bab 25 : hari ke-70

21 2 0
                                    

Harapan orang-orang akan hari berikutnya pasti selalu sama, yaitu hari esok akan lebih baik dari hari kemarin. Begitu juga dengan salsa. Namun, itu semua hanyalah harapan palsu. Hari yang ia jalani harinini justru lebih buruk dari hari kemarin. Jika kemarin lima puluh persen semangatnya hilang karena melihat kedekatan Naren dengan perempuan lain, maka hari ini salsa kehilangan seluruh semangatnya karena mengetahui Naren sudah menjadi milik orang lain.

Semua itu berawal dari postingan terbaru Bella di akun Twitternya. Gadis itu semalam memosting foto sedang berduaan dengan Naren di mobil yang menjadi gosip hangat di sekolah. Kenapa harus Bella? Kenapa harus dengan perempuan yang sebelumnya sempat tak berhubungan baik dengan salsa? Sepertinya, akan jauh lebih baik jika itu bukan dari orang yang salsa kenal.

"Maaf, ya, ibu cuma bisa mengajar satu jam karena ada keperluan di luar". Ucap Bu Jasmine, selesai menerangkan materi bahasa Indonesia di papan tulis.

Bukan guru bahasa Indonesia namanya kalau bukan keluar masuk kelas sesuka hati. Jangankan mengajar di kelas, sedang rapat paripurna pun sepertinya akan keluar masuk sesuka hati dengan dalih ada keperluan diluar.

"Sisa satu jam terakhir, kalian bisa gunakan untuk membuat karangan seperti contoh di buku paket halaman 100. Kalau jam pelajaran saya sudah selesai, silahkan kumpulkan di meja saya, se selesainya saja, paham?"

"PAHAM BUUUUU".

"Ya sudah, saya tinggal dulu".

Setelah Bu Jasmine keluar, semua langsung fokus dengan buku catatan masing-masing, termasuk salsa. Suasana kelas hari ini jauh lebih hening dan terkesan dingin. Tidak ada candaan, tidak ada keributan, atau sejenisnya. Semua orang fokus karena ingin cepat-cepat selesaikan tugasnya agar mereka bisa beristirahat lebih awal.

Setelah tugas membuat karangan selesai, tempat pertama yang Anin dan salsa tuju tentu saja kantin. Kali ini mereka hanya datang berdua karena Inara masih ada kelas fisika.

"MANG! BAKSO DUA, MANG!" Teriakan Anin membuat salsa sontak sedikit terlonjak.

"Buset, toa mesjid!" Omel salsa sembari mengusap-usap dadanya sendiri. Namun, gadis yang duduk di depannya itu hanya terkekeh.

"Sa, Lo beneran mau nyerah?" Tanya Anin. Sudah dapat salsa tebak arah pertanyaan Anin kemana. Sebab, ini bukan pertama kalinya Anin bertanya seperti itu. Ini sudah pertanyaan ke seratus dari orang yang sama sampai membuat salsa gumoh mendengar pertanyaan itu lagi

"Iya lah, dia aja udah jadian sama orang lain. Terus, gue bisa apa?" Salsa terkekeh di akhir kalimatnya. Anin tampak sangat berhati-hati dalam berbicara. Gadis yang duduk di depannya itu nampak enggan menyebutkan nama yang mungkin akan membuat salsa sakit hati.

Salsa sendiri sebenarnya tidak masalah. Menurutnya, selagi Naren bahagia dengan wanita yang dicintainya, ia tidak akan menyesali keputusannya untuk menjauh dari laki-laki itu.

"Kalo kata pak Habibie, jika dia dilahirkan untuk saya, kamu jungkir balik pun saya yang dapat". Anin mengingat-ingat quotes yang pernah ia baca di Instagram. Siapa tahu itu bisa memberi semangat kepada salsa yang sedang patah hati karena cinta.

"Coba lo jungkir balik aja, sa! Kalo kak Naren masih sama si Bella Bella itu, berarti dia memang bukan dilahirkan buat Lo". Sahut Anin, yang tentunya dibalas dengan umpatan kasar oleh salsa.

"Sialan Lo!" Ucap salsa cukup keras, membuat tak sedikit murid yang ada di kantin sontak menoleh pada mereka.

Salsa tersedak saat dirinya yang sedang menyeruput kuah bakso, dikejutkan oleh tepukan bahu cukup keras dari Anin. Anin yang sama-sama sedang menyeruput kuah bakso nya pun hanya memberikan kode lewat gerakan mata. Tampak Naren tengah jalan beriringan dengan seorang perempuan yang tak lain adalah Bella. Salsa sontak memalingkan wajahnya, berusaha untuk pura-pura tidak peduli.

100 hari mengejar cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang