Penampilan yang paling ditunggu-tunggu oleh para murid SMA buana pun akhirnya tiba. Lima orang pria yang mengenakan kaos putih bergambar strawberry dan celana jeans itu pun satu per satu naik ke atas panggung. Walaupun hanya mengenakan kaus putih dan celana jeans, mereka mampu menghipnotis para penonton. Terutama Naren, dengan memamerkan jidatnya saja sudah bisa membuat anak orang lain berteriak histeris.
Malam itu, panggung megah di lapangan utama SMA buana, dengan lampu sorot yang memancar ke segala arah menjadi saksi bisu dari sebuah penampilan spektakuler. Suara riuh penonton menggema memenuhi area lapangan utama SMA buana. Tiba-tiba seluruh lampu panggung meredup, menyisakan hanya satu cahaya yang menerangi mikrofon di tengah panggung.
Dari balik bayangan, panji melangkah maju dengan percaya diri, diiringi oleh suara tepukan dan sorakan meriah dari ribuan penonton. Detik berikutnya, suara petikan gitar dari Naren mulai menggema, diikuti oleh gemuruh drum dan berat nya bass yang mengisi setiap sudut lapangan, dan dilanjut oleh dentingan piano yang mampu menghipnotis setiap orang yang mendengarnya.
Setiap lagu yang dimainkan penuh dengan energi, setiap notasi terasa hidup, dan setiap lirik disampaikan dengan emosi yang mendalam. Mereka menunjukkan keahlian masing-masing, berpadu sempurna dalam harmoni yang menciptakan suasana yang begitu memukau. Vokal yang kuat, Solo gitar yang memukau, irama bass yang menggema, dentuman drum yang menegaskan tempo, dan alunan piano yang menyempurnakan melodi, semuanya bersatu dalam keselarasan yang sempurna.
Penonton tentu tidak tinggal diam. Mereka ikut bernyanyi, berteriak, dan melompat mengikuti ritme musik yang menghentak. Ada momen dimana cahaya dari pinselnyang menyala mengisi arena, menciptakan lautan bintang buatan yang berkilauan. Senyum, air mata, dan tawa bercampur menjadi satu, menciptakan momen yang tidak akan terlupakan.
Tentu salsa tidak akan melewatkan momen untuk merekam kekasihnya. Untung saja ia mendapatkan posisi berdiri yang pas untuk merekam dari samping, membuat pesona Naren semakin sempurna di matanya.
"Gila keren banget laku gue". Pekik salsa.
"Eh, keren laki gue, lah, orang dia yang nyanyi". Sahut Anin.
"Ya laki gue, dong! Kan dia yang mainin musiknya". Timpal salsa.
"Eh, lu berdua gue perhatiin ribut Mulu. Perihal siapa yang paling keren aja di ributin". Sahut Inara kesal.
Inara semakin yakin untuk tidak berpacaran dengan anggota band ataupun orang famous. Lihatlah kedua sahabatnya itu, sejak comic5 naik ke atas panggung keduanya tidak pernah berhenti meributkan siapa yang paling keren diantara dua anggota comic5 yang menjadi kekasih mereka, membuat kepala Inara hampir mau pecah meladeni mereka berdua.
"Ini besti gue bisa di tukar tambah aja gak sih?" Batin Inara.
"Makany punya pacar". Balas Anin.
"Duh, gue kalau jadi Lo berdua, gue sih ogah ya pacaran sama anak famous. Yang mau sama dia pasti banyak. Contoh, deh, Lo berdua, yakin kaga tuh banyak cewek yang mau rebut posisi Lo berdua jadi pacarnya kak Naren atau kak Bagas dan yang lainnya?" Ucap Inara, membuat salsa langsung merenung.
Benar apa yang dibilang Inara. Semua anggota comic5 itu anak famous di sekolah, sangat mungkin kalau misalkan suatu hari nanti Naren menaruh hati pada salah satu diantara mereka.
Apa ia benar-benar pantas menjadi pacar seorang Narendra Dirgantara?
****
Festival berakhir pada pukul 11.00 malam. Lapangan SMA buana sudah mulai sepi karena semua orang sudah pulang. Menyisakan salsa yang kini sedang duduk di pinggir lapangan, menunggu Naren berganti pakaian di ruang karate, sambil mengamati para tukang yang sedang membongkar panggung dan juga tenda.