bab 31 : salah paham 2

43 5 0
                                    

Salsa memasuki kawasan sekolah seraya membenarkan seragam putih abu-abunya yang sedikit berantakan. Lorong SMA buana ini lebih ramai dari biasanya. Tatapan murid-murid lain saat melewatinya bahkan seperti sedang mengejeknya, membuat kening salsa berkerut.

"Sa". Panggil seorang laki-laki yang salsa ketahui dari kelas X-ips 3.

"Lo sama pak Niko cocok juga".

Mata salsa terbelalak kaget mendengar ucapannya. "Maksud lo?" Tanya salsa.

"Salsa!!!" Teriak Inara yang sedang terlihat berlari dari kelas menuju ke arahnya.

"Sa, itu di mading!" Ucap Inara terbata-bata karena sedang mencari udara untuk bernafas.

"Ada apaan, sih, Ra?" Tanya salsa.

"Di mading ada foto Lo sama pak Niko lagi pelukan. Astaga, sa, ayo kesini! Si Anin lagi emosi tuh!"

Mulut salsa terbuka lebar, nafasnya tercekat seketika.

Dengan cepat Inara menarik tangan salsa menuju mading di dekat ruang OSIS, terlihat disana Anin sedang mencopoti foto-foto itu.

"BUAT LO PADA YANG NGEFOTO HAPUS SEKARANG JUGA!" Bentak Anin menatap mereka semua tajam.

Salsa menutup mulutnya ketika melihat foto yang tertempel di mading. Di foto itu terlihat dirinya sedang berpelukan dengan Niko semalam.

"Loh, ini kan semalem?" Batin salsa.

"Gak! Ini gak benar! Ini semua salah paham".

"See? Bener kan kata gue?" Sahut Anin tersenyum lega.

"Gue gak percaya". Ucap Bella yang sepertinya memang punya dendam.

"Gue bilang ini gak benar!"

"Tuh dengerin! Kuping Lo budeg ya?" Bentak Inara menyahutinya.

"Ada apaan nih ribut-ribut?" Gertak Naren yang dibarengi anggota comic5 yang lain.

Karena ada Naren, salsa dengan cepat menyembunyikan foto-foto itu di tangannya agar laki-laki itu tidak melihat. Namun, Naren tidak se bodoh itu.

"Lo semua mending pada pergi sebelum gue panggil guru". Desis panji tak main-main, tanpa menunggu waktu lama lagi mereka semua langsung bubar dari sana.

"Itu apa?" Tanya Naren pada salsa.

"Bukan apa-apa". Jawab salsa.

"Sini fotonya!"

Salsa menggeleng. "Ini tugas biologi, ya, kan, nin?"

Salsa dan Anin saling menatap. Salsa memberi kode pada Anin melalui kedipan mata. Anin mengangguk saja daripada pasangan yang baru jadian lima hari itu bertengkar nanti.

"Sini fotonya, salsa!" Tekan Naren yang menandakan kalau laki-laki itu sedang emosi sekarang.

Salsa menghela nafas panjang kemudian memberikan fotonya. Naren menatap foto itu dan teman-temannya juga ikut melihat.

"Anjir!" Ucap Raka seakan terkejut juga melihat fotonya.

"Kak, ini cuma salah paham, sumpah! Semalam pak Niko emang Dateng ke rumah terus..." Ucap salsa terpotong.

"Udah, gak usah di jelasin lagi!" Potong Naren.

Naren menghembuskan nafas kasar, lalu pergi dan diikuti oleh teman-temannya yang saling melirik satu sama lain. Dari raut wajah Naren, sepertinya laki-laki itu sedang marah. Salsa menatap sendu punggung Naren yang perlahan menghilang dari pandangan.

"Sabar, ya, sa". Ucap Inara menyemangatinya.

****

Beberapa siswa mungkin merasa takut ketika harus menginjakkan kakinya di ruang BK. Salsa tidak munafik karena salsa juga sedang takut sekarang. Bayangan akan wejangan dan hukuman di otaknya membuat nyali salsa otomatis menciut.

100 hari mengejar cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang