chapter 2

1.2K 133 27
                                    

Menjadi dewasa adalah persiapan untuk kehilangan banyak hal. Kehilangan bentuk percaya pada diri sendiri; kehilangan satu per satu orang di sisi diri; kehilangan keinginan untuk menjadi manusia; juga kehilangan cara untuk bahagia tanpa banyak pikir panjang. Menangis kencang di malam hari, panjang dan menikam banyak bentuk rasa semangat. Berakhir patah sepatah-patahnya, lalu mendadak tidak ingin beranjak untuk menghadapi dunia rasanya hanya ingin tidur panjang! Merasa terlalu kecil untuk menghadapi dunia yg terlalu besar untuk ditaklukkan. Mampunya jauh di luar kuasa, sudah di ambang batas, sudah kedaluwarsa, sudah tidak tersisa.

"Semua manusia punya monster di dalam dirinya, Kak Sunoo pernah bilang begitu kan?. Monster yg bisa diajak musuhan, tapi juga bisa diajak temenan. Monster yg bikin isi kepala kita berisik setiap malamnya, tapi juga bisa jadi tempat untuk kita evaluasi hal-hal yg udah kita kerjain sejauh ini." Helaan nafas panjang keluar dari mulutnya

Klien Sunoo kebanyakan remaja. Dan yg tengah duduk di depannya ini adalah seorang mahasiswi semester satu, namanya Haera.
Gen Z memang paling akrab soal mental health. Untuk seorang psikolog seperti sunoo, jika berada di sesi terapi seperti ini bukan hanya telinganya yg siap sedia mendengarkan tapi mata sunoo juga harus awas, awas dalam memperhatikan ekspresi klien, gerakan tangan, gerakan kaki, pandangan mata, bahkan bentuk helaan nafas.

"Tadi malam aku kalah sama Monsternya", Cerita haera lalu dia tertawa getir mengingat tangisannya di bawah selimut tadi malam

"Ada apa?", Sunoo bertanya lembut

"Berat banget." Haera menarik napas. "Aku ngerasa kehidupan selama jadi orang dewasa lebih banyak sedihnya dibanding bahagianya. Aku enggak punya banyak waktu untuk bahagia karena aku ingat ada banyak hal yg harus aku kejar supaya bisa ngikutin ritme kerja kehidupan. Bangun pagi menjadi kegiatan yg membuatku cemas, takut hari ini gak berhasil lagi. Dihantui gagal, banyak dituntut untuk menyelesaikan tugas sebagai orang dewasa, padahal mampuku masih jauh dari bagian paling minimal",
"Gimana kalau aku gagal nyelesain tugasku sebagai manusia, Kak?"

"Gimana kalau ternyata berhasil?" Sunoo balik bertanya. Sunoo mendebatkan perihal berhasil di dalam kepalanya, tapi dia lanjut bicara, "Gimana kalau ada sesuatu yg lagi menunggu untuk kamu jemput di ujung perjuangan kamu? Sesuatu yg bakal hilang kalau gak dicoba terus-menerus jalan untuk bisa kamu datang ke sana."

Haera mendadak berusaha mengingat-ingat ada berapa banyak orang yg dirundung banyak kecewa dan sedih kalau-kalau dia memilih menyerah. Ada berapa banyak bahagianya di masa kecil yg berakhir sia-sia karena dia tidak mau melanjutkan apa-apa lagi sebagai manusia?

Sunoo dapat melihat pupil mata Haera melihat ke kiri, itu artinya haera sedang mencoba mengingat sesuatu. Kemudian Sunoo tersenyum. "Tenang aja, kamu masih punya banyak waktu untuk menghadapi semuanya satu per satu. Enggak harus selesai, enggak harus berakhir sempurna. Yg penting, dilakuin terus-menerus. Biarin pertanyaan tentang kebingungan kamu ketemu jawabannya di tengah jalan, waktu kamu lagi berusaha dan mencari tahu tentang itu. Nanti juga sampai. Enggak apa-apa, ya, kalau kita jalannya pelan-pelan? Its okey".

Haera mengangguk kecil, kemudian menatap kedepan. "Tapi kak, aku masih sering khawatir soal masa depan. Nanti kehidupan aku kedepannya gimana ya? Nanti hidup aku lima tahun atau sepuluh tahun kedepan akan gimana ya?"

Setelah menulis sesuatu, Sunoo mengangkat wajahnya. "Sebenarnya enggak salah, tapi ketika kita khawatir secara berlebihan sama masa depan, kita justru jadi ketakutan secara berlebihan. Dan akhirnya kita lupa bahwa masa depan kita akan di tentukan dari apa yg akan kita lakukan saat ini. Memang sebagai manusia kita enggak bisa 100% memastikan bagaimana sih kehidupan kita yg akan datang itu akan terjadi. Kita juga enggak bisa 100% memastikan apa yg usaha yg kita lakukan sekarang akan menentukan keberhasilan kita dimasa yg akan datang. Tapi, apa yg kita usahakan dimasa kini tentu akan membantu kita untuk mencapai tujuan-tujuan. Jadi sebenarnya mempersiapkan masa depan itu boleh banget. Tapi jangan sampai khawatir secara berlebihan, karena apa yg akan terjadi dimasa depan akan di tentukan dari apa yg kita lakukan sekarang."
"So, belajar untuk berada di di present momentnya kamu yaa. Belajar untuk di masa sekarang. Fokus sama apa yg sekarang kamu lakukan, untuk mempersiapkan yg terbaik untuk masa depanmu."

Destiny || Kim.SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang