Udara malam yg dingin tidak cocok sama sekali untuk remaja jompo seperti sunoo. Sudah beberapa kali sunoo bersin, dan juga menggosok kedua tangannya ketika udara dingin malam terasa mulai menggigit kulitnya. Sorakan-sorakan dan suara bising kenalpot memenuhi pendengaran sunoo. Sunoo melirik jam di pergelangan tangannya, mata bak rubah itu melotot ketika jam sudah menunjukkan lewat jam 12 malam. Kaca mata yg sunoo pakai rasanya juga sudah mulai memburam karena embun malam.
Sunoo menjijit untuk menengok ke arah enam orang itu, jay dan heeseung yg baru saja menang balapan. Sunoo dapat melihat cewek-cewek seksi kini mengerumuni mereka berenam. Sunoo menghela nafas pelan, ntah apa yg dia lakukan sedari tadi, berdiri seperti orang bodoh. Sunoo tentu saja sadar bahwa penampilannya amat kontras dengan semua orang. Dia seperti anak culun yg kesasar. Semua kehidupan remaja yg penuh gemerlap ini sangat tidak cocok dengan sunoo. Sunoo juga merasakan nafasnya sesak karena terlalu banyak menghirup asap rokok. Sunoo juga bisa mencium aroma alkohol. Sunoo memandang ke sekelilingnya, yg dipenuhi remaja sepertinya yg sedang bersenang-senang menikmati masa muda. Semua ini dapat dikategorikan sebagai pergaulan bebas. Sebaiknya sunoo pulang. Sebelum berbalik melangkah, sunoo memandang sekali lagi ke arah enam orang itu. Mereka berenam, yg sepertinya tidak menyadari sama sekali kehadirannya.
Keluar dari arena balapan, sunoo berdiri di tepi jalan. Menunggu taksi pesanannya. Namun ternyata, beberapa menit sudah sunoo berdiri disana taksi pesanannya belum juga sampai. Ini sudah lewat jam dua belas malam, sunoo gugup ketika mengingat bahwa dia tidak izin sama sekali tadi saat keluar rumah.
Brumm!!! Brumm!!!
Bunyi gasan motor membuat sunoo menoleh, beberapa motor besar berhenti didekatnya. Bukan, itu bukan enam orang itu. Mereka anak lain, yg tidak sunoo kenal sama sekali.
"Mau pulang yaa? Mau ikut gue gak?", Cowok yg motornya paling depan menyeringai memandang sunoo
Sunoo menggeleng. "Enggak, aku bisa pulang sendiri. Makasih."
"Oh ayolah, kita antar pulang yaa. Gak bakal ada taksi lagi di jam segini", Cowok yg lainnya menawari dan membujuk sunoo
"Enggak. Aku pulang sendiri", Sunoo melangkah mundur, ketika motor itu jaraknya terlalu dekat dengan nya.
"Ayo ikut gue, aman kok. Gue janji bakal antar lo sampai rumah", Cowok itu semakin dekat
Sunoo menggeleng. Namun kemudian tangannya di cekal begitu saja. "Lepas. Kamu apa-apaan. Ini gak sopan!", Sunoo mencoba menarik tangannya
Cowok kurang ajar itu justru tertawa bersama teman-temannya. Sepertinya senang menjahili anak culun seperti sunoo. "Udahlah ayo ikut kita..."
"Enggak, lepas gak!!!", Sunoo merasakan tangannya mulai sakit, ketika tangan besar itu tidak main-main mencekal tangannya
"Bangsat!!! Lo gak dengar dia bilang lepas anjing!!!", Seseorang datang dan langsung menyentak cekalan tangan kurang ajar itu
"Pergi sekarang, atau gue gak akan segan-segan ngajar lo sampai mati disini", Kalimat itu di lontarkan dengan begitu dingin, osidian hitam itu memandang tajam dan buat nyali siapapun ciut menghadapinya.
"Sial!", Setelah mengatakan itu cowok-cowok kurang ajar itu segera pergi dan melajukan motornya meninggalkan tempat itu. Mereka jelas tahu siapa yg baru datang itu, mereka tidak mungkin berurusan dengannya.
Sunoo meremat baju depannya, kemudian menunduk. Tidak berani memandang enam orang itu yg ntah sejak kapan sudah berada disisinya. Tiba-tiba saja nyali sunoo ciut. Seumur-umur sunoo jadi psikolog, belajar untuk mengendalikan emosinya. Tapi enam orang ini, aura intimidasinya yg begitu kuat berhasil buat sunoo gugup.
"Pulang sekarang Kim sunoo." Kalimat itu terdengar begitu mutlak
"Aku... Emm taksinya belum sampai", jawab sunoo pelan, lebih terdengar seperti cicitan
![](https://img.wattpad.com/cover/374544096-288-k869472.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny || Kim.Sunoo
FanfictionSunooHarem Au!!!📌 Time traveler. Suatu keajaiban membawa sunoo kembali ke masa lalu demi mencegah kecelakaan itu. Sunoo seorang psikolog, kembali ke masa sekolahnya, saat dia masih kelas 2 SHS. Bertemu kembali dengan cinta pertamanya disana. Akanka...