chapter 29

597 78 84
                                    

Cahaya rembulan masuk di sela-sela jendela kamar, cukup jadi penerang kamar. Aroma percintaan masih menguar pekat di udara dan aroma itu akan terpatri lekat dalam ingatan mereka. Sunoo menarik selimut untuk melilit tubuh telanjangnya, malam ini mereka tidak bermain kasar. Mereka melakukannya dengan lembut, dan hal itu membuat jantung sunoo semakin berdebar dengan kencang. Jika mereka bermain kasar sudah pasti tubuh sunoo yg akan kewalahan, tapi jika mereka bermain lembut maka hati sunoo yg rasanya tidak kuat. Lagipula jika mereka melakukannya dengan kasar, bisa-bisa sunoo tidak bisa berjalan besok. Sedangkan besok pagi mereka harus kembali ke Korea. Meskipun bermain lembut, tetapi tetap saja sunoo merasakan tubuhnya remuk redam, namun juga terasa puas. Enam orang itu duduk di sisi ranjang mengelilinginya, sunoo merasakan wajahnya menghangat. "Kak..."

"Iya sayang. Butuh sesuatu?" Jay bertanya, dan tangannya dengan lembut menyeka rambut di kening sunoo yg masih melepek karena keringat pasca percintaan panas mereka beberapa saat yg lalu.

Sunoo menggeleng, sebenarnya sunoo agak malu membicarakan tentang ini. Tapi mereka pacarnya kan, jadi tidak ada salahnya untuk sunoo mengutarakan isi hatinya. Sunoo berdehem pelan. "Soal pernikahan, maksudku... Aku sebenarnya dari dulu selalu bermimpi untuk jadi seorang ibu. Yeah, aku selalu memimpikan akan ada anak kecil yg memanggilku dengan sebutan ibu."

Jake tersenyum tipis mendengar hal itu, kemudian dia mencondongkan tubuhnya untuk mengecup pundak telanjang sunoo. "Akan terwujud, kamu akan jadi ibu. Kamu akan jadi ibu yg hebat sayang..."

"Sebenarnya kita gak pernah kepikiran buat nikah, apalagi sampai punya anak. Tapi sejak ketemu kamu rasanya sekarang ngebet banget pengen nikah sama punya anak." Jay terkekeh geli dengan ucapannya sendiri. Yaa memang begitulah adanya, bahkan selama ini jay memikirkan bahwa dia tidak akan pernah menikah apalagi punya anak.

Sunoo pun tersenyum geli mendengar hal itu. "Kalau kita gak pernah ketemu berarti kalian gak akan pernah nikah yaa kak?"

"Enggak akan nikah kalau bukan sama kamu." Heeseung mengecup pelipis sunoo

"Cara ngedidik anak itu di mulai dari siapa kita milih pasangan. Kamu adalah figure yg cocok untuk jadi seorang ibu, sunoo. Kamu lembut, kamu keibuan, kamu cerdas. Jadi gak ada lagi yg lebih cocok jadi ibunya anak kita selain kamu sayang..." Saat mengucapkan kalimat itu niki menatap lekat-lekat ke arah sunoo

"Dan kita yg akan jadi ayah dari anak-anakmu. Soal gen kamu gak perlu meragukan soal itu lagi kan." Sunghoon menaik turunkan alisnya. "Wajah anakmu pasti gak akan mengecewakan. Jelas ganteng kayak kita."

"Ayah ibunya aja ganteng dan cantik gini. Yaa kamu bisa bayangin gimana jadinya anak-anak kita nanti." Jungwon mencium pipi sunoo dengan gemas

Sunoo tertawa. "Iya, dia juga pasti genius. Ayahnya aja pinter banget kayak kalian. Kak, kalian kok pinter banget sih. Tuhan ciptain kalian gak tanggung-tanggung, udah kaya, ganteng, pintar lagi."

Senyum merekah terbit di wajah mereka saat mendengar pujian dari sunoo. Tidak ada pujian yg lebih menyenangkan selain dari pada pujian yg keluar dari bilah bibir sunoo. "Kita beruntung banget, apalagi ini Tuhan ngirim kamu buat kita."

"Tapi ada kurangnya kak, pas pembagian akhlak pasti kalian gak dateng sama sekali. Terus pas pembagian hormon kalian maju paling depan." Tawa renyah sunoo mengalun memenuhi kamar itu

Enam orang itu tak menyangkal ucapan sunoo lagipula yg sunoo katakan mungkin memang benar adanya. Kemudian mereka hanya tersenyum melihat bagaimana cantiknya sunoo yg tertawa sekarang. Sunoo selalu menawan, senyumnya yg mudah itu, tawanya. Cara matanya berbinar setiap saat ketika dia diam ataupun berbicara. Memang tidak butuh waktu lama untuk mereka jatuh pada pesona sunoo, jatuh sajatuh jatuhnya.

Destiny || Kim.SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang