"Dulu waktu kita mau jalan, memangnya kamu bakalan suka kalau ayahku ikut?. Aku ingat yaa, ayahku pernah ngikutin kita terus kamu uring-uringan sepanjang jalan". Wonwoo tertawa pelan mengingat momen itu. Sekarang wonwoo dapat melihat ekspresi suaminya langsung berubah kecut.
Benar. Ayahnya wonwoo dulu kurang lebih sama seperti mingyu sekarang. Dan mingyu tentu masih ingat jelas betapa kesalnya dia saat ayahnya wonwoo ikut bersama mereka ketika mereka pertama kali ngedate. Mingyu mengalihkan pandangannya pada Sunoo, anaknya itu kini juga memandangnya, dan enam orang lainnya yg kini memandangnya dengan tatapan seolah memohon agar mingyu mengubah keputusannya.
Mereka berenam jelas ingin sekali agar ayahnya sunoo mengubah keputusan. Oh ayolah, ayah mana yg ikut anaknya pergi jalan-jalan. Jika ayahnya sunoo juga ikut maka hancurlah semua mimpi-mimpi indah mereka. Mimpi ingin mendekati sunoo. Coba bayangkan, bagaimana bisa mereka mendekati sunoo jika ayahnya yg sangar itu selalu ada di samping sunoo. Bagaimana bisa mereka menggoda dan merayu sunoo di depan ayahnya langsung.
Dan sunoo tidak terkejut lagi atas respon ayahnya. Sedari dulu ayahnya memang selalu posesif apapun itu menyangkut tentangnya. Ayahnya tidak berubah sedikit, bahkan di masa depan ayahnya itu tetap seperti itu. Apakah sunoo keberatan atau terganggu dengan sifat posesif ayahnya?, Tidak... Sama sekali tidak. Sunoo mengerti sekali kenapa ayahnya bersikap seperti itu. Semua orang tua akan bersikap sama, melindungi anaknya. Kelak, semua orang akan mengerti ketika mereka sudah menjadi orang tua.
"Gyu, biarin aja anakmu pergi. Gak usah pakai acara ikut segala. Kamu itu bapak-bapak masak mau ikut anak muda." Wonwoo kembali bicara dan masih mengusap lembut lengan kekar suaminya
"Sayang, aku cuma khawatir sama sunoo. Mereka ini wajahnya tidak meyakinkan..." Yg mingyu maksud jelas adalah enam anak itu
"Om, Kita bakalan jagain Sunoo." Jake akan meyakinkan ayahnya sunoo bagaimanapun caranya. Bahkan kalau perlu sampai berlutut
"Iya Om, kalau masih gak percaya... Om mau kita ngelakuin apa biar om percaya?" Niki memandang serius ayahnya sunoo
Jay meletakkan ponselnya di atas meja. "Om bisa hubungin orang tua kita langsung sebagai pertanggungjawaban kalau sunoo sampai kenapa-kenapa..."
"Hey, kamu ngomong gitu udah kayak tanggung jawab apaan." Mingyu menggelengkan kepalanya melihat enam orang itu kini hanya nyengir tanpa dosa
"Gak gitu Om. Kita kan udah janji, gak bakal apa-apain sunoo sebelum nikah." Kalimat itu kembali mereka utarakan, tidak peduli meskipun sunoo mendengarnya langsung. Malah bagus jika sunoo mendengarnya langsung, karena memang mereka sungguhan berniat menikahi sunoo.
Mendengar hal itu jelas membuat pupil mata sunoo melebar beberapa detik bersamaan dengan kini merasakan wajahnya yg memanas. Rasanya sunoo ingin meneriaki enam orang itu, ntah kenapa begitu mudah bicara tentang pernikahan.
"Gak usah ngomongin nikah. Ini aja mau jalan belum saya kasih izin. Apalagi buat nikah". Mingyu menatap tajam mereka yg begitu terang-terangan itu. Meskipun sekarang mingyu dapat membaca bahwa enam orang itu tidak akan mengenal kata menyerah. Tekadnya begitu kuat. Meskipun mereka masih anak SHS, tapi mingyu dapat melihat tidak ada kata tidak dari kamus mereka.
Heeseung berdehem pelan. "Kita bakal usaha terus buat dapatin restunya Om..."
"Katanya teman. Kok ini malah ngomongin tentang restu." Ucap wonwoo pura-pura kaget, sudut matanya dapat melihat sunoo yg kini menunduk tahu bahwa anaknya itu sudah kepalang malu.
"Ini masih dalam proses Tante...", Jungwon menjawab sambil tersenyum, sudut matanya pun dapat melihat sunoo yg kini tengah malu-malu, persis seperti anak perawan yg hendak di persunting.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny || Kim.Sunoo
Fiksi PenggemarSunooHarem Au!!!📌 Time traveler. Suatu keajaiban membawa sunoo kembali ke masa lalu demi mencegah kecelakaan itu. Sunoo seorang psikolog, kembali ke masa sekolahnya, saat dia masih kelas 2 SHS. Bertemu kembali dengan cinta pertamanya disana. Akanka...