Setelah sampai di Indonesia Faro kembali ke rumah masa kecil nya yang jarak rumah nya hanya terhalang 3 rumah dengan rumah Elisa. Faro menatap sekeliling ada beberapa yang berubah dari yang terakhir Ia lihat. Seperti pos keamanan yang sudah menjadi lebih layak dari sebelumnya, sudah muncul beberapa rumah baru di depannya, bahkan tetangga nya yang sudah berganti menjadi orang baru. Faro melihat ke arah samping rumah nya 3 rumah setelahnya adalah rumah Elisa. Ia mengingat betul ketika dulu Ia menghampiri rumah Elisa mengajak nya bermain sepeda, berangkat sekolah bersama, bahkan menginap di rumah Elisa ketika orang tua Faro ataupun Elisa ada pekerjaan di luar kota. Mereka habis kan masa kecil nya dengan Indah menonton film upin-ipin bersama, dan membeli barang kembar seperti tas sekolah ketika mereka SD bergambar upin-ipin yang sama.
Malam hari yang sunyi Faro terduduk di dalam kamarnya melihat sekeliling kamar nya yang terdapat bingkai foto nya bersama Elisa senyuman terukir indah di bibir Faro. Dengan petikan gitar yang menyelimuti hening malam nya Faro menyanyikan lagu I wanna dance somebody. Lamunan Faro tersadar ketika seseorang mengetuk pintu kamar nya.
"Sayang mama izin masuk yah." Ucap mama Linda mengetuk pintu kamar Faro.
"Iya kenapa mah?" Tanya Faro membuka pintu kamar nya.
"Tiga hari lagi kita kemo yah sayang, om Aldo udah siapin semuanya rumah sakit di Jakarta. Kamu mau yah?" Tanya Linda.
"Iya mah Faro mau." Jawab Faro.
"Kamu kapan mau ketemu caca nak? Tadi mama pulang dari supermarket mama liat caca di depan rumah nya." Jelas Linda.
"Caca liat mama?" Tanya Faro.
"Engga sayang mama tadi cuma lewat rumah nya aja." Jawab Linda.
Faro mengangguk "nanti setelah kemo Faro mau temuin caca mah." Jawab Faro.
"Yaudah sayang. Kamu istirahat yah mama mau ke bawah dulu papa kamu juga nginap disini ko." Jawab Linda.
"Iya mah."
***
Pukul 9 pagi Elisa sudah bersiap untuk pergi ke kampus. Ia berdiri di depan rumah nya membuka handphone nya untuk memesan ojek online. Namun sudah 10 menit Elisa mencari driver yang mau mengantar nya namun tak kunjung dapat. Elisa terpaksa kali ini Ia harus membawa motornya meskipun Reno sudah melarang nya. Ia pikir nanti akan izin dengan jurus yang ampuh lagi pula ini kan urgent . Elisa membuka pagar rumah nya yang tinggi untuk mengeluarkan motornya dan setelah di keluarkan motor nya Ia kembali menutup pagar nya. Tanpa sadar di belakang sana ada seseorang yang memperhatikan Elisa yang sibuk mengeluarkan motor nya.
Ya seseorang itu adalah Faro Ia memperhatikan sahabatnya itu yang sedang sibuk mengeluarkan motor nya sendiri ada tawa yang menghiasi wajah Faro melihat tingkah Elisa yang menurutnya tidak berubah. Faro mengikuti Elisa dengan mobil nya dari belakang memastikan sahabat nya itu sampai ke tempat tujuan dengan selamat.
Hampir 30 menit Faro mengikuti Elisa sampai di sebuah kampus. Ya pasti itu tempat kuliah Elisa dan juga Sabila Faro memperhatikan Elisa hingga sampai di parkiran kampusnya. Faro melihat ada seseorang laki-laki yang menghampiri Elisa yang terlihat hanya muka datar nya ketika Elisa sampai kampus. Faro tidak tahu siapa laki-laki itu Ia terus memperhatikan nya sampai Elisa pergi dengan laki-laki tersebut. Faro melihat wajah laki-laki itu yang tadinya sangat datar namun tiba-tiba tersenyum dan mengelus kepala Elisa. Ada perasaan aneh yang Faro rasakan namun Faro belum bisa bertemu dengan Elisa Ia harus melakukan kemo terlebih dahulu agar Ia tidak terlihat lemah di hadapan Elisa nanti.
Sementara Elisa yang sudah sampai di parkiran Ia langsung merutuki dirinya sendiri ketika ternyata Reno melihat Elisa yang datang dengan motornya. "Duh Elisa lo bego banget kenapa tadi ga izin dulu aja sih ini bisa berabe." Batin Elisa ketika Reno berjalan menghampiri nya dengan muka datarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa? (Completed)
Teen Fiction" Aku bisa memilih untuk mencintai siapapun, tapi tuhan telah menciptakan takdir ku sendiri." Elisa Arumi Salsabil. " Mengapa harus ada kata sahabat di antara rasa yang tumbuh setiap harinya ca?" Pauli Adriansyah Faro. " Jika aku bisa memilih takdir...