Ikuti alurnya, nikmati prosesnya. Itulah yang sering dikatakan oleh kebanyakan orang. Tuhan lebih tahu, kapan kita harus sedih, dan kapan kita harus bahagia. Langit tidak selalu biru. Bunga tidak selalu mekar. Dan matahari tidak selalu bersinar. Ada kalanya langit berubah menjadi hitam. Ada saatnya bunga menjadi layu. Dan ada saatnya matahari akan tenggelam. Namun, tuhan selalu menghadirkan pelangi di setiap hujan. Tawa akan hadir setelah air mata. Akan ada berkah di setiap cobaan yang kita lalui. Dan, akan ada kemudahan di setiap kesulitan. Itulah janji tuhan yang selalu disebutkan di dalam firman-nya.
Naren tidak pernah menyangka, bahwa gadis yang ia rindukan, gadis yang ia cari selama enam tahun kini telah kembali ke pelukannya dalam versi terbaik dari masing-masing. Kemarin, ia seperti orang linglung yang tidak akan bisa bersatu kembali dengan cintanya. Namun, seperti yang orang-orang selalu katakan, rencana tuhan pasti jauh lebih baik melebihi ekspektasi nya.
Hubungan salsa dan Naren sudah membaik. Bahkan jauh lebih baik daripada sebelumnya. Kini, keduanya sudah bisa berpacaran dengan dukungan dari keluarga. Begitu pula hubungan Yudha dan Rusdi. Keduanya kembali menjadi dua orang sahabat.
Begitu pula dengan kedua orang tua salsa. Keduanya tampak jauh lebih mesra sekarang daripada sebelumnya yang lebih banyak bertengkar.
Setelah gagalnya acara pernikahan, kini acara itu disulap menjadi pesta penyambutan atas kembalinya salsa. Banyak tamu yang begitu terharu melihat kedekatan Naren dan salsa.
"Duh, ada yang pake baju pengantin, tapi kok, pengantin cowoknya make kaos oblong doang". Inara menyenggol bahu salsa. Ia memperhatikan salsa yang pandangannya tidak lepas satu detik pun dari dekorasi pelaminan yang hampir ia tempati dengan christian.
"Dih, jangan ngeledek Lo. Kalo kualat gue ketawain juga, lo". Balasnya.
Anin menggandeng tangan salsa, lalu meletakan kepalanya pada bahu salsa. Sedari tadi, ia benar-benar dibuat kagum dengan kecantikan salsa yang masih mengenakan gaun pengantin. Salsa tampil cantik dua kali lipat dari biasanya. Andai saja hari ini adalah pesta pernikahannya dengan Naren. Pasti ia sangat bahagia.
"Sa, Lo cantik tau pake baju itu. Tapi sayang, calon laki nya pake kaos oblong". Ucap Anin.
"Sedih gak Lo?" Sambungnya. Sudah salsa tebak pasti ini mengarah pada Naren.
"Kalau di inget inget sedih, sih. Apalagi enam tahun jauhan sama kak Naren". Balas salsa sebelum beranjak pergi menjauhi sahabatnya.
"BUCIN!" Teriak Anin dan Inara, meledek sang sahabat.
"Ucap dua orang yang satu dulunya hampir putus gara-gara seorang cegil yang ngaku mantannya kak Bagas, dan yang satunya lagi masih jomblo ". Salsa balas berteriak, membuat Anin dan Inara mendengus sebal di tempatnya.
Dulu, kalau dibilang hubungan Anin dan Bagas lancar-lancar saja, itu tidak benar. Mereka juga pernah hampir putus karena salah seorang cegil nya Bagas pernah mengaku jadi mantan dan bilang kalau bagas masih sayang. Kejadian beberapa tahun yang lalu sekarang dijadikan bahan ledekan oleh salsa, Inara, dan para mantan anggota comic5. Apalagi panji dan Raka yang sudah pasti maju paling depan kalau soal ledek meledek orang lain. Keduanya tidak pernah absen mengungkit masa lalu yang kelam untuk hubungan Bagas dan Anin itu. Namun di satu sisi, kejadian itu yang membuat hubungan mereka kini menjadi jauh lebih baik.
Salsa berbalik badan, mendapati Naren yang sudah berdiri di belakangnya. Laki-laki itu tersenyum manis, membuat kedua sudut bibir salsa otomatis ikut tertarik ke atas. Senyuman Naren memang untuk, tak hanya manis, tapi juga candu dan menular.
"Kamu sejak kapan berdiri disitu?" Tanya salsa, sembari berjalan mendekat.
Naren menautkan kedua alisnya, berlagak seperti tengah berpikir keras. "Belum selama kamu hampir jadi istri orang, sih". Balasnya meledek. Melihat gadisnya merajuk dengan bibir mengerucut dan wajah ditekuk adalah candu untuknya.