chapter 26

2.1K 201 325
                                        

Saat umur niki tujuh tahun, niki memiliki seorang teman. Temannya itu memergoki niki membunuh seekor kucing. Niki membunuh kucing itu karena sudah mencakar tangannya, padahal niki sudah memberi kucing itu makanan. Sejak memergoki niki membunuh kucing itu, temannya itu selalu menghindari niki, memandang niki dengan tatapan takut. lalu suatu hari niki ingin membantunya karena temannya itu jatuh tersungkur karena terburu-buru ingin lari saat melihat niki. Niki mengulurkan tangannya ingin membantu temannya untuk berdiri, tapi temannya itu justru mengigit tangannya. Bukankah kasusnya sama saja? Temannya dan kucing itu... Maka itu pertama kalinya niki membunuh, niki membunuh temannya sama seperti dia yg membunuh kucing itu. Setelah menghantam keras kepalanya dengan batu, niki menikmati temannya yg menggelepar dengan kepala yg hampir hancur, lalu langkah terakhir niki mencabut paksa kuku-kuku temannya, seperti dia mencabut paksa kuku kucing yg dia bunuh. Nasib temannya itu benar-benar persis seperti kucing itu. Mati dengan kepala yg hancur, dan kuku-kuku yg terlepas.

Sedari kecil jake sudah sering ikut orang tuanya ke rumah sakit. Rumah sakit itu milik keluarganya. Ibu jake adalah dokter anak. Saat umur jake delapan tahun, ibunya membawanya ke bangsal anak-anak yg mengidap penyakit kanker. Jake melihat banyak anak-anak seumurannya yg mengidap penyakit kanker. Ibunya bilang begini ; "Jake lihat mereka, kasian sekali karena harus menanggung sakit". Tidak butuh waktu lama setelah kunjungan itu, jake kembali mendatangi bangsal yg sama. Jake menyuntikkan obat ke masing-masing infus anak-anak itu. Obat berdosis tinggi. Jangan lupakan jake memang sudah pintar sedari kecil, bukan hal yg sulit sama sekali baginya untuk menemukan obat yg pas. Hari itu, kurang dari setengah jam, puluhan anak pengidap kanker mati begitu saja. Bukankah jake sudah menghilangkan rasa sakit mereka? Mereka tidak perlu merasa sakit lagi kan.

Hoshi, ayahnya jungwon sangat menyukai harimau. Jadi ayahnya itu memelihara harimau. Jungwon jelas juga ingin melihat harimau itu dari dekat, tapi ayahnya selalu saja melarang. Ketika jungwon hendak mendekati kandang harimau, penjaga gerbang pasti mengadukannya pada ayahnya. Benar-benar membuat jungwon kesal. Umur jungwon tujuh tahun saat itu, jadi apa yg jungwon lakukan? Saat penjaga gerbang sedang makan siang, jungwon membuka kandang harimau itu. Membiarkan hewan itu lepas begitu saja, menyerang penjaga gerbang bahkan sampai masuk kedalam rumah dan menyerang para pelayan. Hari itu rumah mereka dipenuhi dengan genangan darah, mayat bergelimpangan dengan daging yg tercabik-cabik. Sungguh keajaiban ntah kenapa harimau itu bersikap jinak pada jungwon, dengan tenang tangan kecilnya memegang lengan penjaga gerbang yg sudah terpisah dari tubuhnya lalu menyerahkannya pada harimau. Harimau itu langsung memakannya, dengan jungwon mengelus lembut sisi badan harimau yg besar. Jungwon ingat, ibunya langsung pingsan di tempat saat menyaksikan kejadian itu.

Sunghoon sedari kecil memang sudah dingin. Wajahnya yg dingin itu tak menunjukkan persehabatan sedikitpun hingga tidak ada satu orang anakpun yg berani mendekatinya. Suatu hari ada seorang anak yg berani mendekatinya, saat itu sunghoon berada di kelas tiga SD. Karena anak itu gemar mendekatinya, akhirnya sunghoon membuka dirinya dan membiarkan mereka berteman. Dan mereka menjadi dekat, itu teman satu-satunya dan yg pertama yg sunghoon punya. Suatu hari temannya itu mengajak sunghoon untuk bermain ke rumahnya, sunghoon menyetujuinya dan ikut ke rumah temannya. Namun ternyata saat sampai di sana, yg sunghoon dapati orang tua temannya bertengkar hebat. Temannya itu langsung membawa sunghoon ke kamar, dia menangis di depan sunghoon. Sebari terisak temannya itu berkata. "Hikss, andai aja orang tua ku enggak bertengkar lagi. Mereka selalu aja bertengkar. Aku muak dengar mereka bertengkar. Aku benci rumah ini". Jadi apa yg sunghoon lakukan agar orang tua temannya itu tidak bertengkar lagi? Di kunjungan berikutnya, sunghoon meracuni mereka. Temannya bilang bahwa dia benci rumahnya kan, jadi sunghoon membakar rumah mereka berserta orang tua temannya. Sunghoon dan temannya itu berada di luar rumah saat api membakar habis rumah itu. Sunghoon ingat temannya menangis dengan keras saat kejadian itu, sunghoon bingung bukankah ini bagus, setelah ini temanya itu tidak akan menyaksikan orang tuanya bertengkar lagi kan?. Sembari menangis temannya itu berkata. "Aku akan menyusul mereka." Maka setelahnya sunghoon hanya diam saja menyaksikan temannya masuk kedalam rumah yg terbakar, menyusul mati terbakar bersama dengan orang tuanya.

Destiny || Kim.SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang