chapter 37

536 66 227
                                    

Pagi itu di kediaman keluarga Kim, aroma wangi kue yg baru saja keluar dari open menguar lezat memenuhi dapur. Sunoo bersenandung kecil saat melihat brownies buatannya sudah matang sempurna. Tangan-nya cekatan menghias kue itu, dia sudah bangun pagi-pagi sekali hanya untuk membuat kue ini. Sibuk dengan kue nya, sunoo sampai tidak sadar dengan kedatangan bundanya.

"Pagi-pagi gini kok kamu udah bikin kue?" Wonwoo berdiri tepat di depan meja pastry melihat lebih jelas apa yg sedang sunoo lakukan

Sunoo memegang dadanya karena agak kaget. Lalu tersenyum pada bundanya. "Hari ini Kak Heeseung ulang tahun, bund."

Mendengar hal itu wonwoo langsung tertawa lalu mengangguk paham. "Kue nya pasti enak banget soalnya kamu bikinnya pakai cinta. Cinta banget ya kamu sama pacarmu itu."

Sunoo langsung merona mendengar hal itu. "Bunda ihh, gak usah godain sunoo."

Wonwoo mencubit gemas pipi anaknya. "Bunda ini ibumu sunoo, bunda bukannya godain kamu. Tapi benar kan kamu cinta banget sama mereka. Bunda tahu kok."

Sembari menghias kue itu, sunoo berkata. "Bunda dulu juga gini kan, kayak gak pernah muda aja." Lanjutnya sambil terkekeh

"Beda sama kamu. Beda level. Bunda dulu waktu jaman sekolah ya gitu cinta-cintaan kayak anak sekolah. Tapi kamu, bunda lihat kalian udah kayak cintanya bukan cuma hitungan bulan tapi udah berpuluh-puluh tahun. Udah kayak suami istri."

Sunoo mengerjapkan matanya. "Emangnya kelihatan gitu ya, bund?"

"Hmm..." Wonwoo mengangguk lalu bersedekap. "Ini kalau kalian putus sakitnya udah kayak orang cerai sih."

Untuk yg itu sunoo tidak tahu harus menjawab apa, jadi sunoo hanya menutup rapat-rapat bibirnya. Lalu sunoo memotong buah strawberry untuk hiasan kuenya.

Wonwoo memperhatikan bagaimana telatennya sunoo dengan kue itu. Anaknya yg masih 17 tahun. Tapi ntah kenapa di mata wonwoo sekarang, sunoo terlihat begitu dewasa. 10 tahun lebih dewasa. Wonwoo ibunya, tentu saja wonwoo merasakannya. Sunoo biasanya menceritakan apa saja, tapi sunoo yg sekarang. Seolah sunoo menyimpan semuanya sendirian, tidak ingin membuat orang tuanya terbebani. Apa-apa yg sunoo lakukan juga seolah sudah di pikirkan dengan matang-matang, dan itu bukanlah hal yg di lakukan oleh anak yg berumur 17 tahun. Bahkan tutur kata sunoo, perbuatannya, sunoo yg berdiri di depannya sekarang, seperti sunoo yg sudah di tempa matang-matang secara pribadi maupun emosional. Bukan sunoo yg remaja, tapi sunoo yg dewasa. Wonwoo merasakannya.

"Bunda kok ngeliatin sunoo kayak gitu?" Sunoo mendongak memandang bundanya

"Kayaknya ini di mulai sore itu, waktu kamu pulang terus nangis-nangis meluk bunda sama ayah. Bunda ngerasa kamu beda." Wonwoo memandang sunoo lekat-lekat

Sunoo menelan ludahnya. Sore itu, yg bundanya maksud saat hari pertama sunoo kembali ke masalalu. Kenapa tiba-tiba bundanya membicarakan ini. "Beda gimana?"

Wonwoo menghela nafas lalu mengadihkan bahunya. "Enggak kok, mungkin perasaan bunda aja. Soalnya sekarang kamu jadi jarang manja-manja sama bunda."

"Bunda..." Sunoo segera mengelap tangannya lalu berjalan mendekati bundanya. Masuk kedalam pelukan bundanya. "Bukannya gitu. Bunda kan udah sibuk banget ngurusin butik, jadi sunoo gak mau bunda tambah capek."

"Padahal bunda gak apa-apa." Wonwoo mengecup sayang puncak kepala anaknya, juga mengelus lembut bahu sunoo. "Justru kalau kamu manja-manja itu bikin capek bunda jadi ilang. Kamu tuh anak bunda satu-satunya sunoo..."

"Kan ada ayah yg manja-manja terus sama bunda." Sunoo tertawa mencoba sedikit menggoda bundanya

"Ck, ayahmu beda lagi. Badannya gede gitu, yg ada bikin bunda pegal-pegal." Wonwoo berdehem ketika sadar ucapannya sendiri.

Destiny || Kim.SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang