bab 14 : hari ke-28

71 8 2
                                    

Salsa berjalan memasuki kawasan sekolahnya seraya membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan. Hari ini ia sangat senang karena ini adalah hari pertamanya setelah resmi menjadi designer comic5. Beberapa hari yang lalu Naren telah memberi tahu teman-temannya perihal kabar baik ini. Tentu saja mereka dengan senang hati menerima kehadirannya.

Mereka juga sudah mengenal salsa tanpa diketahui oleh gadis itu. Tentu saja itu semua karena Anin yang sering bercerita tentang salsa kepada Bagas.

Hari ini, di jam istirahat kedua, salsa absen tidak ikut berkumpul dengan Anin dan Inara di kantin karena harus memulai pekerjaan pertamanya dengan ikut berdiskusi bersama para anggota comic5. Mereka berencana akan membuat sebuah lagu untuk ditampilkan di acara festival nanti. Sepanjang jalannya diskusi, salsa hanya ikut menyimak tanpa berkomentar apapun. Ia tidak mengerti apa-apa soal musik.

Selesai berdiskusi, mereka kembali latihan. Naren memainkan gitarnya. Bohong kalau ia tidak kagum dan dibuat semakin jatuh cinta dengan laki-laki yang sedang bermain gitar itu. Pandangan salsa kini fokus pada urat tangan Naren yang terlihat cukup jelas sampai tidak berkedip sekalipun.

Selesai latihan, mereka membereskan alat musik masingmasing dan meletakkan kembali ke tempat semula. Gerry, Bagas, Panji, dan juga Raka sudah lebih dulu pergi ke kelas. Tinggallah salsa dan Naren disini yang masih sibuk membereskan ruang musik berdua. Salsa dengan berani menghampiri Naren dan memberikannya sebuah botol minuman.

"Nih, kak, minum dulu!"

"Thanks". Ujar Naren langsung menenggak minuman itu.

Pandangan salsa kini fokus pada jakun Naren yang tengah naik turun selama minum. Jujur, Naren jadi jauh lebih menggoda hanya karena minum.

"Kak Naren!!!" Suara itu memecah suasana. Seorang perempuan dengan bando kuning tiba-tiba muncul.

Bella melirik ke arah salsa sebentar sebelum akhirnya menghampiri Naren. Tangannya bergelendot manja di bahu Naren. Ia menatap tangan gadis itu yang menempel di bahunya.

Tatapan salsa beralih pada Naren. Laki-laki itu tidak menepisnya, namun salsa bisa melihat dari kedua matanya kalau laki-laki itu merasa risi.

"Heh, ganjen! Lepasin tangan Lo dari laki gue!" Ucap salsa.

"Dih, sirik Lo, ya?" Ucap bella sembari menatapnya sinis. Gadis itu akhirnya melepaskan tangannya. Naren bernafas lega.

"Kak, aku bawa risol buatan aku". Ucap bella kepada Naren dengan nada manja. Kedua tangan salsa mengepal, merasa jijik dengan suara Bella yang dibuat imut seperti bayi.

"Kik, Iki biwi risil biitin iki, cih, najis". Ledek salsa dengan bibir yang di monyongkan.

"Kenapa sih, Lo? Dari tadi kek nya gak suka banget sama gue?"

"Kinipi sih, li? Diri tidi kik nyi gik siki bingit simi gii? Bacot anying".

"Elo bacot".

"Elo yang bacot".

"Elo".

Keributan kedua perempuan itu membuat Naren pusing sendiri. "Udah, udah, udah! Jangan pada ribut Lo berdua!" Ucap Naren dengan nada kesal, namun tidak mampu membuat kedua orang itu diam.

"Elo yang bacot".

"Elo".

"STOP! Lo berdua berdiri disitu sekarang! Atau ikut gue ke ruang Bk?" Ucap Naren membuat kedua perempuan itu berhenti seketika.

Namun ternyata keributan itu masih belum berhenti sampai disitu. Mereka berdiri di depan Naren yang duduk di sofa. Kedua gadis itu malah lanjut beradu mulut.

100 hari mengejar cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang