chapter 22

679 121 157
                                    

Sunoo baru saja turun dari lantai atas untuk mengambil tas sekolahnya, berjalan menuju ruang makan. Namun saat sampai disana mata bak rubah itu mengerjap beberapa saat, di meja makan itu ternyata bukan hanya ada ayah dan bundanya, tetapi juga ada enam orang itu. Saat mendengar kedatangan sunoo mereka langsung menoleh, tersenyum, lalu dengan ringan mengucapkan selamat pagi.
"Morning Sun..."

"Kak, kalian disini..." Sunoo juga mendudukan dirinya, masih menatap bingung.

"Mereka katanya mau pergi ke sekolah bareng sama kamu. Tadi waktu bunda ambil koran pagi di depan, bunda liat mereka. Ya bunda ajak aja masuk sekalian ajak sarapan..." Wonwoo menjawab dan tangannya kini tengah sibuk memasukkan nasi goreng ke piring-piring.

Sunoo mengangguk paham. Lalu membantu bundanya dengan menuang air minum.

"Kalian ini benar-benar nempelin anak saya yaa." Mingyu memicingkan matanya memandang enam anak itu.

Jay berdehem. "Ya kita cuma mau berangkat ke sekolah bareng sama sunoo, Om."

"Nanti pulangnya juga sama kalian. Disekolah udah pasti sama kalian. Kalian nempelin anak saya hampir 24 jam dalam sehari." Kata mingyu lagi, lalu menggelengkan kepalanya.

"Makasih Tante..." Heeseung mengambil piring nasi goreng yg di sodorkan bundanya sunoo. Lalu dia menoleh lagi pada ayahnya sunoo. "Kan bagus Om, anak om jadi ada yg jagain. Kita jagain sunoo nonstop pokoknya."

"Om kan tahu, anak om lucu gini. Bisa bahaya, kalau ada yg culik. Mana polos lagi, ntar di tawarin mintchoco aja langsung percaya." Jake terkekeh geli, karena sunoo kini memelototinya dengan tajam.

Mingyu mendengus, "Itu mah akal-akalan kalian aja. Modus mau dekat-dekat sama anak saya terus. Penculiknya kan kalian sendiri. Penculik kok teriak penculik."

Ayahnya sunoo kalau bicara memang tidak pakai di saring lagi, tajam, nyelekit, tepat sasaran. Tapi tentu enam orang itu tidak akan terpengaruh, mereka akan kebal dengan apapun yg calon mertuanya itu katakan. Demi sunoo-nya. Ntah kenapa mahkluk secomel sunoo harus punya ayah segarang mingyu, kan calon mantunya jadi ketar-ketir. Tapi ada bagusnya, karena hanya mereka yg berani mendekati sunoo, hanya mereka yg tak kenal takut mengambil hati ayahnya sunoo.

"Emang rasanya gak bisa jauh-jauh dari sunoo sih Om." Jawab niki apa adanya. Lalu memamkan nasi gorengnya.

Jungwon mengangguk. "Kalau gak dekat sama sunoo rasanya meriang, Om." Lalu Jungwon memandang bundanya sunoo.
"Nasi gorengnya enak banget. Tante emang jago masak, pantas aja nurun ke sunoo. Cantiknya, jago masaknya..."

Wonwoo jelas senang mendengar pujian itu lantas tersenyum lebar, berbanding terbalik dengan wajah suaminya yg kini nampak masam. Sedangkan sunoo hanya memakan nasi gorengnya dalam diam, menyimak percakapan enam orang itu dengan ayah dan bundanya. Diam-diam satu dua perkataan mereka berhasil membuat sunoo malu.

"Enak ya kalian di bikinin bekal sama anak saya setiap hari. Anak saya jadi harus bangun pagi-pagi untuk buatin bekal kalian. Kalian pikir gak repot, kalian itu ada enam orang" Mingyu mengatakan itu sebenarnya karena dia cemburu karena melihat anaknya yg setiap kali membuat bekal itu senyam-senyum. Mingyu kan rasanya tidak rela anaknya itu sampai segitunya.

Mendengar hal itu mereka berenam memandang ke arah sunoo, yg tiba-tiba terbersit pikiran apakah mereka membuat sunoo repot? Apakah sunoo-nya kerepotan jika harus bangun-bangun pagi-pagi hanya untuk membuatkan mereka bekal?

Sunoo merasakan tatapan tidak enak enam orang itu. Sunoo tersenyum lalu menggeleng pelan. "Enggak repot kok kak. Lagian aku juga biasa bangun pagi." Kemudian sunoo mengalihkan pandangannya pada ayahnya, oh jelas sunoo tahu ayahnya itu cemburu. "Ayah mau sunoo bikinin bekal juga?"

Destiny || Kim.SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang