chapter 39

502 88 219
                                    

Jam menunjukkan tepat pukul 10 malam ketika mereka mengantar Sunoo pulang kerumahnya. Mobil sport itu berhenti di pekarangan rumah sunoo, mereka semua keluar dari mobil. Namun ketika sudah benar-benar keluar dari mobil, sunoo menyerngitkan keningnya. Kenapa di depan rumahnya terdapat banyak mobil malam-malam begini? Siapa yg berkunjung? Apa rekan kerja ayahnya? Sunoo masih berdiri dengan bingung, lalu menoleh ke samping melihat pacarnya yg juga sudah berdiri di sampingnya. "Kak... Kayaknya ada tamu deh. Kalian mau mampir dulu atau gimana?"

Enam orang itu saling pandang seolah bicara lewat kontak mata. Mobil-mobil yg berderet di depan rumah Sunoo ini mereka jelas sangat mengenali siapa pemiliknya. Rahang mereka mengeras dan diam-diam mengepalkan tangan. Sialan memang. Mereka kembali ke mobil masing-masing, mengambil sesuatu di sana. Lalu kembali lagi pada sunoo, mereka berenam tersenyum tipis saat melihat wajah cantik pacarnya itu nampak bingung. "Ayo masuk, kita bakal mampir bentar."

Sunoo mengangguk lalu berjalan menuju pintu depan rumahnya di ikuti oleh enam orang itu. Setiap langkahnya ntah kenapa tiba-tiba saja sunoo merasakan perasaan yg tidak enak. Sunoo menggelengkan kepalanya, mungkin hanya perasaannya saja. Mata bak rubah itu mengerjap saat melihat pintu rumahnya yg ternyata sudah terbuka. Langkah demi langkah sunoo tiba di ambang pintu, mulutnya baru saja hendak mengucapkan sesuatu namun terhenti ketika melihat siapa yg sudah ada di ruang tamu rumahnya. Sunoo tiba-tiba saja merasa sangat tercekat. Hal buruk akan terjadi, atau bahkan sudah terjadi?

"Masuk." Suara dingin ayahnya membuat sunoo rasanya membeku

"Ayah... Bunda..." Sunoo hendak berjalan mendekati orang tuanya namun lengannya lebih dulu di tahan oleh pacarnya. Enam orang itu sudah berdiri di sampingnya. "Kak..."

"Kim Sunoo. Kemari kamu ayah bilang." Mingyu berdiri dengan aura yg berbeda, sunoo tidak pernah melihat ayahnya yg seperti ini sebelumnya

"Kak... Aku-" Sunoo memandang pacarnya untuk meminta lengannya agar di lepaskan

"Kamu disini aja." Suara Sunghoon tak kalah dingin. Mereka berenam memasang temeng untuk sunoo agar tak kemanapun

Dan setelahnya kejadiannya begitu cepat, sunoo tidak pernah menyangka, dia memekik tertahan ketika ayahnya tanpa aba-aba mendekati mereka. Lalu melayangkan bogeman kuat ke rahang pacarnya, sampai enam orang itu terhuyung ke belakang, pukulannya memang tidak main-main.

BUGHH!!!
BUGHH!!!
BUGHH!!!
BUGHH!!!
BUGHH!!!
BUGHH!!!

Ketika melihat ayahnya hendak kembali melayangkan pukulan, Sunoo lebih dulu berlari mendekati ayahnya. Memeluk tubuh besar ayahnya, menahan amukan ayahnya. "Ayahh... Udah, sunoo mohon... Kenapa ayah tiba-tiba mukul mereka?" Suara sunoo terdengar gemetar ketakutan

Nafas Mingyu mendengus, dia masih mengepalkan tangannya. Lalu menatap sunoo. "Kamu tanya kenapa ayah mukul mereka? Bajingan kayak mereka emang harus di pukul Sunoo. Gimana ayah gak marah setelah tahu kalau mereka..." Rahang mingyu bergemelutuk keras oleh emosinya

Sunoo memandang ayahnya dengan tatapan nanar. "Mereka apa?" Lalu pandangan sunoo teralih pada bundanya yg sepertinya bundanya baru saja selesai menangis. "Bunda, sebenarnya ada apa?"

"Kamu harus putus sama mereka." Mingyu menarik lengan sunoo untuk berada sejauh mungkin dari enam bajingan itu

"Kita enggak akan pernah putus sama sunoo." Enam orang itu menjawab tanpa takut sama sekali. Mereka menatap tanpa ekspresi meskipun sekarang wajah tampan itu terlihat kacau karena bogeman dari ayahnya sunoo barusan

Seungcheol menghela nafas panjang. "Udah berakhir Sunghoon. Sekarang ayo kita pulang."

"Urusannya cuma sampai sini kalau kalian jauhin sunoo. Udah cukup Won." Hoshi menatap anaknya itu dengan tatapan benar-benar lelah. "Kita gak akan perpanjang urusan ini kalau kalian putus sama sunoo."

Destiny || Kim.SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang