Satu bulan berlalu hari ini adalah hari pertama Elisa melaksanakan maba di kampus pilihannya. Sepanjang malam Elisa tidak bisa tidur karena kepikiran bagaimana besok nasib nya sebagai anak maba yang dimana banyak isu bahwa anak maba akan banyak di kerjai oleh para senior nya.
Pagi telah tiba Elisa bagun dari tidur nya dan segera melaksanakan mandi dan solat subuh. Setelah siap Ia langsung turun kebawah untuk melaksanakan sarapan pagi. Hari ini orang tua nya tidak ada di rumah karena sedang keluar kota karena pekerjaan.
Saat sedang duduk di depan cermin sambil memoles make up tipis nya yang di temani bingkai foto berisi foto Elisa dan Paul ketika kecil. Tidak hanya di meja riasnya tapi Elisa juga memajang foto nya bersama Paul di beberapa titik di kamarnya seperi di meja samping kasurnya dan di dinding tembok kamarnya. Dari Foto mereka kecil sampai mereka beranjak remaja. Hampir setiap hari Ia selalu bercerita dengan foto-foto tersebut bercerita hal random, sedih dan bahagia Ia selalu menceritakan nya. Bagaimana tidak dari kecil Elisa dan Paul tidak pernah terpisahkan mereka seperti adik kakak sungguhan karena postur tubuh nya yg tinggi dan beberapa hobi nya yang sama seperti film kartun kesukaan nya upin ipin dan hobi nya yang suka menyanyi.
Pagi ini pagi yang sangat Elisa tunggu namun pagi yang sangat menegangkan juga bagi Elisa. Karena Ia akan melaksanakan kegiatan maba di kampusnya. Sebelum Ia turun untuk sarapan ia selalu menyempatkan untu menyapa Paul lewat foto yang ada di meja rias nya.
"Hai ul. Lo apa kabar ul gue mau cerita hari ini hari pertama gue maba doain gue yah Pauli semoga selama maba hidup gue masih aman damai sampe gue sarjana nanti."
"Hehe makasih doanya Pauli." Ucap Elisa. Haha dia yang nanya dia juga yang jawab guys.
Setelah itu Ia segara turun ke bawah untuk sarapan.
"Lupa masak lagi gue malam yaudah makan roti aja deh." Ucap Elisa sambil mengoleskan slai coklat.
Namun Elisa teringat belum menghubungi kekasih nya untuk meminta antar ke kampus di hari pertamanya. Dan segera Ia menelpon Tama untuk meminta antar.
Calling
Tama ku 💜
(Tut tut tut nomor yang anada tuju sedang tidak aktif)"Ah kemana sih kamu tam bisa telat nih gue. Yaudah lah bawa motor aja bawa mobil juga takut macet." Ucap Elisa sambil mengunci pintu rumahnya.
Elisa langsung menaiki motor Scoopy nya dengan menggunakan helm kuning. Sesampainya di kampus Elisa langsung memarkirkan motornya dan langsung bergabung dengan anak-anak maba yang sedang duduk di lapangan. Untung saja acaranya belum di mulai karena para panitia maba sedang briefing.
"Hai lo baru dateng?." Tanya wanita disebelah nya.
"Eh iya gue baru dateng. Ini belom mulai kan yah?" Tanya Elisa.
"Belum kayanya masih briefing."
" Oh iya oke. Eh kenalin gue Elisa." Jelas Elisa sambil mengulurkan tangannya.
"Oh hai gue Novi. Lo ngambil apa?" Tanya Novi.
"Penyajian musik. Lo apa?" Tanya Elisa.
"Weh sama kita el." Jawab Novi dan langsung mengangkat tangannya untuk bertos ria.
"Haha wah asik nih temenan kita nov." Jawab Elisa menyambut tangan Novia.
"Haha siap el."
Acara maba pun di mulai dan di awali dengan doa dan perkenalan untuk perwakilan dari seluruh peserta maba. Selama kegiatan berlangsung Elisa dan Novi selalu bersama. Elisa yang mudah bergaul bertemu dengan Novi yang sama persis dengannya hanya saja Novi lebih girly dibandingkan dengan Elisa yang sedikit tomboi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa? (Completed)
Ficção Adolescente" Aku bisa memilih untuk mencintai siapapun, tapi tuhan telah menciptakan takdir ku sendiri." Elisa Arumi Salsabil. " Mengapa harus ada kata sahabat di antara rasa yang tumbuh setiap harinya ca?" Pauli Adriansyah Faro. " Jika aku bisa memilih takdir...