bab 41 : bertemu lagi 2

36 6 0
                                    

Setelah acara reunian singkat itu, Naren kembali pulang setelah bersalaman dan basa-basi singkat dengan kedua pengantin.

Detik berikutnya, ponselnya berbunyi. Ada notifikasi dari seseorang yang ternyata menyuruhnya untuk cepat pulang. Ia membalas pesan itu sambil berjalan di lorong hotel tanpa memperhatikan sekitarnya. Sampai akhirnya, secara tidak sengaja menabrak seorang perempuan yang sedang buru-buru, dan membuat tas kecil yang di pegang orang itu terjatuh dan isi tas nya berantakan.

"Maaf-maaf ". Naren membungkuk, membantu orang itu membereskan isi tas nya.

Kedua mata mereka bertemu secara tidak sengaja. Detik berikutnya, perempuan itu kabur dengan secepat kilat menghindari kontak dengan Naren.

Ia hendak mengejar gadis itu, tapi punggungnya sudah menghilang dari pandangannya. Ia terdiam di tempatnya berdiri, sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Salsa?"

"Apa itu kamu?"

Naren menyadarkan lamunannya. Tadi, ia tidak sengaja bertemu dengan seorang gadis yang sangat mirip dengan salsa. Namun, hatinya antara yakin dan tidak jakun kalau itu benar-benar salsa atau hanya sekedar mirip saja. Tapi gadis itu sangat mirip dengan gadisnya yang telah lama ia rindukan kehadirannya. Entahlah, mungkin akibat dari rasa rindu yang berkepanjangan membuatnya berhalusinasi.

Laki-laki itu berjalan keluar hotel. Mobilnya melaju, menerobos jalanan yang becek akibat hujan menuju ke suatu tempat. Lima belas menit kemudian, mobilnya terparkir di sebuah gedung yang ternyata itu adalah gedung dirgantara entertainment, perusahaan yang menaunginya sebagai seorang aktor.

Dirgantara entertainment adalah salah satu cabang usaha milik Yudha Pratama dirgantara, pemilik dirgantara grup yang nantinya akan di pegang oleh Naren kalau waktunya sudah tiba.

Perjalanan dari hotel ke kantor tidak bisa dibilang mudah. Beberapa orang yang diduga merupakan sekelompok penggemar berteriak heboh lalu mengejarnya dan berusaha menghentikan mobilnya. Tidak peduli seberapa bahaya nya itu.

Ia menekan tombol pintu lift. Setelah beberapa saat pintu lift terbuka, kakinya melangkah masuk, lalu ia menekan salah satu tombol yang akan membawanya ke salah satu lantai yang menjadi tujuan utamanya. Setelah pintu lift kembali terbuka di lantai lima yang menjadi tujuannya, kakinya melangkah menuju sebuah ruangan yang ternyata itu adalah ruangan CEO.

"Jadi, gimana kontrak kerja sama kita sama designer yang namanya Lisa itu?" Tanya Naren pada William, CEO dirgantara entertainment. Sementara Lisa, adalah seorang designer terkenal yang tidak pernah menampakkan wajahnya di platform media sosial, membuat semua orang penasaran ingin melihat wajahnya. Tapi, meskipun wajahnya tidak pernah nampak, orang-orang tetap mengenalnya dengan karyanya.

"Nanti malam kamu ikut saya ke restoran anggrek, kita ketemuan sama Lisa disana". Ucap William yang langsung diangguki oleh Naren walaupun sebenarnya ia sendiri juga bingung kenapa seorang designer terkenal seperti Lisa memilih restoran anggrek yang notabene restoran tempat para remaja SMA berkencan atau berkumpul dengan teman disana.

Restoran anggrek. Naren tentu ingat dengan restoran itu. Itu adalah restoran yang memiliki banyak sekali kenangan tentang dirinya dan salsa saat SMA. Dulu, mereka sering berkencan di restoran itu. Setidaknya, dalam 84 hari hubungan mereka bertahan, 60 hari mereka habiskan waktu dengan berkencan di restoran itu. Dan ini, pertama kalinya Naren akan kembali menginjakkan kakinya di restoran itu.

****

Sementara itu, seorang wanita baru saja memasuki area ballroom hotel bintang lima. Seorang laki-laki nampak sudah menunggunya sambil bermain ponsel. Beberapa detik setelahnya, laki-laki itu melambaikan tangannya saat perempuan itu celingukan mencarinya.

100 hari mengejar cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang