Dengan penuh tergesa Reno memasuki mobilnya berusaha mengejar Elisa yang sudah pergi menaiki taksi. Reno merutuki dirinya bisa-bisa nya Ia menerima ciuman dari mantan kekasih nya. Sosok Anggi mantan Reno yang Elisa tahu betul kisah nya membuat Reno semakin khawatir dan berusaha memikirkan bagaimana caranya Ia akan menjelaskan nya pada Elisa. Saat mengemudi sial nya Reno kehilangan taksi yang di tumpangi Elisa. Pikirannya semakin gusar Ia mengambil handphone nya dan mencari nomor Elisa untuk Ia telfon, namun nihil sudah tujuh kali Reno menelpon selalu di reject dan sekarang ponsel Elisa tidak aktif. Reno kembali menjalankan mobil nya Ia memutuskan untuk ke rumah Elisa berfikir bahwa Elisa akan pulang.
Butuh waktu tiga puluh menit kini Reno sudah berada di rumah Elisa. Ia segera memasuki rumah Elisa dan menanyakan ya kepada Bi Marni pembantu Elisa.
"Bi Elisa udah pulang?" Tanya Reno.
"Belum den, tadi kan pergi sama den Reno." Jawab Bi Marni.
Reno mengusap wajah nya kasar. "Bi kalau Elisa pulang tolong telfon saya yah bi, saya mohon."
"Iya siap den."
Reno kembali menjalankan mobilnya berusaha mencari keberadaan Elisa. Saat fokus berkendara tiba-tiba Ia mendapatkan notif pesan dari Novia sahabat Elisa.
"Lo ada masalah sama Elisa? Jelasin deh jangan buat sahabat gue nangis. Kalau bener Lo selingkuh batalin pernikahan kalian!" Ketik Novia dalam pesan tersebut.
"Salah paham Nop. Elisa sama Lo? Dimana? Gue samperin biar gue jelasin semuanya." Balas Reno.
"Di rumah gue lagi nangis dia." Balas Novia.
Setelah mengetahui keberadaan Elisa Reno segera pergi menuju rumah Novia dan berusaha untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
"Nov dimana Elisa?" Tanya Reno saat sudah tiba di rumah Novia.
"Wih salam dulu kali Ren." Ucap Daniel.
"Di kamar gue, gue suruh istirahat dia. Naik aja pintu pertama dari tangga." Jelas Novia membiarkan agar Reno bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada Elisa. Karena bagaimana pun jika memang salah paham seharusnya semua nya akan baik-baik saja.
"Oke gue izin Nov." Pinta Reno dan meninggal kan Novia dan juga Daniel yang sedang menonton tv.
Reno membuka pintu kamar Novia yang tidak terkunci, Ia melihat Elisa yang sedang tidur dengan posisi menyamping. Reno menghampiri Elisa dan duduk tepat di sebelah Elisa, ia naikkan selimut nya untuk menutupi tubuh Elisa. Reno menatap Elisa dalam dan membenarkan hijab nya yang sedikit terbuka sehingga terlihat leher Elisa sedikit
"Sayang maafin aku udah buat kamu nangis." Ucap Reno mengusap punggung tangan Elisa.
Merasa tidur nya terusik Elisa membuka mata nya perlahan. Ia terkejut saat melihat Reno yang kini sudah ada di hadapan nya. "Kamu ngapain disini?" Tanya Elisa dan membalikkan tubuh nya untuk membelakangi Reno.
"Ca kita ngobrol dulu yah? Biar aku jelasin semua nya. Kamu cuma salah paham sayang." Ucap Reno penuh dengan kelembutan.
"Salah paham sampe dapet ciuman dari mantan gitu maksud kamu?" Jawab Elisa ketus.
"Bangun dulu yuk aku jelasin semuanya. Ini ga seperti apa yang kamu pikirin ca."
Elisa bangkit dari tidur nya dan mendudukkan dirinya menyandarkan punggung nya pada dipan.
"Ga seperti apa yang aku pikirin apa sih? Aku tahu yah cerita kamu sama mantan kamu itu. Jelas-jelas dia cium kamu Reno di depan mata aku sendiri. Kamu pikir aku ga kecewa? Aku ga sakit liat nya?" Sahut Elisa penuh dengan emosi dan juga air mata nya yang sudah membasahi pipinya.
"Oh salah aku gak tahu apa-apa, aku ga tahu apa aja yang udah kamu lakuin sama mantan kamu itu." Lanjut Elisa masih dengan air mata nya.
Reno masih diam mendengar kan apa yang Elisa curahkan dalam hati nya. Ia ingin Elisa bisa mencurahkan amarah nya sebisa mungkin.
"Kita tuh udah mau nikah Reno. Kalau kamu emang masih belum bisa lupain dia silah kan. Jangan sakitin aku kaya gini, kamu mau batalin pernikahan kita dan nikah sama dia? Tinggalin aku jangan pernah main di belakang aku. Aku lebih baik gagal Sekarang dari pada setelah nikah nanti Reno." Ucap Elisa yang diiringi isakan tangisnya. Ah sial Elisa ini masih seperti ini aja hati nya sudah lemah bahkan untuk menahan tangis nya saja begitu susah untuk Elisa.
"Suut sayang." Reno mengambil kedua tangan Elisa dan mengelus nya lalu menghapus air mata di wAjah Elisa dengan tangan nya. "Gak ada yang mau batalin pernikahan kita ca."
Reno menarik nafas nya dalam sebelum kembali menjelaskannya. "Sayang kejadian tadi aku pun sama sekali gak tau. Anggi yang tiba-tiba nyamperin aku dan langsung duduk di sebelah aku terus langsung cium aku, aku ga liat dia karena aku lagi main game dan mata aku fokus ke hp ca. Aku berani sumpah sama kamu ca aku gaada hubungan apa-apa lagi sama Anggi tadi aku gak tau kenapa dia juga bisa ada di butik, dan tiba-tiba nyamperin aku gitu aja." Jelas Reno sambil mengelus tangan Elisa.
Reno mengangkat tangan sebelah nya Ia kerahkan untuk menghapus air mata di pipi Elisa. "Sayang dulu aku memang brengsek, tapi aku berani sumpah aku ga pernah kelewat batas saat pacaran. Aku punya mami meskipun mami aku udah gaada dan suatu saat nanti aku akan punya anak perempuan ca dan aku ga mau anak aku di rusak sama orang lain. Dan aku selalu jadikan itu prinsip aku, se brengsek - brengsek nya aku hidup aku gaakan merusak perempuan. Kamu harus percaya itu."
Elisa menatap Reno mencari kebohongan di mata teduh Reno, namun sialnya Ia tidak melihat itu di mata nya. Namun mendengar penuturan Reno entah mengapa Elisa sangat yakin dengan penjelasan yang di berikan oleh kekasihnya tersebut.
Elisa menyunggingkan senyumannya. "Kamu ga lagi bohong kan?" Ucap nya seketika menghilangkan senyuman di wajah nya berganti dengan bibir nya yang di tekuk.
"Engga sayang. Emang keliatan di muka aku kalau aku bohong?" Tanya Reno dan mendapat gelengan dari Elisa.
"Tapi tetep aja pipi kamu udah di cium sama cewek lain." Sahut Elisa dengan bibir nya yang di tekuk.
"Oke tunggu." Ucap Reno dan pergi meninggalkan Elisa berjalan menuju toilet yang berada di kamar Novia.
Elisa kebingungan mengapa kekasih nya itu pergi ke toilet.
"Kamu ngapain?" Tanya Elisa saat Reno sudah keluar dari toilet.
"Cuci muka biar bekas ciuman cewek lainnya ilang." Jawab Reno dan kembali duduk.
Elisa tersenyum melihat tingkah kekasih nya tersebut. Ia ambil tissue yang berada di meja tepat di sebelah nya dan mengelap wajah Reno dengan tissue di tangannya.
"Kamu harus percaya sama aku yah ca? Pokonya nanti kalau ada kesalahpahaman antara kita. Kita boleh marah, boleh kecewa tapi jangan sampe kita gamau dengar penjelasan nya." Ucap Reno sambil menatap Elisa yang sedang mengelap wajahnya.
Elisa mengangguk. "Iya maafin aku juga yah tadi karena gamau denger penjelasan kamu tapi aku malah kabur gitu aja."
"Gapapa sayang itu wajar ko." Jawab Reno dan mendapat senyuman dari Elisa.
"Udah yuk pulang masa mau numpang di kamar Novia? Nanti yang ada menguji iman aku kalau disini terus." Ucap Reno dengan muka tengil nya berniat untuk meledek Elisa.
Cup
Tanpa aba-aba Elisa memberikan kecupan di pipi Reno. "Biar ke ganti sama bekas ciuman aku." Ucap Elisa dan segera bangkit dari duduk nya.
"Ca aku milik mu."
To be continue....
Jangan lupa vote dan komen nya guys..
Arsya & Aruna besok yaaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa? (Completed)
Roman pour Adolescents" Aku bisa memilih untuk mencintai siapapun, tapi tuhan telah menciptakan takdir ku sendiri." Elisa Arumi Salsabil. " Mengapa harus ada kata sahabat di antara rasa yang tumbuh setiap harinya ca?" Pauli Adriansyah Faro. " Jika aku bisa memilih takdir...