bab 47 : terungkap

23 4 0
                                    

Hari pernikahan pun tiba. Suasana pagi itu dipenuhi dengan haru dan kebahagiaan. Semua orang sudah siap untuk menyaksikan momen sakral yang seharusnya menjadi awal dari kebahagiaan seumur hidup. Aula pernikahan dihias dengan mewah, bunga-bunga segar dan kain putih berbaur dengan sempurna, menciptakan suasana yang seharusnya dipenuhi dengan cinta.

Di ruang rias, salsa tampak gelisah. Wajahnya pucat, pandangannya kosong, seolah-olah ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Sarah mencoba menenangkan salsa dengan memberinya pelukan hangat, dan mengatakan kalau semua akan baik-baik saja.

Selain Sarah, disana juga sudah ada Anin dan Inara yang setia menemaninya.

Beberapa waktu lalu, salsa diam-diam menemui orang yang dikenalnya, seperti Sarah, Anin, Inara, Bagas, Naren, Bella, Niko, Gerry, dan juga Raka. Ia menemui mereka selain karena rindu, ia juga ingin meminta bantuan mereka untuk membujuk Rusdi agar mengurungkan niatnya untuk menikahinya dengan Christian. Tapi tidak ada satu pun dari mereka yang berhasil membujuk papahnya. Termasuk Niko dan Bella yang dulu sangat menginginkan mereka berpisah.

"Salsa, kamu siap-siap! Christian dan keluarganya sudah tiba di aula". Ucap Rusdi.

"Gak bisa kah kamu mendiskusikan semuanya dulu sama saya? Saya ibunya salsa yang udah merawat dia sejak bayi". Ucap Sarah kepada Rusdi.

"Kalau saya membicarakan semuanya sama kamu, kamu pasti tidak akan setuju". Ucap Rusdi.

"Kamu segera batalkan pernikahan ini! Sebelum semuanya terlanjur. Christian itu bukan orang baik". Ucap Sarah.

"Apa buktinya kalau calon menantu saya itu bukan orang baik? Kamu pasti sudah terpengaruh sama anak si yudha itu". Ucap Rusdi masih tetap bersikeras dengan pendiriannya.

"Mah, pah, udah jangan ribut!" Ucap salsa yang mampu menghentikan keributan kedua orang tuanya.

"Acara udah mau dimulai. Aku gapapa, kok, mah". Ucap salsa lirih.

"Sa, Lo serius gapapa?" Tanya Anin.

Salsa mengangguk pelan. "Iya".

"Ya udah, kalau gitu ayok ke aula". Ucap Inara.

Acara pun dimulai, pintu utama pun terbuka lebar. Salsa melangkah perlahan, ditemani oleh inara dan Anin menuju meja ijab kabul. Pandangan mata salsa dan Christian bertemu di meja ijab kabul. Christian tersenyum tipis dan memujinya cantik. Namun, salsa tidak senang dengan pujian yang penuh arti itu. Pikiran salsa tidak ada di tempat. Ia mencari-cari Naren yang sampai saat ini belum juga datang.

Salsa menarik nafas panjang. Ia benar-benar takut kalau ia akan menjadi istri dari predator seksual seperti Christian.

Bapak penghulu mengulurkan tangannya. "Sudah siap?" Tanya bapak penghulu, christian membalas uluran tangan itu.

"Pernikahan ini tidak bisa dilaksanakan!" Ucap Naren dengan lantang, membuat semua orang menoleh ke arah pintu aula yang terbuka sangat lebar.

"Pernikahan ini tidak bisa dilaksanakan". Ucap Naren sembari melangkah masuk dengan perlahan.

"Berani-beraninya kamu datang kesini. Mau apa kamu?" Tanya Rusdi.

"Pernikahan ini tidak bisa dilaksanakan karena pengantin pria pernah melakukan tindakan pemerkosaan terhadap pengantin wanita sebelum mereka sah!" Ucap Naren.

"Apa maksud lo? Lo mau bikin pernikahan gue gagal? Apa buktinya kalau gue udah ngelakuin tindakan keji itu?" Pertanyaan beruntun itu keluar dari mulut christian.

"Buktinya sudah menyebar di internet ". Bagas bangkit membantu Naren untuk berbicara, membuat semua orang di ruangan sontak mengecek handphone masing-masing.

"SIALAN!" Umpatan itu keluar dari mulut kedua orang tua Christian setelah melihat video salsa yang hampir menjadi korban pemerkosaan.

Christian menatap video itu tak percaya. Saat itu ia lupa kalau di ruang tamu ada kamera cctv. Rusdi menatap christian tak percaya. Ternyata benar apa yang dikatakan salsa selama ini. Laki-laki paruh baya itu menyesal karena sempat tidak percaya pada anak gadisnya sendiri. Untung saja ijab kabul belum sempat terucap. Jadi, pernikahan itu masih bisa di gagalkan. Ia menampar christian sampai laki-laki itu tersungkur ke lantai.

"Tidak disangka bisa-bisanya kamu melakukan itu terhadap putri saya!" Bentak Rusdi dengan amarah yang sudah membara.

"Papah kecewa sama kamu, Christian!" Ucap papah christian yang tak kalah marah dari Rusdi.

Suasana yang seharusnya bahagia itu berubah menjadi tegang. Beberapa tamu mencaci maki christian di depan. Tak lama kemudian, beberapa orang berseragam polisi datang bersama Yudha untuk menangkap Christian. Kedua mata Christian dan Naren saling bertemu.

"Awas aja Lo, Naren!"

Salsa terjatuh ke lantai. Tangan Naren dengan cepat menangkap tubuh gadis itu.

"Salsa, kamu kenapa?" Tanya Naren khawatir.

"Gapapa, aku cuma lega aja akhirnya aku lepas juga dari cowok itu". Ucap salsa yang masih tidak percaya dengan situasi yang di hadapinya sekarang.

"Salsa". Panggil Rusdi pada salsa.

"Maafkan papah karena sempat tidak percaya sama kamu". Ucap Rusdi dengan nada penuh penyesalan. Laki-laki itu sadar, bahwa keegoisannya sudah hampir merusak masa depan bahagia anak yang tidak bersalah apa-apa. Setelah ini, ia berjanji tidak akan lagi memisahkan anaknya dengan Naren, laki-laki yang benar-benar sangat mencintai salsa.

"Kan, saya sudah berapa kali bilang kalau christian itu bukan orang baik-baik". Ucap Sarah pada Rusdi.

"Iya pah, gapapa, yang penting aku gak nikah sama Christian". Ucap salsa kepada Rusdi, membuat papahnya itu merasa lega mendengarnya.

"Sarah, Rusdi, saya minta maaf atas kesalahan saya di masa lalu". Kali ini Yudha yang meminta maaf pada Rusdi dan Sarah. "Salsa, om minta maaf, ya, gara-gara om, kamu dan Naren harus dipaksa berpisah sangat lama". Ucap Yudha kepada salsa.

"Gapapa, om, yang lalu biar aja berlalu". Ucap salsa, membuat Yudha merasa lega mendengarnya.

"Jadi, kita boleh balikan gak nih?" Tanya Naren sembari matanya melirik penuh arti pada rusdi

"Restuin aja kali, om, pasangan bucin satu ini". Teriak Raka yang sangat menggema di seluruh aula, membuat Gerry yang berdiri di sebelahnya itu ingin mencubit pinggangnya gemas.

"AH! Anjrit! Sakit goblok!" Umpat Raka saat Gerry dengan sengaja mencubit pinggangnya.

"Asalkan anakmu bisa membuat anakku bahagia, setia sama satu perempuan, saya gak masalah". Ucap Rusdi sembari tangannya merangkul pundak Yudha dan tersenyum penuh arti.

"Tuh, udah dapet lampu hijau dari bapaknya, kalau dari mamahnya gimana?" Goda Yudha pada Sarah.

"Sebagai orang tua yang udah ngurus sendirian dari bayi, asalkan salsa gak nikah sama cowok bejat sih gapapa". Ucap Sarah.

Salsa dan Naren saling menatap tak percaya. Gadis yang dua tahun lebih muda darinya ini sekarang telah diizinkan untuk kembali ke pelukannya. Salsabila alveria, gadis yang sudah enam tahun lebih tak dapat Naren hubungi, gadis juga gadis yang sudah lebih dari enam tahun selalu memenuhi isi kepalanya. Gadis itu kini sekarang kembali ke pelukannya.

"Kak?" Salsa masih tak percaya. Ia takut jika ini hanyalah mimpi. Kalau ini mimpi, tolong jangan bangunkan salsa.

"I Miss you..."

Perkataan salsa terpotong dengan pelukan Naren yang begitu tiba-tiba. Beberapa detik setelah sadar kalau dirinya masih mengenakan gaun pernikahan, ia membalas pelukannya dan menangis, sambil berkali-kali mengaku rindu.

"Berarti kita balikan, nih?" Tanya Naren pada gadisnya.

"Kita kan gak pernah putus, kak". Balas salsa dengan kedua tangan dilipat di depan dada. "Itu orang tuh yang SKSD, main jodoh jodohin sama orang brengsek aja. Emang hubungan kita ini punya dia apa?" Sambungnya sambil melirik sang papah.

Rusdi terkekeh sambil mengusap-usap kepala anak gadisnya. "Mau papah cabut lagi restunya?"

"JANGAN!" Balas Naren dan salsa berbarengan, mengundang tawa semua orang yang masih berada di aula bernuansa putih tersebut.

100 hari mengejar cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang