Faro sudah berada di rumah sakit untuk melaksanakan kemoterapi pertamanya. Di temani mama dan papa nya. Di sebuah ruangan rumah sakit Faro sudah tertidur di atas brangkar rumah sakit dengan selang infus di tangannya. Menjalani beberapa rangkaian kemoterapi membuat nya akan ada beberapa efek samping setelahnya seperti merasa mual, nyeri di badan, mata yang memburam sesaat, serta rambut yang akan rontok seiring nya menjalani kemoterapi. Faro sudah tau semua itu Ia tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya ingin sembuh dari sakit nya meskipun Ia sendiri lelah dengan semuanya namun Faro tidak ingin mengecewakan orang-orang yang selama ini menyayanginya. Faro ingin menjadi laki-laki kuat seperti dulu tidak lemah seperti sekarang.
Setelah melaksanakan kemoterapi Faro harus menetralkan tubuhnya selama beberapa jam kedepan. Betul saja efek nya langsung terasa oleh Faro seperti sekarang Ia merasa sangat mual.
Sementara Elisa yang sedang melaksanakan kuliahnya mendapatkan kabar bahwa Reno kecelakaan. Ya setelah mengantar Elisa ke kampus Reno langsung berangkat ke kantor namun tiba-tiba saat mengendarai mobilnya Ia terpaksa membantingkan setirnya karena ada seorang anak kecil yang tiba-tiba menyebrang sehingga Reno menabrakkan diri nya ke sebuah pohon besar sehingga terdapat luka di kepala Reno karena terbentur setir yang sangat kuat.
Elisa bergegas menuju rumah sakit untuk menghampiri kekasihnya tersebut dengan tergesa. Melewati lorong rumah sakit mencari ruangan Reno berada. Setelah menemukan ruangan nya Elisa langsung memasukinya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Ren.. kamu gapapa?" Tanya Elisa ketika memasuki ruangan Reno dengan tergesa dan nafas yang masih tersengal.
"Yaampun sayang ngagetin aja ketuk pintu dulu kan bisa." Jawab Reno yang terduduk di atas brangkar.
"Ish kamu aku khawatir banget tau. Ko bisa kamu kecelakaan gini? Kamu mabuk?" Tanya Elisa berdiri di samping brangkar Reno.
"Sembarangan banget kalau ngomong. Tadi aku menghindar ada anak kecil yang nyebrang sembarangan jadi aku banting setir kena pohon gede. Tapi gapapa ko ca aman sayang." Jelas Reno.
"Bikin kaget aja kamu tuh. Mana yang sakit?" Tanya Elisa.
"Ini aja sayang kepala ku harus di perban tadi lumayan luka nya tapi udah di obatin ko." Jawab Reno menunjukkan kepalanya yang di perban.
"Yaampun syukur deh aku lega. Kamu ga sampe lupa ingatan kan Ren?" Tanya Elisa sambil melihat luka di kepala Reno.
"Engga lah sayang masa iya aku lupa ingatan emang nya kamu mau? Aku ga inget kamu lagi?" Tanya Reno.
"Ya jangan lah sembarangan banget kalau ngomong." Jawab Elisa kesal.
"Permisi." Ucap dokter memasuki ruangan. "Boleh saya cek dulu yah sebentar." Lanjut dokter.
"Boleh dok." Jawab Elisa.
"Oke udah aman ko tinggal penyembuhan aja nanti saya resep kan obat nya yah sama jangan lupa perban nya harus di ganti setiap hari." Jelas Dokter. "Hari ini juga udah boleh pulang yah nanti boleh di selesaikan administrasi nya dan obat nya bisa di ambil di farmasi rumah sakit." Lanjut dokter memberikan kertas resep nya kepada Reno.
"Oke dok makasih." Jawab Reno.
"Mari saya permisi dulu." Pamit dokter dan berlalu dari ruangan.
"Sini aku ambil obat nya sekalian urus administrasi nya." Ucap Elisa.
"Gapapa sayang? " Tanya Reno.
"Iya gapapa dong sini mana resep nya?" Tanya Elisa.
"Nih sama kartu debet ku kamu masih inget kan?" Tanya Reno.
"Pakai kartu aku aja Ren aku pengen banget yah biar aku yang urus yah." Pinta Elisa.
"Boleh sayang tapi tetep harus pake kartu aku. Nih sana udah keluar cepet balik lagi aku kangen." Jawab Reno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa? (Completed)
Fiksi Remaja" Aku bisa memilih untuk mencintai siapapun, tapi tuhan telah menciptakan takdir ku sendiri." Elisa Arumi Salsabil. " Mengapa harus ada kata sahabat di antara rasa yang tumbuh setiap harinya ca?" Pauli Adriansyah Faro. " Jika aku bisa memilih takdir...