"Apa maksudmu dengan membutuhkan akses keluarga Laborc?"
Bukan! Itu bukan Alex maupun Samuel yang bertanya melainkan Jes.
"Apa yang terjadi dengan wajahmu?" Mantrisanu yang menangkap peluang dengan absennya Bible dari sisi Jes menjulurkan lengannya untuk mengecek lebam yang mulai tercetak jelas di rahang si Detektif. Namun tentu saja, niat terselubungnya langsung ditepis kasar.
"Apa kaitannya dengan keluarga Laborc?"
"Engg... Soal itu –"
"Tidak ada satupun dari kami yang tau pasti, Jes." Suara tegas Samuel menyelamatkan si IT Siber dari kebingungan. "Tapi, besar kemungkinan ada kaitannya dengan kasus Achernar."
Tentu saja teror pengeboman yang terjadi di Eugenia beberapa tahun silam masih lekat dalam ingatan pria berambut auburn itu. Meski tak terlibat langsung karena satu dan lain hal, Jes senantiasa memantau perkembangan kasus tersebut. Bahkan kabar mengenai bunuh diri masal para pelaku yang seharusnya hanya diketahui jajaran aparat petinggi di Blue Whale tak luput dari telinganya. Jadi, untuk ukuran seseorang yang memiliki bayangan di mana-mana, bagaimana mungkin hal yang berkaitan dengan Laborc ini lolos dari jemarinya?
"Apa saja yang diperlukan untuk membukanya?"
"Huh? Ohh! Sidik jari, biometrik wajah, CSF (Circular Symmetric Filter) untuk keamanan standar dan beberapa lapis kode lanjutan, Sir."
Raut Jes yang menggelap membuat siapapun yang melihatnya berasumsi bahwa dia sedang merencanakan sebuah pembunuhan keji padahal isi otaknya sekarang hanyalah bagaimana upaya untuk mendapat akses ke dalam dokumen rahasia Laborc meskipun terselip juga secuil pemikiran tentang cara berbaikan dengan Bible Wichapas Sumettikul -yang omong-omong kembali murka karena kejahilan yang Jes lakukan-.
"Ummm, bagaimana jika kukatakan kalau aku mengetahui isi dokumen rahasia tersebut, mungkin tidak secara mendetail hanya garis besarnya?"
Mata-mata lelah namun tetap bersinarkan tekad kini menatap si Profiler penuh perhatian akan tetapi satu orang diantaranya justru menggeleng tegas. Tentu saja, gerak-gerik mencurigakan Jhonatan dengan cepat tertangkap iris Alex.
"Ada yang ingin kau sampaikan, Cermak?"
Bukannya menjawab, sekali lagi si Deputi Jaksa malah melempar pandangan memperingatkan pada Joe Clement.
"Menyembunyikan informasi karena tekanan sama dengan melanggar kode etik yang mana artinya aku menjatuhkan harga diri para profiler, Jhon."
"Bukan be–"
"Kau sudah bersumpah bahwa seandainya sesuatu terjadi padaku, Yaya akan selalu aman dalam perlindunganmu dan Kimberley. "
"Dasar sialan kau, Clement."
Joe tersenyum simpul sebagai balasan pada sang rekan yang sudah mengenalnya selama 20 tahun. "Kalau begitu mari kita memulainya dari titik awal pengeboman."
KAMU SEDANG MEMBACA
Star in the Water | JESBIBLE
Fiksi PenggemarKetika pemuda yang selalu dikuntit maut itu akhirnya bertemu dengan seseorang yang dinaungi oleh cahaya, bagaimanakah jalinan takdir yang akan tercipta ditengah kematian yang mengelilingi? ---------------------------------------------------------- L...