Kerikil

524 29 5
                                        

Tiga bulan berlalu kini hanya tinggal menghitung hari menuju hari pernikahan Elisa dan Reno. Ya tepat sehari setelah Reno melamar Elisa di sebuah restoran berbintang, keesokannya Reno langsung meminta izin kepada orang tua Elisa yang kebetulan baru saja kembali dari Jogjakarta. Dengan penuh keberanian Reno membawa sang papi untuk melamar Elisa. Tentu atas persetujuan Elisa, pasal nya memang Elisa ingin menyelesaikan kuliah nya dahulu, namun entah mengapa pikiran Elisa seketika berubah Ia tidak ingin kehilangan Reno seperti Ia harus kehilangan sahabat nya Paul.

Tepat tujuh hari lagi Elisa dan Reno akan mengubah status nya menjadi suami istri. Rasa campur aduk yang mereka rasakan saat ini.

"Sayang nanti kamu mau punya anak berapa?" Tanya Reno yang kini sedang membaringkan kepalanya di atas paha Elisa.

"Ck udah ngomongin anak aja deh." Sahut Elisa sambil mengelus rambut Reno dengan jari jemarinya.

"Yah gapapa sayang kita kan harus punya rencana buat kedepannya dong."

"Aku takut Ren."

Reno bangkit dan mendudukkan dirinya di sofa tepat di sebelah Elisa. "Takut kenapa?"

Elisa terdiam. Masa gue harus jujur Reno kalau kata orang malam pertama itu sakit. Ish ga peka banget. Batin Elisa.

"Ca ko diem? Kamu takut kenapa?" Tanya Reno kembali memegang kedua tangan Elisa.

"Aku boleh minta sesuatu ga sama kamu?" Tanya Elisa dengan menundukkan kepalanya.

"Boleh dong sayang, kamu mau apa? Aku beliin."

"Ishh bukan itu Renooo."

"Iyah terus apa ca?"

Elisa melirik ke sekeliling nya melihat apakah ada orang atau tidak.

"Nanti kalau udah nikah kita tidur nya pisah dulu yah." Ucap Elisa dengan suara intonasi yang di pelankan agar tidak ada yang mendengar pembicaraan nya dengan Reno.

"Hah? Ko gitu? Kenapa?" Tanya Reno terkejut mendengar permintaan Elisa.

"Ehmm kata orang malam pertama sakit banget." Ucap Elisa dengan sangat pelan.

Reno yang mendengar jawaban Elisa pun seketika tertawa mendengar nya.

"Ish ko ketawa sih?"

"Engga engga maaf sayang. Kamu kata siapa itu?" Tanya Reno berusaha menahan tawanya.

"Aku liat di fyp tiktok di postingan orang terus aku baca komennya katanya pas malam pertama itu sakit banget." Jawab Elisa dengan polosnya.

Reno yang mendengar nya lagi-lagi berusaha menahan tawanya. Wanita nya ini sangat terlihat polos namun begitu menggemaskan bagi Reno.

"Sayang denger yah kalau kita udah menikah itu memang udah kewajiban kita sebagai suami istri melakukan itu. Tapi kalau misalkan kamu belum siap aku akan tahan dan gaakan sentuh kamu, tapi bukan berarti kita ga boleh tidur satu ranjang. Sampai kapan pun aku ga mau kalau harus pisah ranjang sama kamu." Jelas Reno penuh dengan tatapan teduh nya Ia menjelaskan kepada calon istri nya tersebut.

"Aku memutuskan nikah sama kamu bukan karena nafsu ca. Aku nikah sama kamu karena aku butuh kamu, aku mau kamu, aku mau selamanya di temani sama kamu. Jadi kamu gausah takut yah? Bilang sama aku kalau kamu belum siap ngelakuinnya aku gaakan maksa kamu." Lanjut Reno mengelus tangan Elisa.

Elisa tersenyum mendengar penjelasan Reno. "Makasih yah kamu udah ngertiin aku."

"Iya tapi kalau ciuman kamu ga boleh nolak aku." Ucap Reno dengan lantang juga tatapan nya yang tajam.

"Ishh sama aja mesum dasar." Sahut Elisa memukul tangan Reno.

"Haha bercanda sayang."

"Ca aku laper."

Mengapa? (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang