Janji suci

621 43 5
                                        

Elisa mematut dirinya di depan cermin. Melihat dirinya sudah berbalut kebaya berwarna putih tulang. Elisa merapikan veil yang menjuntai di lengan kanannya kemudian menatap kembali dirinya di depan cermin dengan nanar.

Wajah nya yang sudah di poles dengan make-up membuat nya bertambah cantik berkali lipat. Elisa tersenyum pada seseorang makeup artist yang sudah memoles wajah nya menandakan bahwa Ia puas dengan make up yang wanita itu buat di wajahnya.

Setelah kepergian makeup artis di kamar nya tersebut, Elisa kembali menatap dirinya di cermin. Menatap nya dengan nanar, Ia tidak menyangka di usia nya masih terbilang muda sebentar lagi akan menjadi sorang Istri dari seorang Reno Parulian Atmajaya laki-laki yang pertemuannya sudah di gariskan oleh takdir. Siapa sangka seorang anak laki-laki yang dulu berlari kencang dan menabrak dirinya di Bandara hingga terjatuh saat Ia harus berpisah dengan sahabat nya Pauli Adriansyah Faro kini akan menjadi suaminya. Dimana Elisa harus mengabdikan dirinya pada Reno sampai maut yang memisahkan Aamiin.

Mengingat momen-momen tersebut dimana Ia bertemu secara tidak sengaja di sebuah bandara dimana Elisa harus mengikhlaskan kepergian sahabat nya untuk pindah ke luar negri dan kini Elisa akan menikah dengan Reno tanpa kehadiran sahabat nya Pauli Adriansyah Faro. Ada rasa sesak di hati Elisa, air mata yang Ia tahan rasanya sudah tidak mampu Ia bendung, hingga akhir nya tetesan demi tetesan air mata bahagia sekaligus sedih itu mengalir di pipi nya. Hari bahagia nya namun sahabat kecil nya sudah tidak ada lagi di samping nya.

"Elisa!" Elisa menoleh kemudian tersenyum, sahabat nya Sabila dan juga Novia datang bersamaan memakai pakaian yang senada.

Sesuai dengan janji Sabila Ia akan kembali ke Indonesia saat sahabat nya Elisa dan juga Reno menikah.

"Sab gue kangen." Ucap Elisa merentangkan tangannya berharap Sabila memeluknya, mencurahkan rasa rindu mereka yang sudah berbulan-bulan tidak bertemu.

"Gue juga! Gue ikut bahagia sa di hari bahagia lo." Ucap Sabila memeluk Elisa dengan erat. Sama hal nya dengan Elisa, Sabila pun sangat merindukan Elisa. Seseorang yang dengan sengaja Sabila cari tahu tentang nya dan kini sudah menjadi sahabat nya.

"Ekheemm kalian ga inget gue?" Ucap Novia memecah kan adegan saling peluk tersebut. "Udah dong pelukannya! Kita foto bertiga dulu, ayok cepat sebentar lagi acaranya di mulai." Lanjut Novia mengomel sambil mengatur posisi kamera.

Kemudian mereka bertiga mengambil gambar bertiga dan juga saling bergantian. Saling berfoto dengan Elisa. Elisa hanya tersenyum melihat tingkah kedua sahabat nya tersebut.

Setelah menyelesaikan acara ber foto tersebut mereka bertiga duduk di pinggir kasur dengan tangan yang saling bertaut. Menunggu seseorang di luar sana yang akan mengucapkan janji suci nya di depan orang tua Elisa dan juga di depan para tamu undangan. Elisa menggenggam erat tangan-tangan sahabat nya , menyalurkan betapa tegang nya diri nya menunggu Reno mengucap kan ijab kabul nya. Sabila dan juga Novia pun merasakan rasa tegang yang Elisa rasakan, tak henti nya mereka mengusap punggung tangan Elisa berusaha menenangkan nya bahwa semua nya akan berjalan dengan lancar.

"SAH"

Suara itu terdengar sangat nyaring, seketika Air mata Elisa luruh menandakan rasa haru dan bahagia nya karena kini Ia sudah sah menjadi seorang istri. Begitu pula dengan Sabila dan juga Novia merasakan rasa haru dan bahagia karena kini sahabat nya akan menjalani bahtera hidup rumah tangga dengan seseorang yang Ia cintai. Mereka bertiga saling berpelukan menumpahkan rasa haru dan bahagia nya bersama.

"Kita ke bawah yu? Kita samperin suami lo sa." Ucap Novia kembali menggenggam tangan Elisa.

Sabila berada di sebelah kanan Elisa dan Novia berada di sebelah kiri Elisa. Mereka berjalan menuruni anak tangga dengan perlahan. Senyuman merekah telah terlihat dari ketiganya. Dekorasi indah telah menghiasi pinggiran tangga dan juga seisi gedung tersebut. Hiasan bunga-bunga berwarna putih yang di kombinasikan dengan warna ungu muda membuat nya semakin terlihat indah. Sudut demi sudut ruangan sangat terlihat indah semuanya berhasil sesuai dengan wedding dream yang Elisa dan juga Reno inginkan.

Mengapa? (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang