chapter 20

921 128 190
                                    

Vespa biru itu sudah berhenti di parkiran depan gedung bimbel, enam motor sport yg sedari tadi mengikutinya agak sedikit melambat. Di balik helmnya, wajah tampan itu menyunggingkan senyum tipis ketika sunoo membalik badannya dan menatap tajam ke arah mereka. Mata bak rubah itu justru terlihat lucu ketika melotot seperti itu. Sudah jelas sunoo kesal, karena ternyata enam orang itu diam-diam tetap membututinya dan mengantarnya sampai ke tempat bimbel. Tentu saja mereka akan tetap mengantar sunoo. Ntah sejak kapan, sepertinya memastikan sunoo-nya tetap aman sudah masuk kedalam prioritas utama mereka.

Setelah sunoo masuk sepenuhnya kedalam gedung bimbel, barulah enam motor sport itu kembali melaju kencang di jalan raya. Seperti yg mereka katakan pada sunoo sebelumnya, kalau setelah pulang sekolah mereka berenam akan pergi ke suatu tempat untuk menemui seseorang.

Beberapa menit kemudian mereka sudah berada di Kantor kepolisian Seoul. Disitulah tujuan mereka. Kini enam motor sport itu berhenti di parkiran, di dekat sebuah mobil. Dan tinggal menunggu si pemilik mobil keluar dari gedung kepolisian.

Tidak butuh waktu lama menunggu, seseorang yg mereka tunggu keluar dari gedung kepolisian. Dari kejauhan mereka dapat melihat orang-orang yg di lewatinya pasti menyapa dengan hormat. Ayahnya Sunoo, Kim mingyu kepala kepolisian metropolitan Seoul. Dengan langkah tegap dan penuh wibawa mingyu berjalan menuju mobilnya, dan matanya langsung memicing tajam saat melihat siapa yg sudah menunggu di dekat mobilnya.

Enam orang itu segera memasang wajah seramah mungkin. "Sore om..."

Mingyu berdiri di dekat mobilnya. Tangannya di masukkan kedalam saku celana. Mata tajamnya memandang tajam anak-anak itu. Sebenarnya jika itu orang lain pasti sudah lari terbirit-birit karena ketakutan. Tapi melihat enam anak itu nampak tak gentar sama sekali membuat mingyu berdecak pelan. "Ngapain kalian kesini. Mau nyerahin diri ya karena udah nyulik anak saya?"

Mereka berenam tertawa canggung. Dan buru-buru menggeleng. "Enggak gitu om. Kita gak pernah nyulik sunoo om..."

Mingyu menaikkan sebelah alisnya. "Lalu? Kalau gak ada kepentingan saya mau pulang."

"Tunggu dulu om..." Heeseung tanpa sadar mengusap sebelah lehernya, lalu berdehem pelan. "Rencananya kalau om gak keberatan kita mau ajak om pergi ke suatu tempat..."

"Ke sauna om. Kita mau ajak om kesana." Sunghoon buru-buru menambahi

Jay juga berdehem. "Ya kita juga mau lebih dekat dengan om."

"Biar om juga bisa lebih kenal kita. Kan biar om gak curiga terus sama kita." Niki kemudian menutup mulutnya ketika melihat ayahnya sunoo semakin memandang mereka dengan tajam. Terlihat sangar sekali.

"Jadi gimana om?" Jake bertanya lagi, mereka semua menanti jawaban ayahnya sunoo. Pergi ke sauna, biasanya orang-orang Korea akan jadi akrab kalau sudah pergi ke sauna sama-sama. Dan ini juga langkah yg mereka ambil untuk bisa lebih dekat dengan calon mertua. Untuk mengambil kepercayaan ayahnya sunoo. Ingatkan bahwa beberapa hari lagi mereka akan terbang ke Milan, dan ini adalah usaha agar nanti ayahnya sunoo mengizinkan mereka untuk membawa sunoo.

"Gak akan lama kok om. Cuma sekitar satu jam." Jungwon juga bicara

Namun tanpa mengatakan apapun, mingyu langsung berjalan masuk begitu saja kedalam mobilnya. Menghidupkan mobilnya, dan membuka kaca mobilnya. Mingyu mengamati wajah tegang anak-anak itu. Sembari mendengus mingyu berkata. "Buruan. Sebelum saya berubah pikiran."

Enam orang itu langsung sumringah dan bergegas kembali naik ke atas motor masing-masing. Menghidupkannya. Mobil ayahnya sunoo melaju lebih dulu, dan mereka mengikuti dari belakang. Mereka akan menuju tempat sauna. Dalam perjalanan ke sauna otak mereka sudah sibuk merangkai topik-topik apa saja yg nanti akan mereka bahas. Satu jam kedepan pokoknya harus berjalan dengan baik dan lancar.

Destiny || Kim.SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang