chapter 14

1K 128 102
                                    

"Wah Daebak!!!" Sunoo berseru seraya bertepuk tangan ketika melihat satu persatu dari mereka tak henti-henti menarik kail pancing. Ikan yg memakan umpan mereka juga lumayan besar, tentu saja sunoo menatap itu semua dengan takjub.

Enam orang itu tersenyum tipis melihat bagaimana mata cantik itu nampak berbinar. "Biasanya kita gak pernah dapat ikan. Kok kali ini ikannya nyangkut terus yaa, pasti karena kali ini kita datangnya sama dewi keberuntungan."

Sunoo tersipu, buru-buru mengalihkan pandangan, dia kini berjongkok melihat enam orang itu melepaskan ikan dari kailnya, sunoo menghitung berapa banyak ikan yg mereka dapatkan. 27 ekor ikan, dan ukurannya lebih besar dari telapak tangan. "Kak, ini udah banyak..."

Jay menarik kail pancingnya. Memandang sunoo yg kini berjongkok. "Iya, kayaknya udah lebih dari cukup deh."

"Ini mau di bakar disini atau di bawa pulang?" Niki memandang sunoo

Mendengar hal itu sunoo mengerjap. "Emang kita bisa langsung bakar disini?"

Merasa gerah, heeseung membuka jaketnya dan melempar asal di bebatuan. "Bisa, kita bisa cari kayu bakar. Kalo lo mau..."

Sunoo memandang mereka semua dengan tatapan berbinar kemudian dengan cepat mengangguk. Tentu saja dia mau.

Jake terkekeh pelan, "Lo kayak anak kecil yg semangat banget."

Sunghoon membuka tas yg mereka bawa, mengeluarkan pisau dari dalam sana untuk membersihkan ikan-ikan itu. "Biarin aja, yg penting tuh anak gak nangis."

"Kak aku bukan anak kecil." Untuk kesekian kalinya sunoo menegaskan bahwa dia bukan anak kecil.

"Ututut iya, gak usah manyun gitu". Heeseung tanpa peringatan mencubit pipi sunoo

Sunoo berdecak sambil memegang pipinya. Tidak mau berdebat lagi, sunoo memilih untuk bergerak mengumpulkan ranting kayu. Jay, jake dan sunghoon membersihkan ikan, heeseung dan jungwon mempersiapkan tempat bakarnya, dan sunoo membantu niki mengumpulkan ranting.

Beberapa menit kemudian mereka sudah duduk melingkar sebari menunggu ikan bakar. Sunoo menatap berbinar ikan itu. Aroma ikan bakarnya sudah menguar di udara, membuat siapapun yg menciumnya pasti merasa lapar.

"Udah masuk jam makan siang, pantesan rasanya udah laper", Jungwon melirik arlojinya.

"Ini udah matang kali ya?", Sunghoon mengangkat ikannya

"Belom, bentar lagi" Kata jay sebari meniup apinya agar agak besar

"Disini kalau pasang tenda kayaknya seru deh". Pikiran itu terlintas begitu saja di benak sunoo saat melihat kesekeliling mereka yg tempatnya memang cocok untuk mendirikan tenda camping

"Lo mau kita kemah di sini?", Jake menoleh pada sunoo yg ada di sebelahnya

Melihat sunoo yg mengerucutkan bibirnya, heeseung tahu pasti sunoo memikirkan ayahnya yg tidak akan memberi izin untuk mereka bermalam. "Ayah gak kasih izin ya?"

Pelan-pelan sunoo mengangguk. "Dari dulu ayah emang gak kasih izin buat yg kayak gitu."

"Terus lo gak pernah ikut kemah sekolah dong?" Jay menaikkan alisnya

"Ya gitu, aku gak pernah diizinin ikut kegiatan alam yg mengharuskan bermalam...", Sunoo membalikkan ikannya

"Karena apa?, Ada kejadian yaa makanya ayah gak bolehin?" Niki ikut bertanya

Sunoo lagi-lagi mengangguk. "Waktu itu, umur aku kayaknya masih tujuh tahun, jadi kita sekeluarga ngadain camping. Terus pas malam gak tau tiba-tiba aja aku kesasar di hutan. Kata ayah aku baru di temuin waktu pagi dan udah dalam keadaan pingsan. Dan yeah, sejak saat itu ayah gak bolehin lagi sesuatu yg berhubungan dengan camping dan hutan."

Destiny || Kim.SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang