chapter 40

553 83 319
                                    

Tubuhnya di gendong menuju mobil. Sunoo memberontak dengan kuat, menangis dan berteriak. Tubuhnya di gendong seperti karung beras, sejujurnya kepala sunoo rasanya benar-benar pening dengan posisi terbalik seperti ini. Sunoo memukul kuat bahu pacarnya agar di lepaskan namun usahanya tidak membuahkan hasil sama sekali. "Kak, lepasin aku... Aku enggak mau kita gini..."

Lalu sunoo menutup telinga ketika mendengar suara tembakan lagi. Enam orang itu menembaki semua ban mobil yg ada di halaman depan rumah, sudah jelas itu adalah usaha mereka agar para orang tua itu tidak dapat langsung mengejar mereka dengan mobilnya, untuk memberi mereka lebih banyak waktu lagi.

"Diamlah Sunoo, kamu harus nurut sama kita!" Suara itu terdengar dingin seolah tak peduli sama sekali dengan tangisan sunoo yg terus memohon untuk di lepaskan

"Hikss enggak, aku gak mau kak!!!" Sunoo masih saja memberontak dan tubuhnya dengan paksa di masukkan kedalam mobil.

Ketika mobil itu di hidupkan, saat itu lah sunoo mendengar teriakan orang tuanya, sunoo menoleh kebelakang melihat dari kaca belakang mobil, bagaimana ayahnya yg berusaha mengejar mereka, bundanya yg juga sudah menangis memanggil-manggil namanya. Sunoo pun menangis keras di dalam mobil, tangannya berusaha kuat membuka pintu mobil, seketika sunoo menyadari ternyata kedua tangannya sudah terborgol. Sunoo menoleh kesamping, dia satu mobil dengan Sunghoon. Wajah itu dingin tanpa ekspresi, sunghoon fokus mengemudi. "Turunin aku sekarang kak!" Sunoo berteriak. "Lepasin aku!"

Sunghoon tidak menjawab, tangannya mencengkram kuat kemudi mobil. Biarlah sunoo tetap menangis seperti itu. Mobil itu sudah melaju kencang di jalan raya, membelah jalanan malam kota Seoul. Di belakang sana mobil yg lainnya menyusul. Mereka sudah memiliki rencana, sudah jauh-jauh hari mereka menyiapkan rencana ini kalau-kalau kejadian seperti ini terjadi. Dan ternyata malam ini kejadiannya.

"Kak Sunghoon... Hiksss kalian mau bawa aku kemana? Tolong lepasin aku kak..." Sunoo tergugu menangis sambil menggoyang-goyangkan lengan Sunghoon

Sunghoon menoleh kesamping, mata tajam itu menyorot dingin. "Duduk diam Sunoo, Kamu mau kita kecelakaan?", Padahal kalimat itu sunghoon ucapkan hanya sebagai gertakan, mana mungkin mereka kecelakaan sedangkan dia sudah sangat ahli mengemudi

Sunoo sontak langsung terdiam ketika mendengar kata kecelakaan. Sunoo mengigit kuat bibirnya, air mata merembes deras dari pelupuk matanya. Ingatan buruk tentang kecelakaan itu kembali lagi, jadi setelahnya sunoo memilih untuk duduk diam dan kedua tangannya yg terborgol terkepal dengan kuat. Hatinya luar biasa sakit, ya tuhan... Padahal bukankah beberapa saat yg lalu mereka baru saja menghabiskan momen romantis, lalu sekarang kenapa tiba-tiba jadi seperti ini.

Sedangkan di mobil lain, Jay satu mobil dengan Niki. Jay fokus dengan kemudi mobilnya sedangkan Niki fokus dengan laptopnya. Di belakang sana hanya dalam hitungan menit suara sirene mobil kepolisian sudah berbunyi nyaring mengejar mobil mereka. Jemari Niki lincah dengan laptopnya, dia meretas lampu lalu lintas untuk mempermudah jalan mereka, Niki juga meretas banyak cctv jalan ataupun dashcam mobil lain. Pergerakan mereka tidak boleh tertangkap kamera manapun, jika mobil mereka tertangkap cctv maka pihak kepolisian akan sangat mudah membaca pergerakan mobil mereka.

Di mobil belakangnya lagi, ada Jake dan Jungwon. Dua orang itu juga satu mobil. Jungwon fokus dengan kemudi mobil, sedangkan Jake fokus dengan laptopnya. Jake sedang mempersiapkan keberangkatan mereka. Ada banyak hal yg perlu di konfirmasi atas apa yg akan mereka lakukan setelah ini. Banyak arsip, dokumen yg harus mereka amankan. Jika malam ini mereka harus meninggalkan Korea, semua urusan mereka yg ada disini juga harus diselesaikan. Mereka tidak akan meninggalkan jejak apapun.

DORR!!!!
DORR!!!!

Heeseung baru saja menembakan dua peluru ke belakang sana. Dia sendirian di dalam mobil, mobil sport itu canggih dan tentu saja di lengkapi dengan sistem kemudi otomatis. Mobilnya berada dibelakang sekali di antara mobil yg lainnya. Klakson mobil-mobil pengendara lain terdengar nyaring di jalanan raya. Heeseung tidak segan-segan memuntahkan pelurunya pada mobil kepolisian di belakang sana yg sudah gencar-gencarnya mengejar mobil mereka. Kabar baiknya para polisi itu tidak balik menembakkan peluru karena mereka tidak mungkin mengambil resiko jika nanti mengenai warga sipil.

Destiny || Kim.SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang