chapter 15

2.5K 260 159
                                        

Cukup lama sunoo memelototi ponselnya berharap ada signal disana, tapi sepertinya signal benar-benar hilang. Badai di luar sana juga tidak mereda sedikitpun. Sunoo menghela nafas pelan, mengangkat wajahnya untuk memandang enam orang itu. Mereka yg jelas juga tengah memandang ke arahnya, tatapan itu... Sunoo jelas sadar kemana arah pandang mereka, sedari tadi mata tajam itu menatap intens ke arah kaki telanjangnya, tatapan yg membuat sunoo rasanya seperti telanjang seluruh badan dan tanpa sadar sunoo semakin merapatkan kakinya. Rumor tentang mereka yg impoten?, Satu sekolah harusnya tahu bahwa enam orang itu sebenarnya mesum. Mereka memandang sunoo persis seperti seorang pedofil.

Sunoo berdehem pelan. "Ini udah waktunya makan malam. Kalian mau makan apa kak, maksudnya biar aku masakin."

"Mau makan lo, boleh?" Mata tajam itu menatap sunoo dari bawah ke atas, lalu menatap tepat ke mata sunoo.

Demi mengurangi rasa gugupnya, sunoo bersedekap. "Serius ini, aku udah laper"

"Lo pikir kita becanda Kim sunoo...", Mereka tersenyum tipis memandang sunoo. Mereka jelas tahu bahwa sunoo gugup. "Dingin-dingin kayak gini paling enak makan lo."

"Lo juga bisa makan kita kalau mau" Mereka memandang sunoo dengan senyum jahil, rasanya ingin tertawa melihat wajah cantik itu kini memerah. "Eating each other for dinner..."

"Baby, ready for dinner", Jake memanggil sunoo dengan suaranya yg serak

Sunoo ingin membuka mulutnya untuk menjawab tapi ntah kenapa rasanya semua kalimat yg ingin dia lontarkan seolah kembali tertelan. Atmosfer ruang tengah itu ntah kenapa rasanya memanas, apa suhu penghangat ruangannya di naikan? Sunoo merasa keringat dingin sekarang.

Heeseung menumpu kepalanya dengan lengan lalu mencondongkan badannya menghadap sunoo. "Jadi lo gak perlu capek-capek masak. Biar kita aja yg gerak."

"Mungkin lo juga bisa gerak kalau lo mau", Sunghoon menimpali

"Lo cuma perlu nikmatin semuanya, di jamin bakal puas", Tatapan niki tertuju ke bibir ranum itu, merah menggoda.

Jungwon harus menahan diri untuk tidak menerkam sunoo sekarang juga. Oh lihatlah sunoo sekarang, persis seperti bayi rubah yg salah masuk ke kandang serigala "Katakan sesuatu sunoo. Atau lo mau kita langsung ke hidangan pembuka?"

"Kalau diam berarti artinya mau. Baby?" Jay menaikkan alisnya memandang sunoo, matanya tanpa dapat di cegah turun ke leher sunoo saat sunoo menelan ludahnya, leher jenjang itu...

"Aku...-", Sunoo tidak tahan, maka sunoo langsung berdiri dari duduknya. Menguatkan diri untuk bicara, sialan mata tajam itu ntah bagaimana caranya berhasil membuat kaki sunoo rasanya lemas. "Aku mau bikin ramyeon..." Setelah itu tanpa menunggu jawaban mereka lagi, sunoo memilih langsung ngacir ke arah dapur, berlari secepat apapun yg dia bisa. Kabur dari mereka.

Mereka terkekeh geli saat melihat sunoo yg berlari begitu saja ke arah dapur. Kemudian mereka berdiri, apalagi selain dari pada mengikuti sunoo ke dapur.

Memangnya sunoo bisa kabur kemana?, Sunoo menepuk pelan keningnya saat mendengar suara langkah kaki. Sudah jelas enam orang itu mengikutinya. Dari sudut matanya sunoo dapat melihat mereka duduk di meja makan. Sunoo menghela nafas lagi, kemudian membuka lemari untuk mengeluarkan beberapa bungkus ramyeon. Untuk sesaat sunoo harus melupakan percakapan mereka tadi, dan sekarang sunoo mulai fokus memasak ramyeon-nya. Lagi-lagi mencoba untuk bersikap biasa saja saat merasakan enam pasang mata itu terus saja memandang ke arahnya.

Mereka berenam duduk diam di meja makan, mata mereka fokus memperhatikan sunoo yg memasak di dapur. Seperti yg selalu mereka bayangkan, sunoo manis sekali dengan apron yg melekat di tubuhnya. Rasanya otak mereka berpikir keras bagaimana caranya agar bisa melihat pemandangan ini setiap hari. Apakah pernikahan dini adalah jalannya?.

Destiny || Kim.SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang