chapter 30

606 82 239
                                    

Meja makan panjang itu di isi oleh tiga orang. Sunghoon dan kedua orangtuanya. Mereka berenam dan sunoo sudah kembali ke Korea sore tadi. Dan kini ketika malam telah tiba, sunghoon tengah makan malam bersama orang tuanya. Sunghoon fokus pada makanannya. Setelah makan selesai, sunghoon akan bicara pada orang tuanya tentang sunoo.

Ketika makanan mereka tandas, sunghoon berdehem pelan dan mengangkat wajahnya memandang papa dan mamanya. "Pa, Ma, Ada yg mau aku omongin."

Seungcheol mengangkat alisnya memandang anaknya itu. "Mau ngomongin apa?"

Sunghoon tidak butuh basa basi, jadi dia akan langsung mengatakan apa yg dia ingin sampaikan. "Aku mau ngenalin pacarku sama kalian. Pacarku Sunoo."

Mendengar apa yg sunghoon katakan jeonghan menghela nafas pelan, lalu melirik suaminya itu yg kini tidak menunjukkan ekspresi apapun. Jeonghan kembali memandang anaknya, lalu bicara dengan nada selembut mungkin. "Sunghoon, kamu yakin mau pacaran sama sunoo?"

Berbanding terbalik dengan istrinya, seungcheol langsung berkata dengan nada tidak suka. "Pacar katamu? Kamu mau ngerusak anak orang sunghoon. Kamu sadar apa yg kamu lakukan?"

Tangan sunghoon yg ada di bawah meja langsung terkepal. Sunghoon membalas tatapan papanya. "Papa ngomong apa. Siapa yg ngerusak anak orang. Padahal aku udah usaha ngomong baik-baik sama kalian. Tapi gini yaa tanggapan papa. Dan aku jelas yakin buat pacaran sama sunoo, Ma"

"Sunoo tau kondisi kamu yg sebenarnya?" Seungcheol menaikkan alisnya, "Papa yakin kamu gak kasih tau sunoo gimana kondisi kamu sebenarnya kan. Makanya anak itu mau pacaran sama kamu."

"Itu bukan urusan papa. Disini aku cuma mau ngenalin sunoo sama kalian. Aku mau nikah sama sunoo." Ucap sunghoon lagi tanpa beban sedikitpun

"Nikah katamu?" Seungcheol benar-benar tidak habis pikir. "Sunghoon sebaiknya kamu minum obat. Udah 2 Minggu kan kamu absen gak ketemu dokter."

"Sunghoon, sayang... Kamu pasti cuma bicara ngelantur kan nak. Sebaiknya sekarang kamu istirahat aja yaa..." Jeonghan menatap anaknya itu dengan lembut, mengerti jika lama-lama di biarkan bisa-bisa suami dan anaknya ini akan bersitegang.

Sunghoon berdiri dari duduknya. Menatap nyalang pada orang tuanya. "Obat? Aku gak sakit! Kenapa aku harus ketemu sama dokter sialan itu. Kenapa kalian selalu nganggap aku kayak orang sakit. Aku sehat Pa, Ma."

"Sebaiknya kamu jauhin sunoo. Kamu tau kan siapa ayahnya. Kamu mau main-main sama anak polisi? Gak akan Mingyu mau nerima menantu kayak kamu sunghoon." Sungcheol mengatakan itu dengan penuh peringatan

Sunghoon tersenyum mengejek. "Papa gak akan berani bilang yg macam-macam sama om mingyu tentang aku. Karena apa? Karena kalau kepolisian tau tentang apa yg aku lakuin, itu cuma ngasih pengaruh buruk untuk reputasi papa. Papa gak akan menangin pemilu lagi buat tahun depan."

"Kamu berani ngomong gitu sama papa, Sunghoon!" Sungcheol berdiri dari duduknya, namun anaknya yg kurang ajar itu hanya langsung pergi meninggalkan ruang makan begitu saja. Sungcheol memijit pelipisnya, sunghoon anaknya itu sudah seperti itu sejak kecil. Sejak mereka mengetahui bagaimana kondisi sunghoon yg sebenarnya.

"Kita bisa pikirin masalah ini..." Jeonghan mengelus lengan suaminya. Ntah bagaimana caranya mereka menghadapi perilaku sunghoon yg satu ini. Kondisi sunghoon, mereka sudah melakukan segala macam upaya agar sunghoon normal. Tapi anaknya itu, bahkan tidak berkurang sedikitpun. Pertama kali mereka memergoki sunghoon, itu ketika sunghoon membunuh pelatih ice skating-nya sendiri. Sunghoon memotong kaki palatihnya, lalu melempar potongan kaki itu pada anjing. Bagian kepalanya yg sudah lepas dari badannya, sunghoon buat sebagai bola untuk dia tendang-tendang kesana-kemari dan mainkan sepuasnya.

Destiny || Kim.SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang