Selesai makan malam, salsa pamit pada mamahnya untuk langsung ke kamar. Ada tugas sekolah yang harus ia kerjakan. Sarah tentu senang karena anaknya mulai berubah sedikit lebih rajin saat masuk SMA.
Salsa duduk di pinggiran ranjang, kemudian membuka tas nya untuk mengeluarkan buku catatan, lalu beralih ke meja belajar dan mulai mengerjakan tugasnya. Gadis itu menaruh ponselnya di samping. Belum ada lima menit, gadis itu sudah beralih ke ponselnya. Ponselnya sangat ramai dengan notifikasi chat tidak penting. Matanya terbelalak saat mendapati satu pesan.
Kak Niko
"Turun! Gue dibawah".Salsa menatap ponselnya bingung. Dengan polosnya ia menurut turun ke lantai bawah, dan betapa terkejutnua saat ia mendapati Niko yang tengah mengobrol dengan Sarah. Ia tidak tahu kalau laki-laki itu ada di rumahnya. Terlebih lagi, gadis itu hanya memakai setelan piyama tank top dan celana pendek.
Kedua mata mereka bertemu. Niko tidak kalah terkejutnya dengan salsa sampai laki-laki itu lupa berkedip melihat penampilan salsa sekarang. Sungguh, salsa sangat malu. Kalau ada jin keluar dari teko dan memberinya satu permintaan, mungkin saat ini salsa hanya akan meminta dirinya untuk menghilang dari muka bumi.
"Eh, anak gadis. Masa mau keluar dandanannya kayak gini". Omel Sarah. Salsa melongo tak percaya.
"Hah? Jalan?" Tanya salsa bingung
"Iya, tadi bukannya nak Niko bilang kalian mau jalan-jalan bukan?" Sarah bertanya balik.
"Hah?" Salsa mengernyit tidak mengerti.
"Sana ganti baju!" Sarah mendorong-dorong tubuh anak gadisnya untuk segera naik ke atas.
Salsa menghela nafas panjang. Sebenarnya ia sangat malas pergi kemana-mana malam-malam begini. Tapi karena Niko sudah ada di rumahnya, mau tidak mau malam ini ia harus keluar, terlebih lagi mamahnya sudah memberi izin.
Salsa buru-buru berganti pakaian. Ia hanya memakai kaus dan celana panjang warna putih polos dan berdandan seadanya. Rambutnya pun dibiarkan terurai dengan rapih.
Setelah turun dan berpamitan, keduanya pun langsung keluar.
"Sebenarnya kita mau kemana sih kak?" Tanya salsa setelah sampai di persimpangan jalan.
"Mau ke mall". Jawab Niko.
"Hah? Ke mall? Tumben banget".
"Gapapa kali. Lagian kan kita udah lama gak jalan bareng". Balas Niko.
"Iya juga, sih". Jawab salsa.
Di sepanjang perjalanan mereka saling bertukar cerita tentang berbagai hal. Salsa dengan polosnya bercerita banyak tentang Naren. Salsa terus bercerita tentang dinginnya sikap Naren padanya. Tak lupa, ia juga memuji ketampanan laki-laki itu.
Niko hanya mendengarkan, tidak banyak berkomentar walaupun hatinya bergejolak. Hingga akhirnya mereka sampai di sebuah maal untuk sekedar mengajak salsa berkeliling.
"Lo mau apa? Beli aja! Gue yang bayar". Tawar Niko.
"Serius, kak, elo yang bayarin?" Tanya salsa. Ia hanya memastikan sebelum memasuki toko.
"Iya, serius, Salsaaaaa". Niko sedikit jengah dengan pertanyaan salsa.
"Lo mau beli apa?"
"Mau beli buku aja deh kayaknya". Jawab salsa sangat simpel.
"Okeee".
Keduanya memasuki toko buku yang letaknya tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Niko mengambil keranjang di belakang salsa, membiarkan gadis itu mengambil buku apapun yang ia suka. Keduanya memasuki rak buku novel. Naren dengan sabar menunggu salsa yang masih bingung memilih buku yang akan dibeli. Meskipun Niko sudah bilang akan mentraktir sepuasnya, salsa tetap tahu diri dengan tidak membeli buku yang harganya cukup mahal. Setelah bayar di kasir, total belanjaan salsa tidak sampai di angka 300 ribu.