Prolog

2.8K 188 27
                                    

Menurut ilmu psikologi, Jika kita menyukai seseorang lebih dari empat bulan berarti kita benar-benar jatuh cinta pada orang itu. Sunoo sudah membuktikannya, perasaannya sudah bertahan lebih dari empat bulan.

Cinta pertamanya. Ketika Sunoo berusia Tujuh belas tahun. Saat Sunoo masih berada di kelas 2 SHS.

Maka Sunoo memutuskan untuk menulis surat, pernyataan cintanya. Hanya saja yg tidak pernah sunoo duga adalah bahwa itu hanyalah surat yg kehilangan alamat. Surat itu tidak pernah mendapatkan balasannya. Atau bahkan tidak pernah terbaca.

Sunoo kira suratnya akan mendapatkan balasan, tapi ternyata yg sunoo dapatkan adalah balasan lain. Sebuah Kabar...

Cinta bahkan belum sempat bersemi di antara mereka. Dan kabar itu berhasil membumi hanguskan segalanya. Sebuah kabar duka... Kematian. Sebuah kecelakaan merenggut mereka. Cintanya terenggut dan tak terselamatkan, Cinta pertama Sunoo dalam sekilap mata berubah menjadi kehilangan. Kehilangan yg menjadi selama-lamanya.

Sunoo bahkan tidak sanggup menghadiri pemakaman itu, maka sunoo memutuskan untuk tidak datang.

Setelah dua Minggu sunoo baru sempat mampir. Tanahnya masih basah. Mengucapkan beribu maaf karena dia datang terlambat. Ntah sebanyak apa sunoo menangis menyadari cintanya benar-benar sudah di kebumikan. Sunoo hanya bisa mengusap batu nisan itu dengan tangan gemetar. Lidahnya kelu, bahkan hanya untuk sekedar mengucapkan kata rindu.

Ketika kuburan bukan lagi jadi tempat yg menyeramkan. Sunoo menjadi betah berlama-lama di sana.

Sunoo tahu mereka sudah ada di bintang, dan jarak enam kaki rasanya tidak pernah sejauh itu. Sunoo sendirian, rasanya seperti diantara surga dan neraka. Itu sangat menyakitkan. Untuk sejuta alasan yg berbeda, Mereka mengambil seluruh hati sunoo dan meninggalkan semuanya menjadi berkeping-keping.

Tahun itu rasanya berat sekali, sekolah menjadi tempat yg menyedihkan. Sunoo merindukan mereka di tiap-tiap sudut sekolah. Sunoo masih merasa mereka ada. Masih ada di lapangan basket dan becanda. Maka sampai kapanpun sunoo tidak pernah mengucapkan selamat tinggal. Itu semua rasanya sama saja sunoo menguburkan semua keyakinannya bersama mereka. Sunoo ingin berteriak pada Tuhan, untuk tidak mempercayai semuanya.

Ditinggal karena kematian adalah luka batin yg sampai sekarang belum ditemukan penawarnya

Sunoo merindukan mereka lebih dari dia merindukan segalanya dan orang lain. Sunoo telah kehilangan di masa lalu dan itu bukan jenis rindu yg hanya terjadi ketika sudah lewat jam 10 malam atau ketika sunoo sendirian. Bukan jenis kerinduan yg hanya datang pada malam hari dan berhenti di pagi hari. Bukan jenis kesedihan yg hanya ada ketika sunoo sendirian dengan dirinya sendiri. Sunoo merindukan mereka tidak hanya di jam 2 pagi, dimana sunoo ditinggalkan tanpa siapapun kecuali dirinya sendiri. Sunoo merindukan mereka di jam 2 siang ketika dia bersenang-senang dengan teman-temannya dan ketika sunoo tertawa tanpa henti. Sunoo merindukan mereka dalam segala hal, di setiap tempat, di setiap sudut, di setiap situasi, di setiap waktu tertentu dalam sehari, malam, pagi, sore, dan di setiap kesempatan sunoo bisa merindukan mereka.

Dan tahun-tahun selanjutnya, Perasaan itu terus mengikuti sunoo seperti layaknya air sungai yg mengikuti arah arusnya. Sunoo masih berpegang pada semua yg mati dan hilang. Orang yg dicintainya mungkin memang sudah mati, tapi tidak untuk cinta yg sunoo punya. Cintanya akan tetap hidup. Bersemayam abadi di dalam jiwanya. Jika ada sesuatu yg bisa sunoo tukar agar bisa kembali bertemu dengan mereka maka sunoo akan rela menukar apapun itu. Apapun asal bertemu mereka lagi.

Destiny || Kim.SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang