chapter 46

548 78 259
                                    

Kehamilannya sudah berusia sembilan bulan. Tinggal menunggu hari kelahiran. Sunoo menatap pantulan dirinya dari cermin besar yg ada di dalam kamarnya, yg memperlihatkan seluruh pantulan dirinya. Tangannya berada di perut. Perutnya yg membesar nyaris terlihat hampir meledak. Jujur saja terkadang sunoo ngeri saat melihat perutnya sendiri, besar dan keras. Sunoo hanya mengenakan kemeja putih kebesaran, pandangan sunoo turun ke kakinya yg kini membengkak. Hamil tua benar-benar membuat seluruh tubuhnya serasa membengkak. Sunoo menggembungkan pipinya, berat badannya tentu saja bertambah.
Dia terlihat bulat.

Sunoo berjalan menuju meja rias, mengambil jepit rambut di sana. Memasangkannya di surainya yg kini terlihat panjang. Jepit rambut bunga matahari itu terlihat manis di rambutnya. Setelahnya sunoo berjalan menuju sofa yg ada di dekat jendela kamar, mendudukkan dirinya disana. Untuk sesaat sunoo memandang pemandangan danau Bled yg terlihat biru jernih di luar sana. Musim-musim telah berganti, dan mereka masih menetap di Slovenia.

Selama kehamilannya yg sunoo ingat, banyak hal yg terjadi. Tentang trimester kehamilannya, tentang dia yg mengidam beberapa hal ekstrem. Pertama kali mengidam, sunoo mengidam daging buaya. Mereka pergi ke Afrika dan suaminya menangkapkan langsung buaya Nil yg paling besar. Sunoo juga pernah mengidam daging ular, daging beruang kutub, lalu telur burung rajawali. Selepas masa mengidam, ternyata dia menjadi begitu sensitif. Suaminya hanya diam saja dan itu membuat sunoo kesal, apa-apa yg di lakukan suaminya membuat sunoo kesal. Sunoo jadi sering menangis tanpa sebab, lalu semenit kemudian dia kembali tersenyum. Dan masa-masa kehamilannya itu, sunoo akui enam orang itu begitu sabar menghadapi Mood swing nya.

"Sayang..." Panggilan lembut itu membuat sunoo menoleh, suaminya baru saja masuk ke kamar dan berjalan ke arahnya. Sunoo tidak mengatakan apapun ketika satu persatu dari mereka mendekatinya dan mengecup sayang pelipisnya juga menunduk untuk mengecup gundukan besar yg ada di perutnya.

Setelahnya enam orang itu hanya berdiri diam. Tidak berani membuka suara karena jika salah bicara, bisa-bisa sunoo kesal terhadap mereka. Sunoo luar biasa sensitif saat kehamilannya, dan mereka harus ekstra sabar menghadapi suasana hati sunoo yg gampang berubah. Jadi sekarang yg bisa mereka lakukan hanya berdiri diam sambil menatap sunoo lekat-lekat. Kehamilan sunoo yg sudah sembilan bulan membuat perutnya terlihat sangat besar. Kaki sunoo terlihat membengkak, dan mereka jelas menyadari sunoo kerap kali sakit pinggang karena berat pada perutnya. Jujur saja mereka rasanya tidak tega melihat kondisi sunoo yg seperti ini. Ternyata tidak ada yg mudah soal hamil. Meskipun begitu, tentu saja kecantikan sunoo semakin terpancar dan begitu memikat di mata mereka. Sunoo yg hamil terlihat lucu dan seksi secara bersamaan.

Suaminya yg hanya diam membuat sunoo kesal. Jadi sunoo meraih buku yg ada di meja sebelahnya, membukanya dan mengabaikan keberadaan suaminya. Ntahlah, sunoo merasa mereka berubah. Pikiran sunoo berkelana, mungkin di mata enam orang itu, dia yg membengkak seperti ini terlihat tidak lagi menarik dan membosankan. Itulah kenapa sikap mereka berubah.

Enam orang itu saling pandang, mereka lagi-lagi menyadari kalau suasana hati sunoo kembali berubah. Jadi dengan sangat hati-hati sekali, mereka kembali memanggil sunoo. "Sayang..."

Melihat sunoo yg masih diam, Jay berinisiatif untuk mengambil buku yg sunoo pegang. Dia jelas tahu sunoo tidak benar-benar membacanya, dan jay langsung mendapati pelototan tajam dari istrinya. Namun jay tidak peduli, cowok itu berlutut di depan sunoo dan memegang tangan sunoo. "Suamimu ada di sini, Sunoo. Kenapa kamu diam aja hmm."

Sunoo justru menarik tangannya. "Kak, aku mau istirahat. Kalian keluar aja."

Sunghoon menghela nafas, dia ikut berlutut di depan sunoo lalu mengelus lembut lutut istrinya. "Sayang, kamu kok ngusir kita. Seharian ini kamu udah di kamar aja lho."

"Udah dari pagi tadi kamu ngusir kita terus. Emangnya kamu gak kangen sama suami mu?" Jake manaikan alisnya memandang sunoo, dan kini mereka berenam sudah berlutut di depan sunoo.

Destiny || Kim.SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang