Destiny || Kim.Sunoo

chapter 51

Satu Minggu kemudian mereka sudah ada di Paris. Di sebuah panthouse lantai teratas, sebuah hotel mewah di Paris. Dari balkon panthouse pemandangan kota Paris begitu menakjubkan, termasuk menara Eiffel. Sekali lihat mereka terlihat seperti pasangan super kaya yg tengah liburan. Namun nyatanya mereka di Paris tidak sedang liburan, kedatangan mereka ke Paris punya tujuan. Sunoo menimang Blue yg ada dalam gendongannya, melihat suaminya yg tengah bersiap untuk misi mereka. Pada akhirnya sunoo menyetujui hal ini. Mencuri serum itu. Walaupun kata mencuri terdengar gatal sekali di telinga sunoo. Tapi mau bagaimana lagi, ini semua demi anak mereka.

Malam ini mereka akan menghadiri Annual gala dinner, dengan tema permata bangsa nomaden. Menyambut pameran terbesar perhiasan Jenghis Khan. Benda-benda bersejarah kekaisaran Mongolia. Jake melihat brosur di tangannya, "Akan ada banyak pemimpin negara hadir di acara ini, juga para donatur, pecinta seni, wartawan, aktivis, orang-orang tertentu. Meseum sementara di tutup untuk publik, tapi itu kesempatan terbaik, waktu terbaik untuk mencuri-"

"Apanya yg baik, Kak. Itu artinya keamanan di gandakan disana." Potong sunoo terdengar cemas begitupun dengan wajahnya

"Justru itu sayang...." Dengan lembut Niki menuntun istrinya untuk duduk di sofa. "Kamu gak pernah di copet apa? Itu rumus pencuri sejak lama. Mencopet saat ramai jauh lebih mudah daripada saat sepi."

Sunoo terdiam, benar juga. Lalu dia kembali memandang suaminya, "Jangan bilang kalau sebelum ini kalian udah sering nyuri, Kak?"

Mendengar penuturan Sunoo buat Heeseung terkekeh geli. "Enggak Sayang. Ngapain kita nyuri kalau apa-apa bisa di beli hmm."

"Kalian udah yakin banget nih, Kak? Serum itu benar-benar ada di sana kan?" Sunoo bertanya sekali lagi, memastikan.

Jungwon mengeluarkan laptop tipis miliknya, memasang proyektor portabel di atas meja, mengaktifkan bluetooth, proyektor di arahkan ke dinding ruangan yg putih, menjadi layar. "Kita udah periksa semua staf kurator yg ada di museum itu. Sejak berdiri, sampai sekarang. Mulai dari kurator depertemen lukisan, barang antik Mesir, Yunani, Romawi, dan sebagainya. Empat puluh tahun lalu ada satu nama yg menarik, depertemen khusus, menangani benda-benda yg engga masuk ke semua kategori tersebut. Nama kurator itu adalah, Luc franc." Jungwon mengetuk layar laptop, di dinding muncul gambar orang itu

"Kita periksa detail aktivitas Monsieur Franc, dengan rentang waktu estimasi satu botol itu di kirim ke dia. Dan hasilnya..." Jay mengetuk lagi layar laptop dan gambar baru muncul di dinding. Sebuah buku catatan penerimaan surat-menyurat, paket, dan apapun yg di terima Franc selama bekerja di museum itu, semua terlihat di layar. Jay mengetuk lagi, membuka file buku tersebut, tiba di halaman perkiraan, tercatat disana. Klik! Jay mengetuk lagi layar sentuh laptop, gambar satu botol terlihat, ada selembar kartu pos di selipkan di bawah botol kecil itu. Namun tidak terlihat jelas kartu pesan di kartu pos

Sunoo manatap gambar itu. Benar, botol serum itu ada disana. "Kok kalian bisa punya data-data ini? Bukannya ini harusnya data rahasia milik museum?" Tanyanya polos

"Bisa dong sayang, apa sih yg suamimu gak bisa." Jake mencium pipi istrinya. "Kemajuan teknologi mempermudah segalanya, pihak museum udah mendegitalkan semua hal. Termasuk catatan-catatan ini. Yaa bukan hal yg sulit buat kita bisa masuk ke server mereka, ngambil semua data yg ada disana."

Sunghoon memeriksa jam di pergelangan tangannya. "Udah waktunya kita pergi."

"Aku benaran gak boleh ikut?" Sunoo memegang tangan suaminya

Mereka menggeleng. Mungkin akan banyak hal yg tak terduga yg akan terjadi, dan hal itu bisa membahayakan sunoo dan Blue. "Kamu disini aja sama Blue. Gak aman kalau kamu ikut. Biar kita aja yg ngurus ini yaa..."

"Kak, jangan sampai ketahuan yaa..." Ujar Sunoo dengan raut serat akan kecemasan

Enam orang itu mendekati sunoo, memeluk dan mencium istrinya. "Iya, kamu tenang aja. Nanti kalau kita berhasil, kamu harus kasih kita hadiah yaa." Bisik mereka menggoda