chapter 11

864 144 210
                                    

Enam motor sport Itu berhenti tepat di perkarangan rumah keluarga Kim. Mereka turun dari motor masing-masing. Ditangan mereka sudah tersedia paper bag berisi kue. Sebelum masuk kedalam, mereka merapikan penampilan masing-masing. Hari ini adalah hari Minggu, jadi sudah waktunya mereka berkunjung ke rumah Sunoo.

"Ini apa cukup cuma bawa ini doang?", Jay memandang yg lainnya tidak yakin hanya datang membawa kue, meskipun sunoo sendiri yg bilang bahwa kue ini favorit bunda

Sunghoon tentu sama ragunya dengan jay. "Iya sih. Masak cuma bawa ini."

"Terus gimana, kita juga udah sampai sini...", Jake menghela nafas, kalau di pikir-pikir rasanya kurang jika hanya bawa kue

"Atau kita beli perhiasan buat bunda?", Jungwon memikirkan hal itu

"Tas?, Hermes gitu ya...", Heeseung memandang yg lainnya

"Terus buat Om mingyu jam tangan?", Niki juga bersuara. Kini mereka berenam hanya berdiri di depan rumah itu.

"Apa beliin mobil yaa?", Jake bergumam kini dalam otaknya memikirkan mobil keluaran terbaru yg cocok untuk bundanya Sunoo

Jay mengambil ponselnya. "Kalau gitu gue bakal suruh orang gue buat bawa itu semua kesini..."

Mereka mengambil ponsel masing-masing untuk segera menghubungi orang mereka agar mengirimkan semua barang-barang itu ke alamat Sunoo.

"Gak, Sunoo pasti gak bekal suka...", Tiba-tiba mereka tersadar, dan buru-buru mengurungkan niat mereka.

"Ini aja dulu. Jangan aneh-aneh". Akhirnya mereka sepakat, kemudian berjalan menuju pintu depan rumah sunoo.

Tangan Niki terangkat untuk memencet bel beberapa kali.

Beberapa menit menunggu, akhirnya pintu itu terbuka. Yg membukakan pintu adalah...

"Pagi Om...", Mereka membungkuk sedikit berusaha bersikap sesopan mungkin

Untuk beberapa saat mingyu hanya diam melihat kedatangan enam orang itu. Matanya awas memperhatikan detail mereka berenam, bagaimana penampilan mereka yg amat rapi dan gaya, juga aroma parfum yg semerbak. Sekali lihatpun mingyu sudah tahu apa yg diinginkan anak-anak itu. Apalagi kalau bukan ingin bertemu dengan anaknya. Ck, sudah seperti mau ngapel saja. Tidak ada kata teman antara mereka dan sunoo. Mingyu dapat mencium niat mereka yg sudah jelas sekali mengincar anaknya.

Mereka berenam berdiri gugup ketika kini ayahnya Sunoo memandang mereka dengan tatapan awas. Kepala kepolisian Seoul itu memandang mereka seolah mereka berenam adalah tersangka pembunuhan. Mata tajam itu seolah membolongi kepala mereka. Apakah nyali mereka ciut?, Tentu saja tidak. Hanya saja, Kalau boleh jujur ayahnya Sunoo terlihat sangat galak tentu saja. Terlebih jika itu semua menyangkut tentang Sunoo.

"Gyu... Siapa yg datang?", Wonwoo datang memeriksa karena melihat suaminya itu sedari tadi hanya diam didepan pintu.

"Pagi Tante...", Mereka lagi-lagi menyapa dengan begitu sopan

Wonwoo langsung tersenyum melihat siapa yg datang. "Ohh ada temannya sunoo... Ini kenapa gak disuruh masuk sih yah." 

Wonwoo segera membuka pintu lebar-lebar, dalam hati sudah dapat menebak kenapa suaminya sedari tadi hanya diam.

Mingyu memandang tegas enam orang itu. "Kalian kenapa pagi-pagi kesini?"

"Ayoo masuk... Kalian pasti mau ketemu Sunoo yaa." Wonwoo lebih dulu bersuara mencairkan suasana yg tegang.

"Ini Tante... Maaf cuma bawa ini." Mereka menyerahkan paper bag yg ada di tangan mereka ke bundanya sunoo

"Aduh ini kan kue dari toko langganan bunda... Makasih ya." Wonwoo menggiring mereka semua untuk masuk.

Destiny || Kim.SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang