Lima hari berlalu begitu cepat. Hari ini menjadi hari yang paling ditunggu-tunggu oleh para murid, yaitu study tour ke Jogja. Biasanya acara ini akan dimanfaatkan oleh para siswi untuk caper ke para anggota comic5, terutama ke Naren. Salsa sudah lengkap dengan jump suit jeans dan sepatu sneakers merah miliknya. Rambutnya dibiarkan menjuntai sampai ke bahu.
Pukul 05. 30, salsa berhasil datang tepat waktu di sekolah. Tebakan salsa salah jika sekolah masih sepi. Nyatanya, sudah banyak murid yang datang di jam-jam segini. Berhubung Anin dan Inara belum kelihatan batang hidungnya, gadis itu menghampiri panji dan Gerry yang sedang mengobrol. Panji melambai-lambaikan tangannya ke arah salsa setelah melihat gadis itu datang. "Selamat pagi!" Sapa salsa riang.
"Pagi juga". Balas panji dan Gerry bersamaan.
"Loh, kakak-kakak yang lain pada belum datang?" Tanya salsa .
"Paling bentar lagi juga sampe". Jawab panji.
"Udah sarapan?" Tanya Gerry perhatian.
Salsa menyengir sambil menggelengkan kepalanya membuat Gerry terkekeh pelan. Lalu Gerry mengeluarkan sesuatu dari ranselnya kemudian menyodorkannya kepada salsa. "Makan dulu, nih!" Ucap Gerry sembari memberikan sepotong roti pada salsa.
"Gak usah, kak, makasih. Gue udah bawa bekal sarapan kok dari rumah". Balas salsa menolak dengan sopan.
"Ya udah, deh, kalo Lo gak mau, rotinya berarti buat gue". Panji hendak merebut roti itu dari Gerry.
"Enak aja! Lo tadi udah makan nasi uduk 3 piring, Bambang!" Sahut Gerry ketus.
"Gue kan masih laper, babi!"
"Good morning epribadih! I'm so... Apa yah?" Raka tak jadi mengucapkan karena lupa. "Eh, ji, bahasa Inggrisnya semangat apa?" Tanya Raka pada Panji.
"Excited".
"I'm so excited today". Lanjut Raka heboh.
"Nggak usah sok bule Lo, Rak. Elo bukan Bagas". Ucap Gerry mengomelinya, membuat mata Raka melotot.
"Suka-suka gue, dong! Mulut juga mulut gue, sirik aja Lo!"
"Si kunyuk, kayak yang nilai bahasa inggris Lo bagus aja". Sahut Gerry ketus.
"Emang nilai bahasa inggris Lo berapa?" Tanya Raka.
"Lima puluh".
"Dih, pinteran gue, dong! Gue lima puluh dua".
"Ya pinteran gue, dong, kak". Sahut salsa ikut nimbrung.
"Emang nilai Lo berapa?" Tanya panji.
"Empat puluh". Jawabnya polos membuat mereka terbahak kencang. Dunia bisa hancur kalau mereka disatukan.
****
Hari ini Naren bangun lebih pagi dari biasanya. Pukul 05.00 laki-laki itu sudah terlihat sangat rapih dengan kaos hitam polos dan celana Jogger warna senada. Tak lupa dengan tas ransel di punggungnya.
Naren tadinya sudah sangat bersemangat karena mencium aroma masakan kesukaannya, yaitu mie goreng dan telur dadar. Namun semangatnya memudar saat mendapati Yudha dan Niko yang sudah rapih dengan setelan kerjanya. Naren melewatinya begitu saja karena tidak ingin bertemu dengan mereka.
"Mas, gak sarapan dulu?" Teriak Bi Neneng dari arah dapur. Namun laki-laki itu berpura-pura tuli.
Mobil Naren melaju dengan kecepatan normal hingga sampai di sekolah dengan tepat waktu. Saat sampai di sekolah ternyata teman-temannya sudah sampai lebih dulu, kecuali Bagas yang belum datang karena harus menjemput Anin terlebih dahulu.