Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam kini waktu nya mereka makan malam. Ini adalah malam terakhir mereka berlibur karena besok pagi mereka harus kembali ke Jakarta. Berkumpul di gazebo dengan beberapa hidangan yang sudah tersedia. Karena di suasana puncak yang sejuk dan juga dingin mereka memutuskan untuk memakan mie instan dengan toping telur, sawi serta irisan cabai, juga memesan makanan seperti pizza, kopi, dan cemilan lainnya.
Mereka mengisi malam terakhir dengan bercanda gurau, gaming dengan menyanyikan beberapa lagu yang diiringi petikan gitar oleh Reno. Kini giliran Reno menyanyikan sebuah lagu dari band dewa 19 yang berjudul aku milikmu.
Coba dengarkanlah sumpahku
(Janji suci) dari hati
Aku cinta kamu
Jangan dengar kata mereka
Yang tak ingin kita satu
Yakinkan aku milikmu
Aku milikmuJalinan cinta tulus suci
Terpadu terikat erat
Jangan terpisah lagi
Waktu 'kan menguji
Cinta kita berduaMungkinkah kumiliki
Cinta seperti ini lagi
Jangan biarkan aku
Kehilangan dirimuSaat semua asik mengikuti alunan suara Reno entah mengapa Paul merasakan sakit di kepala nya dan tanpa sadar hidung nya kini kembali mengeluarkan darah. Tanpa sepengetahuan siapapun kini Paul memilih untuk pergi menjauh dari teman-temannya.
Sabila yang melihat kepergian Paul pun Ia langsung menyusul nya. "Eh gue ke toilet dulu yah." Pamit Sabila pada Elisa dan juga Novia.
Kepergian Paul dan juga Sabila sebenarnya sangat menganggu pikiran Reno, ya Reno mulai curiga dengan keadaan Paul apalagi mengingat perkataan Paul di kafe saat itu bahwa hidup nya tidak akan lama lagi. Reno memutuskan untuk mencari keberadaan Paul dan meminta izin pada Elisa.
"Ca aku ke kamar dulu yah. Aku harus kirim email ke sekretaris ku sebentar." Pamit Reno pada Elisa dan mendapat anggukan dari sang empunya.
Kini tinggal Elisa, Novia, Ara, yoga dan juga Daniel yang masih berada di gazebo. Mereka membicarakan apapun yang bisa mereka bahas sembari menghabiskan beberapa cemilannya.
Sementara Reno yang berusaha mencari keberadaan Paul di dalam Vila kini Ia mendengar suara keributan di dalam kamar. Reno mendekatkan telinga nya berusaha mendengar pembicaraan Yang ada di dalam kamar tersebut.
"Ro sekarang kamu jujur sama aku. Kenapa sekarang kamu sering banget mimisan gini sih?" Ucap Sabila sambil membantu Faro membersihkan kan darah yang mengalir di hidung nya.
"Bil please tinggalin aku sendiri aku bisa atasin semua nya sendiri." Jawab Faro meminta Sabila untuk pergi.
"Enggak yah Ro aku gaakan ninggalin kamu dengan kondisi kamu yang kaya gini. Sekarang kamu jujur sama aku apa perkembangan sakit kamu ro?" Tanya Sabila tegas sembari memegang kedua lengan Faro di hadapan nya dan menatap matanya.
Dengan tubuh yang melemah Faro menjatuhkan tubuhnya terduduk di atas kasur. "Kanker aku udah stadium akhir bil hidup aku udah gak lama lagi. Jadi stop kamu peduli sama aku bil, itu semua percuma hidup aku udah hancur orang tua ku hancur, bahkan cinta pertama ku udah hilang bil Elisa udah bahagia." Tangis Faro pecah dengan kepalan tangan yang menutupi wajahnya. Menahan sakit di kepalanya membuatnya ingin menyerah.
Sabila terpaku diam ketika mendengar ucapan Faro mengetahui fakta keadaan yang bahkan Ia tidak sanggup mendengar nya dan juga kesakitan nya tentang cintanya pada Elisa. Namun Sabila tidak mau menyerah Ia mendudukkan diri nya di samping Faro dan memeluk nya dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa? (Completed)
Genç Kurgu" Aku bisa memilih untuk mencintai siapapun, tapi tuhan telah menciptakan takdir ku sendiri." Elisa Arumi Salsabil. " Mengapa harus ada kata sahabat di antara rasa yang tumbuh setiap harinya ca?" Pauli Adriansyah Faro. " Jika aku bisa memilih takdir...