut sekolah anaknya jadi berantakan karena mengurusi anak orang lain.
"Saya tidak pernah menuntut apa-apa dari anak saya selain nilai, saya mengutamakan pendidikan mereka di atas segalanya. Tetapi anda, orang luar yang tidak punya validasi apa-apa, dengan tidak tahu dirinya memaksa anak saya untuk berpacaran, anda mau merusak masa depan anak saya?" Bella tertegun mendengar kalimat itu, ia tidak berani menjawab apa-apa karena takut.
Tak hanya Bella, Naren sendiri pun ikut was-was mendengar kemarahn Yudha. Meskipun Yudha marah-marah demi kebaikannya, laki-laki itu tetap merasa sedang dimarahi habis-habisan. Yudha kalau sedang marah memang kadang kala tidak bisa mengontrol bahasanya.
Naren sendiri sebenarnya tidak tahu apa-apa tentang apa yang terjadi. Bahkan, ia baru tahu kalau dirinya sedang viral setelah dicecar habis-habisan oleh yudha. Laki-laki itu tidak pernah lagi membuka semua akun sosial medianya setelah insiden foto salsa dan Niko itu sering lewat di beranda media sosialnya. Ia memang sudah melihat semua unggahan Bella yang seringkali memosting foto sedang berduaan dengannya. Laki-laki itu sudah beberapa kali memperingati gadis itu untuk segera menghapusnya karena tidak ingin membuat orang lain berspekulasi macam-macam. Namun, sepertinya perempuan itu tetap kekeh enggan menghapus semua foto-foto itu. Bella masih tetap bersikeras membiarkan foto-foto itu abadi di akun Twitternya.
Sejujurnya, Naren sangat berterimakasih kepada Yudha kali ini. Berkat dirinya, ia bisa terbebas dari gadis itu.
Hari ini, Naren kembali menjalani aktivitasnya sebagai anggota band seperti biasa.
"Widih, habis Dispen, ya, bro? Kayaknya baru keliatan, nih". Sapa Bagas.
"Cieeee yang habis kerja sampingan jadi babu". Sahut Panji, membuat teman-temannya tertawa.
Setelah percakapan singkat itu, mereka kembali melanjutkan latihan mereka untuk festival tahunan nanti. Namun kali ini ada yang berbeda, salsa mendadak tidak kelihatan ikut latihan di ruang musik semenjak skandal Naren dan Bella itu viral seantero sekolah. Perempuan itu mendadak hilang seperti di telan bumi.
****
Setelah Bella ditatar habis-habisan oleh orang tua Naren, gadis itu nampak lebih sering menyendiri. Bella tidak berani untuk berhadapan lagi dengan Naren. Hal itu tentu disadari oleh salsa. Sudah dua hari gadis itu tidak nampak lagi bersama Naren.
Saat di lorong, langkah kakinya terhenti karena tidak sengaja mendengar percakapan Bella dan Bagas.
"Cinta itu gak bisa dipaksakan, Bella. Sama hal nya kayak kamu cintanya ke Naren, tapi dia cintanya sama orang lain".
Bagas memijat pelipisnya. "Memperjuangkan cinta itu gak kayak gitu caranya. Kamu gak bisa maksa dia buat suka balik sama kamu".
Bella diam saja, membuat Bagas terus mengoceh. "Biarin dia bahagia sama pilihannya sendiri, meskipun itu bukan kamu". Ucap Bagas tegas, kemudian pergi.
Setelah percakapan itu, Bagas tidak sengaja bertemu dengan salsa di koridor. Dapat Bagas tebak kalau perempuan itu sudah mendengar semuanya.
"Kak, Lo habis berantem, ya, sama Bella?" Tanya salsa.
"Bukan berantem, gue cuman lagi nasehatin adek gue yang memang lagi rese aja". Balas Bagas, laki-laki itu tersenyum tipis.
Sementara itu, tubuh Bella meluruh di lantai dengan posisi kedua lutut di tekuk. Gadis itu menangis. Sekarang, ia menyesal telah kembali ke Indonesia. Tujuannya kembali ke Indonesia adalah untuk mendapatkan Naren menjadi milik nya. Namun, semuanya gagal. Bukan hanya gagal, tetapi ia juga sudah kehilangan muka di depan Naren.
****
Malam hari, salsa membuat janji dengan Rusdi, papahnya untuk bertemu di cafe. Gadis itu celingukan kesana kemari mencari keberadaan papahnya.
"Disini!" Seorang pria paruh baya melambaikan tangannya.
"Mau ngapain lagi, sih, pah?" Tanya salsa setelah duduk di depan pria paruh baya itu.
"Ada yang perlu papah bicarakan sama kamu". Ucap Rusdi.
"Mau bicarain apa lagi, sih, pah? Bukannya semuanya udah kita bicarain waktu itu?" Tanya salsa.
Bukannya menjawab, tapi pria paruh baya itu malah mengeluarkan beberapa dokumen seperti beasiswa, sertifikat rumah, paspor, dan dokumen lainnya yang mana semuanya atas nama salsa, membuat gadis itu mengernyit bingung.
"Ini semua apa, pah?" Tanya salsa.
"Ini semua sudah papah siapkan untuk membawa kamu ke London dalam waktu dekat". Ucap Rusdi.
"Sekolah, tempat tinggal, dan semua keperluan kamu disana sudah papah siapkan semuanya". Sambung pria paruh baya itu.
Mulut salsa menganga lebar. "Maksud papah apa? Papah mau midahin aku sama mamah?" Salsa bertanya gamang.
"Bukan gitu maksud papah, papah gak bermaksud memisahkan kamu dengan mamah kamu. Papah cuman mau kamu punya kehidupan yang lebih baik. Dan, papah rasa, hidup kamu disana bisa lebih baik daripada disini". Ucap Rusdi.
"Papah udah ngomong sama mamah?" Tanya salsa. Pria paruh baya itu menggeleng pelan.
"Papah baru bicarain ini sama kamu, nak". Kalimat itu dengan santainya meluncur dari mulut Rusdi.
"Kamu bisa bicarakan ini sama mamah kamu. Kamu bisa yakinkan mamah kamu, karena ini semua demi kebaikan kamu". Ucap Rusdi.
Salsa menghela nafas berat. "Pah, disini hidup salsa udah baik-baik aja sama mamah, bahkan hidup aku jauh lebih baik tanpa kehadiran papah". Balas salsa. Ia yakin ada maksud terselubung dibalik semua dokumen dokumen ini. Namun, apa maksud dibalik itu semua tidak ada yang tahu.
"Papah tau, tapi..."
"Nggak, pah, aku gak akan ikut kemauan papah". Salsa memotong ucapan Rusdi, sebelum laki-laki itu melanjutkan kalimatnya.
"Papah melakukan ini demi masa depan kamu".
"Makasih, pah, tapi, aku gak bisa. Aku gak bisa ninggalin mamah sendirian disini". Ucap salsa tetap keukeuh dengan ucapannya.
Pria paruh baya itu diam saja. Kemudian, ia berdiri menghampiri putrinya. Ia memegang kedua pundak putri sulungnya itu. "Papah beri kamu waktu untuk berdiskusi sama mamah kamu serta untuk kamu berpikir matang-matang lagi. Kasih tau papah kalau kamu berubah pikiran". Ucap Rusdi terdengar jelas di telinga salsa.
"Aku gak akan berubah pikiran". Ucap salsa.