Destiny || Kim.Sunoo

chapter 10

Ketika mendengar bel istirahat berbunyi sunoo lebih dulu keluar dari kelasnya. Dengan kotak bekal di tangannya, sunoo lebih dulu menuju ke ruangan milik enam orang itu. Sunoo tidak mau lagi ada drama dia yg di jemput ke kelas, sudah cukup kehadiran enam orang itu disisinya benar-benar menyita perhatian satu sekolah. Gosip mulai beredar, bagaimana tidak jika mereka berenam selalu ada bersama sunoo, mengantar sunoo pulang, pergi ke sekolah sama-sama dan mereka juga tentu terang-terangan mengantar atau menunggu sunoo di depan kelasnya lalu membawa sunoo ke ruangan mereka. Ruangan yg begitu private. Dan yg lebih gilanya enam orang itu terang-terangan memusuhi siapapun yg mendekati sunoo. Tangan sunoo menekan pin ketika sudah sampai di depan pintu, mereka sudah memberi tahu sunoo berapa pin nya agar sunoo bisa masuk kesana kapan saja.

Sunoo menghembuskan nafas pelan karena ternyata baru dia yg tiba di ruangan itu. Sunoo langsung menuju tempat microwave untuk memanaskan bekalnya, karena nasi goreng itu tentu paling enak di makan saat masih hangat. Tangan sunoo cekatan memasukkan bekalnya kedalam microwave. Sunoo melirik jam, sepertinya akan pas ketika mereka datang makanannya juga sudah siap.

Mata sunoo lagi-lagi menelisik seluruh ruangan besar itu. Ruangan yg amat mewah, hanya mereka yg memiliki ruangan pribadi seperti ini di sekolah. Anak-anak lain mungkin hanya nongkrong di taman sekolah, di kantin, atau di rooftop, tapi lihat mereka berenam... Memiliki segala fasilitas ini. Ya sudah, lagi pula orang tua mereka adalah donatur terbesar dan sekolah ini juga milik keluarga heeseung. Kaki sunoo melangkah menuju jendela, jendela kaca besar yg ada di ruangan itu menghadap langsung kelapangan sekolah. Sekarang sunoo dapat melihat anak-anak yg tengah bermain sepak bola di sana. Melihat anak-anak itu tertawa, bibir sunoo membentuk sebuah senyuman, ahh masa sekolah memang paling menyenangkan. Sunoo menikmati pemandangan itu sebelum tiba-tiba sebuah lengan melingkar begitu saja di pinggangnya, dan hal itu tentu berhasil membuat tubuh sunoo menegang.

"Enggak perlu tegang gitu...", Suara berat nan serak itu memasuki pendengaran sunoo

"Niki... Kamu ngapain?", Sunoo jelas sadar suaranya terdengar panik, bagaimana tidak jika niki tengah memeluknya dari belakang sekarang. Lengan kokoh cowok itu melingkupinya. Dan dagu Niki di puncak kepalanya. Oh tuhan, Sunoo tidak pernah membayangkan ada di posisi ini

"Gak tau juga. Apa ini bisa di bilang gue lagi meluk lo yaa?", Niki tersenyum tipis. "Gue cuma ngelakuin apa yg gue mau. Sejak kenal lo gue jadi sering bayangin, rasanya gimana yaa meluk tubuh mungil itu. Dan ternyata rasanya nyaman banget."

Niki merasa nyaman, sedangkan sunoo... Sunoo mungkin tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Jantungnya terasa mau meledak. Sunoo merasakan jelas dada bidang cowok itu dan hal itu berhasil bikin wajah sunoo rasanya memanas. "Ni- niki... Aku..."

"Lo wangi banget...", Niki menghirup aroma wangi surai lembut sunoo. "Kayaknya gue betah kalau lama-lama kayak gini..."

Sunoo tidak kuat lagi. Maka sunoo dengan paksa melepaskan lengan niki yg melingkari pinggangnya. Ketika berbalik sunoo dapat melihat keterkejutan di wajah cowok itu. Namun detik selanjutnya niki justru tertawa.

Niki tertawa dengan keras. "Astaga. Sorry. Gue gak maksud bikin lo..."

"Gak usah ketawa gitu!", Sunoo menujuk cowok itu dan menatap niki tajam

"Jangan bilang gue cowok pertama yg meluk lo kayak gitu?", Niki tersenyum memandang wajah sunoo yg masih merona merah

Sunoo buru-buru berjalan menjauh dari niki. Menuju microwave karena microwave itu sudah berbunyi tanda makanan di dalamnya yg sudah hangat. Sunoo pelan-pelan mengeluarkan bekal itu, dan segera menghidangkannya di atas meja.

Sedangkan niki, kini dia sudah duduk santai di sofa sambil memperhatikan sunoo. Yg tidak sunoo tahu adalah, tadi pun niki merasakannya. Merasakan jantungnya yg juga terasa ingin meledak. Niki tidak pernah menduga bahwa memeluk seorang Kim sunoo akan memberikan efek yg bisa membuatnya hampir saja terkena serangan jantung.