chapter 47

541 77 159
                                    

Kamar VVIP rumah sakit itu mewah dengan fasilitas lengkap. Tentu saja mereka memilih rumah sakit terbaik yg ada di Slovenia, juga memesan kamar VVIP kelas A. Dengan semua fasilitas ini, Sunoo belum sempat memikirkan dari mana suaminya dapat uang. Tentang uang mereka yg tidak ada habis-habisnya. Biaya persalinan, dan bermalam di kamar VVIP seperti ini. Sunoo yakin akan sangat menguras kantong, biayanya pasti mencapai jutaan Euro. Logikanya, untuk anak seusia mereka yg bahkan belum genap 19 tahun, bagaimana bisa punya begitu banyak uang. Mereka sudah terlihat seperti miliarder di usia yg bahkan belum mencapai 20 tahun.

Tentu saja sunoo pernah bertanya, kenapa uang mereka tidak habis-habis? Namun enam orang itu hanya menjawab kalau mereka berbisnis dan bermain saham. Dulu, karena sedang hamil jadi sunoo tidak terlalu memikirkan dari mana suaminya mendapatkan uang. Lagi pula otak mereka terlalu jauh, terkadang sunoo merasa otaknya tidak sampai untuk memahami bagaimana cara mereka berpikir.

Selama pernikahan mereka, beberapa hal sudah terlewati. Contohnya ; Heeseung, Jay, Jake, dan Sunghoon, Empat orang itu sudah lulus SHS. Untuk jenjang universitas, mereka hanya mendaftar di kampus yg ada di Slovenia. Sedangkan Jungwon, Niki, dan Sunoo sendiri, mereka tetap homeschooling. Meskipun Sunoo tengah hamil, dia tidak menunda sedikitpun tentang sekolahnya.

Kehidupan mereka selama di Slovenia, semuanya baik-baik saja. Berjalan dengan lancar. Tapi meskipun begitu, tentu saja sunoo tetap merasakan kalau semuanya tidaklah baik-baik saja. Mereka memang tidak pernah bertengkar, karena selama masa kehamilannya sunoo tidak pernah sekalipun membahas tentang Korea. Tentang bagaimana kehidupan mereka yg seharusnya. Mengingatkan mereka kalau mereka sedang dalam pelarian. Kabur dari para orang tua. Tidak ada satu hari pun sunoo tidak memikirkan orang tuanya.

Sunoo memikirkan orang tuanya, apalagi sekarang... Saat dia juga sudah menjadi orang tua. Saat dia hamil dan melahirkan, sunoo memikirkan pasti begitulah yg bundanya alami saat hamil dan melahirkannya dulu. Saat melihat respon suaminya tentang anak mereka, pasti begitu juga respon ayahnya dulu tentangnya. Sunoo merindukan mereka. Terakhir kali Sunoo mengirim e-mail pada bundanya hanya pada malam itu. E-mail yg menjelaskan keputusan apa yg Sunoo ambil. Setelah malam itu, ntah bundanya membaca e-mail itu atau tidak tapi yg jelas setelah malam itu sunoo tidak lagi mendengar bagaimana kabar orang tuanya.

Di ranjang rumah sakit, Sunoo tengah memangku anaknya. Blue yg tengah menyusu padanya. Sunoo bersyukur Asi nya lancar, jadi anaknya bisa menyusu dengan tenang. Tangan sunoo terangkat untuk mengelus pipi anaknya, rasa sakit yg dia rasakan ketika melahirkan kini telah lenyap saat dia melihat anaknya yg terlahir sehat dan lengkap. Tanpa mengalihkan pandangannya dari blue, sunoo bicara pada suaminya, enam orang itu yg tengah duduk di sofa. "Blue mirip banget sama kalian, Kak..."

Mereka yg sedari tadi memang memperhatikan sunoo yg tengah menyusui Blue tanpa sadar menelan ludah kasar. "Maksud mu sama-sama suka nyusu gitu?"

"Kak..." Sunoo memandang suaminya dengan tatapan malas. Sepertinya memang salah besar kalau Sunoo sempat berpikir suaminya tidak lagi berhasrat padanya. Lihatlah tatapan mereka sekarang, tatapan gelap mereka tertuju tepat pada dadanya. Tidak berkedip memandang Blue yg kini tengah menyusu padanya. Tanpa di katakan pun sunoo jelas tahu kalau enam orang itu pasti tengah luar biasa iri pada Blue.

"Udah lama banget rasanya gak nyusu." Jay menghela nafas panjang dan memandang Blue dengan iri

"Kayaknya enak banget lihat Blue yg nenen. Asinya lancar yaa. Jadi pengen nyoba..." Jake menelan kasar ludahnya lalu dia memandang sunoo dengan tatapan berharap

"Enggak ada yaa, Kak. Gak usah ikut-ikutan anakmu. Asi ku cuma buat Blue, anaknya masih bayi gini." Sunoo menggelengkan kepalanya memandang suaminya.

"Sayang... Justru itu. Blue kan masih bayi, jadi dia belum butuh terlalu banyak ASI. Nah gak apa-apa dong, kalau bapaknya numpang juga." Jungwon nyengir tanpa dosa

Destiny || Kim.SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang