The Best for Us

116 22 5
                                    

Sandy's POV

"Jadi kita gak perlu ada kelas lagi, kamu gak perlu ajarin aku lagi mulai besok" Oliv mengatakannya dengan sangat yakin. 

Aku mencarinya selama dua hari ini namun ternyata kalimat yang kudengar darinya hanya kami tidak perlu berlajar bersama lagi mulai hari ini. 

Rasanya aneh,  apabila memang harus mengakhiri semua ini,  bukankah harusnya aku yang melakukannya? 

Siang itu, aku masih berharap Oliv berubah pikiran karena dia tidak bisa mengakhirinya sekarang karena masih ada materi pelajaran yang belum sempat kami bahas. Apabila ia kesal karena aku membatalkan janji kami Sabtu kemarin,  maka aku akan meminta maaf.  Untuk seseorang yang jarang sekali melakukannya, kali itu aku melakukannya tanpa berpikir panjang "Aku minta maaf soal itu" ucapku

Tapi ternyata nya keputusannya tetap sama. 

Semuanya terasa lucu. Beberapa menit lalu aku berlari ke kelas ini untuk memastikannya tidak apa apa. Saat menuju kesini, ada banyak sekali penyesalan, ada banyak sekali kalimat maaf, ada banyak hal yang ingin kuperbaiki di hari ini padanya. 

Perasaan kesalku Sabtu lalu sudah hilang. Selesai pulang dari ulang tahun Yosua dan saat Kak Sally memberikan ku hasil test yang Oliv kerjakan, aku sangat menyesal karena aku tidak ada disana membantu mengerjakan soal soal itu. Aku tau soal soal yang kubuat lebih sulit dari apa yang kami pejari. 

Aku menyesal karena aku tidak tau apa yang terjadi padaku Sabtu itu dan secara sengaja mengecewakannya

Dan sekarang, semuanya sudah selesai.. lagi lagi tanpa aku tau apa yang salah

Aku meninggalkannya begitu saja karena ya tidak ada lagi yang harus kami bahas. Jika Oliv ingin semuanya kami sudahi, apa yang bisa kukatakan selain mengikuti maunya? 

Maybe this is the best for both of us. Maybe this confusing feelings and emotions will finally stop. I just hope she can do well in her exam. 



ETERNAL SKIES OF YOU (Dear Sandy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang