chapter 52

379 60 344
                                    

Delapan ratus meter berlarian di terowongan gelap catacombes, Jay, Heeseung, Jungwon dan Sunghoon tiba lagi di persimpangan rumit, alih-alih jalan keluar. Kali ini ada empat. Cahaya dari bead lamp mereka menyinari persimpangan itu. Sama persis bentuknya. Dinding batu yg basah. Lantai berair.

"Ke mana kita sekarang?" Jungwon bertanya. Berhenti sejenak, Para pengejar tertinggal di belakang sana.

"Kita kayaknya ke sasar, Fuck!" Sunghoon mengumpat pelan, ikut berhenti, berusaha mengatur napas setelah berlari.

"Jay, Lo tadi yg mutusin lurus. Sekarang gimana nih." Heeseung melirik Jay

"Gue tadi refleks, Hee. Mereka hampir ngejar kita, kan." Jay mengelap dahinya

Heeseung mencoba mencari tahu, menyinari dinding batu. Tidak ada petunjuk. Mencoba merasakan aliran udara. Mencium aroma. Sesuatu, yg bisa dijadikan petunjuk. Tetap buntu. Pengejar itu semakin dekat. Waktu mereka terbatas. "Lurus aja kedepan!" Heeseung akhirnya memutuskan.

Mereka kembali lari, berharap di ujung sana, ada pintu keluar, dan mereka muncul di permukaan Kota Paris. Tanpa menyadari, jika mereka justru menuju bagian catacombs paling dalam, rumit, berbelok-belok, bagai labirin, yg mudah sekali menyesatkan siapa pun. Dan lawan jauh lebih diuntungkan, karena pencuri lain memiliki informasi lorong-lorong itu. Delapan ratus meter berlarian nonstop. Langkah Heeseung dan Sunghoon terhenti.

"Apa lagi?" Jungwon bertanya.

"Kita balik lagi ke jalur semula." Wajah Sunghoon serius ditimpa cahaya head lamp.

"Lo tahu dari mana, semua dinding ini sama kan?" Tanya jay dengan alis terangkat

"Tadi gue udah kasih tanda, Jay." Sunghoon menunjuk guratan di batu dengan cahaya head lamp, dia memang menggores di dinding tertentu dengan shashka sambil berlarian.

Jay terdiam, mengusap dahinya lagi. Peluh mengucur deras.

Suara para pengejar terdengar semakin lantang. Sepertinya Sunghoon benar, mereka bukannya menjauh, malah kembali ke rute sebelumnya. Entah bagaimana, tanpa disadari lorong-lorong catacombs ini seperti berputar di situ-situ saja.

"SVOLOCH! Itu mereka!" Pasukan pencuri itu telah melihat cahaya head lamp mereka.

"KEJAAAR!"

Cahaya dari head lamp rombongan pencuri terlihat menyiram lorong di belakang.

Tidak ada pilihan lain, empat orang itu kembali berlari menjauh. Seratus meter, masalah mereka bertambah rumit. Mereka tiba di ruangan luas, seperti aula, 10 x 10 meter, dengan tiga terowongan di dinding-dindingnya. Persis mereka masuk ke sana, bukan hanya dari belakang para pengejar menyusul, tapi juga dari dua terowongan lain. Lawan ternyata telah memecah kelompok menjadi tiga, menggiring mereka di sana. Tidak ada tempat kabur lagi. Semua terowongan telah di kunci.

Cahaya head lamp dari gerombolan pencuri berebutan mendekat dari setiap terowongan. Tidak ada tempat melarikan diri, mereka terkepung. Pencuri itu jumlahnya hampir ratusan, dan mereka hanya berempat.

Jay menghela napas. Nasib. Situasi mereka berbahaya. Heeseung dan  Sunghoon segera bersiaga. Jungwon mengangkat wajan berusia 5.000 tahun, memasang kuda-kuda kokoh. Tidak ada pilihan, mereka harus bertarung habis-habisan di ruangan catacombs itu, menghadapi puluhan anggota pencuri lain yg terlihat garang dan marah.

Tiga puluh detik, cepat sekali ruangan catacombs itu dipenuhi oleh lawan. Masuk dari tiga mulut terowongan sekaligus. Ketegangan menggantung di langit-langitnya. Entah ada berapa banyak gerombolan pencuri yg mengepung. Enam puluh, delapan puluh. Shashka, pedang khas Rusia teracung. Para pencuri menggeram, berseru-seru, "HABISI MEREKA!"

Destiny || Kim.SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang