Temani aku sampai akhir ca

463 39 5
                                    

Persahabatan yang tumbuh menjadi cinta bagaikan sebuah simfoni, di mana nada-nada kepercayaan, pengertian, dan kasih sayang selaras untuk menciptakan melodi kebersamaan yang indah. Benar kata orang tidak ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan tanpa melibatkan perasaan satu sama lain, dan Elisa merasakan itu, dulu. Bohong jika Elisa tidak pernah menyukai sosok Paul yang menjadi sahabat kecil nya selama ini, bohong jika tidak pernah ada rasa cinta yang Elisa miliki saat Ia bersama dengan sahabat nya itu. Dulu, Elisa sangat menyukai sosok laki-laki yang menjadi sahabat nya tersebut, saat remaja Ia sangat menyukai sosok Paul namun rasa takut nya begitu besar, Ia takut Paul pergi menjauh dan membencinya, maka dari itu Elisa lebih memilih untuk menyimpan nya diam-diam, menyukai nya diam-diam, dan memendam cinta nya sendirian.

Bahkan saat hari perpisahan itu tiba dimana Paul harus mengikuti orang tua nya untuk pindah negara Elisa merasakan hancur di hati nya. Dimana Ia harus kehilangan sahabat sekaligus cinta pertama nya. Berdiam diri di kamar dan menangis adalah caranya untuk menuntaskan kekecewaan nya kepada diri sendiri. Sampai akhirnya ada seseorang yang mampu mengalih kan perhatian nya saat Ia sekolah dan bertemu sosok laki-laki bernama Tama. Ia pikir sosok laki-laki yang bisa menjadi pelindung sekaligus Ia bisa menempatkan cintanya namun lagi-lagi pikiran nya salah, Tama tidak sebaik itu bahkan Ia telah menorehkan luka di hati nya.

Sampai akhirnya Ia bertemu dengan sosok laki-laki dingin, galak, namun tanpa sadar Elisa bisa menaruh hati nya kepada sosok laki-laki tersebut bahkan bisa menggantikan sosok Paul sebagai sahabat dan juga cinta nya. Ya Reno, Reno laki-laki yang mampu membuat nya bisa percaya lagi akan yang namanya cinta setelah mendapatkan luka dari mantannya kekasih nya Tama.

"Sayang kamu udah siap kan?" Aku sama papi otw jemput kamu yah? Tapi papi beda mobil sama aku." Ucap Reno di balik sambungan telfonnya.

Elisa sudah berias diri di depan cermin miliknya. Hari ini adalah hari wisuda kekasihnya. Meskipun dengan kesibukan pekerjaan nya dan juga kuliah nya bahkan Reno yang selalu menemani Elisa di setiap keadaan yang akhir-akhir ini menempa dirinya namun Ia berhasil lulus dengan tepat waktu. Tidak ada kata lain selain bangga yang Elisa rasakan saat ini. Ia berharap laki-laki nya itu akan menjadi hebat dimasa depan. Seperti menjadi suami terbaik untuk Elisa mungkin hehe.

"Sayang kamu dimana?" Panggil Reno setelah memasuki rumah Elisa.

"Iya sebentar Ren." Jawab Elisa dari lantai dua tepat dikamar nya.

Elisa menuruni anak tangganya untuk menghampiri Reno yang sudah menunggu nya di bawah. Dengan mata yang berbinar Reno menatap Elisa lekat. melihat keindahan yang selama ini selalu Ia kagumi. Cantik, hanya itu yang mampu terucap dari bibir Reno. Meskipun Elisa tidak seperti mantan-mantan nya yang sexy dan glamor namun bagi Reno Elisa tetap menjadi pemenang nya. Hijab yang menutupi rambut nya akan selalu menjadi pusat kekaguman Reno kepada kekasih nya tersebut.

"Papi mana?" Tanya Elisa sembari melihat ke arah lain mencari keberadaan papi Reno.

"Sayang ko langsung nyari papi? Kamu ga liat aku udah ganteng gagah gini?" Kesal Reno karena lolos dari perhatian Elisa.

"Iya ganteng. Kata kamu tadi berangkat sama papi ko ga di ajak masuk?"

"Papi aku suruh jalan duluan ca kan beda mobil juga ngapain aku ajak papi kesini? Mending aku suruh jalan duluan aja biar ga ribet." Jawab Reno dengan wajah nya yang di tekuk.

"Ck yaudah ayok berangkat." Ucap Elisa mengaitkan gandengan tangannya dengan Reno.

"Sayaaanngg." Panggil Reno dengan nada manjanya.

"Apa sih?"

"Peluk dulu kek ca." Jawab Reno sambil merentangkan tangannya.

Elisa menghembuskan nafas nya sedikit kasar. Bukannya Ia tidak mau menyambut pelukan dari Reno. Namun jika sudah mode manja seperti ini Elisa seperti memiliki bayi besar yang manja nya tidak ketulungan.

Mengapa? (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang