"Nanti malam nonton yuk" ajak Rene. "Ayuk" Gio mengiyakan.
Aku menghabiskan sabtu sore ku bersama mereka di La Plancha, menunggu sunset dengan pemandangan pantai yang indah.
Tak hanya pantai yang indah, tapi pemandangan lain di hadapanku. Kevin dan Gio.. Rene dan Nando.
Siang tadi, Rene dan Giro mengajakku bertemu di La Plancha, aku pikir kami akan menghabiskan weekend seperti biasa bersama namun hanya kami bertiga. Tak kusangka, saat aku tiba.. sudah ada Kevin dan Nando juga disana. Kalau aku tau, pasti aku akan pikir ulang untuk datang.
Aku tau Gio sudah suka Kevin dari lama tapi belum ada progress yang signifikan. Nando dan Rene lebih parah, mereka baru dekat karena berada di english club sejak dua minggu lalu.
"Vin kamu sibuk gak? ayo nonton nanti malam bareng bareng" ajak Gio dengan manisnya. Kevin mengangguk "Oke, lagian aku ga ada acara malam ini"
Sekarang giliran Rene "Nando kamu mau ikut juga gak bareng kita?"
Tak hanya Rene, aku juga menjadi penasaran dengan jawaban Nando karena jawabannya akan mempengaruhi kebahagiaan Rene sampa akhir minggu ini.
"Boleh. Uda lama juga ga nonton" jawab Nando. Rene kegirangan.
"Jadi aku pesan 5 tiket ya" Rene mulai membuka aplikasi di handphonenya
"4 tiket aja. Aku ga bisa ikut. Sorry" bukan karena mau melarikan diri dari double date mereka, tapi aku ada jadwal belajar dengan Sandy malam nanti
"Lah kenapa? Tumben gak bisa ikut?" Gio menatap ku heran. "Iya dih aneh banget" tambah Rene
"Gara gara kita ikut ya?" Kevin terlihat tak enak padaku
"Bukan bukan, beneran... aku ga bisa. Uda ada janji malam nanti sama mama papa" pada akhirnya aku berbohong.
Gio dan Rene terlihat sedikit kecewa namun pada akhirnya paham
"Maaf..." aku memasang wajah menyesal
"Yauda deh.. jadi kita berempat aja ya" Rene melihat kearah tiga lainnya. Mereka menyetujui.
Aku menarik nafas lega saat mereka tak menanyai ku lebih jauh
Kami kembali menikmati angin sore denpasar
"Brian mau ke sini" ucap Nando sambil melihat ke ponselnya. "Aku bilang kita lagi disini, dan bilang ada kamu juga. Hahaah terus mau nyusul" Nando melirikku.
"Ciyeee ciyeee" Gio dan Rene mendorong badanku pelan
"Syukurla aku ga jadi nyamuk sendirian" ledekku pada mereka. Aku melihat wajah Gio dan Rene memerah, Kevin menunduk malu.. Nando satu satunya yang sepertinya tak memiliki ide dengan apa yang kumaksud.
Aku hanya tersenyum sambil menyenggol lengan Rene "PR kamu banyak. Orangnya kayanya ga peka" bisikku pada Rene. Rene hanya mengangguk lemas.
Kami tertawa bersama kemudian.
Sore itu kami menghabiskan waktu berbincang tentang banyak hal. Aku akhirnya tau kalau Kevin itu sebenarnya asli Surabaya, orang tuanya pindah ke Denpasar karena papanya pindah tugas. Dia juga bilang keluarganya sering berpindah karena pekerjaan papanya.
Sementara Nando ternyata teman satu kelas Brian. Papa mereka sama sama dokter. Nando juga sama denganku ingin masuk fakultas kedokteran.
"Kamu mau masuk ke universitas mana?" tanya Nando padaku
"Unand"
"Wahh sama dengan Brian dong. Dia juga rencananya bakal masuk kesana"
"Iya, Brian cerita. Tuan muda gak boleh jauh jauh dari Denpasar" candaku. Brian adalah cucu dari pemilik salah satu rumah sakit terbesar di Bali. Hampir seluruh keturunan keluarganya adalah dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
ETERNAL SKIES OF YOU (Dear Sandy)
Roman d'amour"Jere told me something funny" ucap Sandy Ia lalu menoleh ke arahku, aku melakukan hal yang sama "He said you like me, funny right?" Jantungku seperti berhenti berdetak untuk beberapa detik saat mendengarnya I like you. Andai aku bisa mengatakan...